Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bolehkah Bayi Minum ASI dari Botol Dot?

KOMPAS.com - ASI atau air susu ibu adalah asupan terbaik bagi bayi. Pemberian ASI eksklusif pun dianjurkan hingga bayi berusia enam bulan untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembangnya.

Namun, tidak semua bayi bisa mendapatkan ASI secara langsung dari payudara karena berbagai alasan, sehingga harus minum susu melalui botol dot.

General Manager Sales Marketing Baby Huki, Franciska Puspa Julia mengatakan, proses menyusui secara langsung dari payudara ibu atau breastfeeding adalah pilihan yang paling baik daripada botol.

"Breastfeeding bisa menstimulasi otot-otot sekitar mulut dan lidah. Ini juga memberikan aliran susu yang sesuai dengan kebutuhan, dan aliran susu mengalir atas gravitasi bersama otot-otot wajah terkait," jelasnya dalam acara Baby Huki di Jakarta, Rabu (7/2/2024).

"Sedangkan pada saat minum susu dari botol dot, umumnya kurang menstimulasi otot-otot wajah dan tanpa tenaga, selain itu aliran susu mengalir begitu saja terlalu mudah, posisi lidah juga berada pada posisi yang kurang natural," ujar dia.

Tetapi, dalam kondisi tertentu, seperti ibu yang sakit atau bekerja di luar rumah, mereka mungkin akan memberikan ASI lewat botol.

Karena jika tidak, ibu khawatir si kecil tidak mendapatkan cukup makanan dan mengalami kolik atau menangis tanpa henti.

Lantas, bolehkah bayi minum ASI dari botol dot?

Dikutip dari laman resmi Kemenkes, Kamis (8/2/2024), pemberian ASI perah kepada bayi tidak disarankan untuk menggunakan botol dot.

Dampak yang bisa timbul jika menyusui menggunakan botol dot antara lain, bayi akan lebih tertarik untuk menyusui melalui botol dot dibandingkan melalui payudara ibu. Hal itu terjadi karena menyusui melalui botol dot lebih mudah dilakukan bayi.

Selain itu, Franciska menambahkan, kemungkinan penggunaan botol dot juga bisa menyebabkan pergeseran susunan gigi geligi bayi.

Sebagai solusinya, Baby Huki telah menyediakan dot orthodontic yang menyerupai bentuk puting payudara, sehingga dapat membantu para ibu menyusui bayi dengan botol.

"Dot orthodontic bentuknya gepeng dan lubangnya berada di tengah, yang dapat memberikan kenyamanan bagi si kecil saat menghisap dan menelan," ujar Franciska.

"Dot ini memiliki material extra soft silicone, sehingga memberikan sensasi natural. Kontur yang lembut juga mendukung kerapian susunan gigi geligi dan merangsang ritmik hisap, sehingga tidak menyebabkan kolik dan masalah pencernaan bayi," terangnya.

Franciska pun mengingatkan para ibu untuk menghindari penggunaan botol yang kurang tepat. Sebab, itu akan menimbulkan kebiasaan mulut yang buruk serta kondisi medis seperti maloklusi.

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/02/08/174811420/bolehkah-bayi-minum-asi-dari-botol-dot

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com