Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Variasi Tenun yang Sedang Disukai Generasi Z

KOMPAS.com - Tenun saat ini dapat dijumpai dalam wujud yang tidak hanya berupa kain atau busana saja.

Tak heran jika di tengah perubahan tren mode yang begitu pesat, tenun sukses menarik perhatian pangsa pasar di kalangan generasi muda, termasuk Gen Z.

Intan Fauzi, Sekretaris Jenderal Cita Tenun Indonesia mengatakan, tradisi dan cerita di balik tenun itu sendiri adalah salah satu yang membuat tenun diminati oleh generasi muda.

"Tenun itu memberi keunikan dan keterampilan yang sulit ditemui dalam pakaian dan aksesori modern."

"Proses pembuatan tenun dengan teknik pewarnaan alam, memakan waktu lebih lama dan menghasilkan kain tenun dengan kualitas yang baik termasuk daya tariknya."

Demikian kata Intan Fauzi saat ditemui Kompas.com di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Tenun pun tak cuma berbicara soal cerita dan budaya, tetapi juga penggunaan warna alam hingga materialnya dianggap memiliki kesamaan nilai pada Gen Z yang kini juga lebih peduli dengan isu lingkungan.

Lebih lanjut, Intan juga mengungkapkan beberapa hal lain terkait tenun yang disukai Gen Z.

1. Motif yang khas dan kombinasi motif modern

Zaman dulu, kain tenun mungkin memiliki motif yang khas sesuai dengan cerita atau latar budaya di suatu daerah.

Seiring waktu dan mengikuti perkembangan tren, pilihan Gen Z soal tenun kini merujuk pada kombinasi keduanya.

"Misalnya ada tenun dari Palembang, anak-anak muda saya melihatnya suka banget yang ada motif khas gitu, tapi dengan unsur yang lebih light atau modern," kata dia.

Begitu pula dari sisi warna, banyak anak muda yang mencari tenun dengan warna yang sedang tren.

"Misalnya di tahun 2022, kain tenun bernuansa atau berwarna ungu sempat menjadi yang terlaris diborong anak muda," papar dia.

2. Material yang nyaman digunakan

Tenun hadir dalam bentuk pakaian jadi, sehingga bisa digunakan untuk kegiatan sehari-hari.

Sementara Gen Z, mempunyai selera tersendiri soal busana dengan nuansa tenun.

"Anak muda cenderung menyukai tenun sederhana dari material yang ringan, tidak panas. Bentuk siluetnya juga bisa dipakai untuk bekerja atau kegiatan lainnya," tambah Intan.

Selain itu, generasi muda juga menyukai model pakaian dari tenun yang tidak ribet, seperti dijadikan kemeja, blouse atau top hingga outer yang simpel dan tidak berat.

3. Harga yang terjangkau

Melihat proses pembuatannya yang sulit dan membutuhkan waktu serta ketelitian tinggi, tak heran jika harganya pun melambung.

Sementara itu kemampuan atau daya beli Gen Z ini tidak seperti orang dewasa yang mapan.

Tidak sedikit Gen Z yang mencari tenun dengan harga terjangkau.

"Dari sisi harga terlihat banget. Anak-anak muda mungkin memilih tenun tapi yang terjangkau seperti di kisaran Rp 150 ribu atau Rp 350 ribu per meternya," ungkap Intan.

Hal ini pula yang mendorong para desainer, perajin atau penenun menciptakan tenun dengan material tertentu agar produknya bisa dijangkau oleh generasi muda.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/11/10/112424720/variasi-tenun-yang-sedang-disukai-generasi-z

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com