Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Ide Mix and Match Warna Outfit yang Jadi Tren Tahun 2024

KOMPAS.com - Setiap tahun, tren fesyen akan selalu berubah, termasuk soal warna outfit. 

Oleh karena itu, agar tak ketinggalan, kamu juga harus bisa memadupadankan warna-warna tersebut agar bisa dipakai dalam keseharian.

  • 3 Warna Hijab yang Wajib Punya buat Mix and Match
  • 5 Warna yang Diprediksi Jadi Tren 2024, Ada Peach Fuzz

Fashion stylist Erich Al Amin dan Adi Surantha menyampaikan sejumlah ide mix and match (memadupadankan) warna-warna outfit yang tren tahun ini. Apa saja?

Peach fuzz merupakan campuran warna pink (merah jambu) dan jingga sehingga menghasilkan warna yang terkesan lebih lembut dan hangat. 

Agar tak terlihat membosankan, Erich pun memberikan inspirasi ide untuk memadupadankan warna ini agar terlihat lebih stylish dan pop up untuk sehari-hari. 

“Kalau kita memakai warna peach fuzz usahakan bawahannya warna yang masih senada atau ‘temenan’. Kamu bisa pakai warna off white, abu-abu, atau coklat,” tutur Erich. 

Selain itu, ia menyarankan penggunaan aksesori sederhana untuk menjaga kesan ringan yang sesuai dengan warna tersebut. Menurutnya, aksesori tambahan warna senada atau emas akan menambah kesan glamor. 

Masih serupa dengan warna sebelumnya yang berasal dari palet pastel, warna powder blue juga dinilai akan menjadi tren tahun ini. 

“Warna powder blue ini memberi kesan kalem dan sejuk, jadi kamu bisa padukan warna ini dengan warna-warna yang juga senada atau pastel juga,” ucap Erich. 

Ia menyebut, warna-warna yang bisa dipadukan dengan powder blue ini antara lain, putih, pink pastel, beige, dan kuning pastel untuk menimbulkan kesan feminin. 

Menurut Erich, warna Lavender haze merupakan ungu yang berasal dari palet pastel. Dengan demikian, warna ini berbeda dengan ungu biasa. 

Untuk memadukan warna ini, Erich menyarankan untuk menyatukan warna lavender dengan warna putih untuk tampilan klasik.

Bisa juga dipadupadankan dengan warna-warna pastel yang senada, seperti biru dan kuning pastel, untuk kesan lebih feminin. 

Fashion stylist Adi Surantha menyampaikan, warna hijau juga diprediksi akan menjadi tren tahun 2024. 

Untuk ide padu padannya, menurut Adi, kamu bisa mencoba warna-warna yang masih senada. 

“Warna hijau terang, seperti sage sangat bisa dipadukan dengan warna putih, atau warna-warna earthy tone, seperti khaki, beige, atau cream,” ujar Adi kepada Kompas.com, Kamis (18/1/2024). 

Warna-warna tersebut dinilai akan menimbulkan kesan modis dan elegan, namun tetap simpel. 

Warna red dahlia merupakan warna merah yang bold, tetapi ada sentuhan warna coklatnya. 

Merah menunjukkan kesan lebih berani karena lebih mencolok dibanding warna-warna lainnya. 

Erich pun menyarankan agar warna ini dipadukan dengan warna hitam untuk tampilan lebih elegan atau formal.

Jika ingin tampilan yang lebih santai, kamu bisa mengenakan bawahan denim atau jeans, atau diberikan sentuhan warna putih yang kontras guna mengekspos warna merahnya.

Warna terakhir yang diprediksi akan menjadi tren tahun ini adalah russet orange, atau jingga yang serupa dengan warna labu. 

Menurut Erich, warna ini bisa menimbulkan kesan yang positif, kasual, dan relaxed (santai).

“Warna ini bisa dipadukan dengan warna coklat atau khaki, bisa juga dipadukan dengan biru denim untuk look (tampilan) yang kasual. Tetapi jika kamu lebih berani untuk mengenakan pakaian yang lebih bold, bisa disatukan sama ungu atau pink,” jelasnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/01/19/153300020/6-ide-mix-and-match-warna-outfit-yang-jadi-tren-tahun-2024

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com