Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Jaket Kulit Bisa Retak dan Mengelupas?

KOMPAS.com - Ada banyak hal yang bisa membuat jaket kulit retak dan mengelupas. Terutama karena kondisi udara saat menyimpan jaket kulit.

Maka, penyimpanan jaket kulit yang tepat sangat penting untuk menjaga agar jaket tidak retak dan mengelupas serta awet dipakai.

Dikutip dari laman Leather Knowledge, Kamis (14/2/2024), berikut adalah beberapa alasan mengapa jaket kulit bisa retak dan mengelupas.

Penyebab jaket kulit retak dan mengelupas

1. Dekat dengan sumber panas

Panas tidak baik untuk material kulit karena panas cepat mengeringkan kelembapan, sehingga membuatnya kurang lentur dan lebih rentan terhadap kerusakan.

Semakin kering jaket kulit, semakin besar pula kemungkinannya untuk mulai retak.

Setelah jaket mulai retak, kerusakannya akan semakin parah karena ujung-ujungnya yang longgar akan robek dan terkelupas, sehingga merusak tampilan jaket kulit.

Untuk itu, kita perlu menjauhkan jaket kulit dari sumber panas jika memungkinkan, terutama saat kita tidak memakainya.

Kita akan dapat merasakan perbedaan kulit yang sudah mulai mengering karena akan terasa lebih kasar dan keras daripada jaket kulit kita saat pertama kali membelinya.

Jika kita tidak sengaja membiarkan jaket terpapar panas (termasuk sinar matahari) dalam waktu yang lama, kita harus segera memindahkannya ke tempat yang lebih dingin dan mulai merawat kulit dengan produk yang sesuai, seperti body butter atau pelembap, untuk melembutkannya kembali.

2. Kotoran yang menumpuk

Kita mungkin berpikir bahwa kotoran lebih merupakan gangguan yang harus dibersihkan daripada ancaman terhadap material jaket kulit.

Tetapi, kotoran sebenarnya dapat menyebabkan jaket kulit retak dan mengelupas dengan sangat cepat.

Saat kotoran menumpuk di permukaan kulit, kotoran akan mulai meresap ke dalam bahan dan kemudian menjadi kasar saat kita bergerak.

Setiap gerakan akan menyebabkan kotoran mengikis minyak di lapisan permukaan kulit, yang pada akhirnya menyebabkan pewarna permukaan benar-benar rusak dan menunjukkan retakan yang terlihat di bagian luar bahan.

Kotoran apapun yang kita temukan harus segera dibersihkan dengan kain yang lembut dan lembap (tidak basah) untuk mencegahnya meresap ke dalam kulit.

Jika ada kotoran yang telah menembus lapisan permukaan bahan, jangan kenakan jaket tersebut karena gerakan kita akan membuatnya kusut dan membuat kotoran menjadi kasar.

Di samping itu, kita juga dapat menggunakan pembersih khusus untuk membersihkan kotoran yang terserap, meskipun kita tidak boleh terlalu kasar saat mengaplikasikannya agar jaket tidak semakin rusak.

3. Terlalu kering

Mengoleskan body butter atau pelembap yang lembut akan sangat membantu untuk menjaga jaket kulit tetap lembut dan lentur, sehingga lipatan atau lengkungan pada bahan tidak menyebabkan keretakan.

Jika kulit menjadi terlalu keras dan kaku, maka akan sangat mudah retak dan terkelupas.

Body butter atau pelembap juga bekerja untuk mengatasi hal ini dengan cara meresap ke dalam kain dan melembutkannya dari dalam ke luar.

Yang perlu dilakukan adalah mengaplikasikannya sedikit produk ke jaket kulit dan kemudian membiarkannya menyerap.

Apabila kita ingin memastikan bahwa produk pelembap yang digunakan benar-benar alami dan tidak berbahaya, pilihlah yang berbahan dasar beeswax, atau beeswax itu sendiri.

4. Cuaca dingin

Bahan kulit tidak cocok untuk cuaca dingin, jadi mengenakan jaket kulit di luar ruangan pada musim dingin dapat merusak bahannya.

Semakin kering jaket kulit karena udara dingin, semakin besar kemungkinannya untuk retak dan mengelupas.

Prosesnya mirip dengan apa yang terjadi ketika kita mengekspos bahan kulit pada panas yang terlalu tinggi, bisa mengeringkannya, membuat kulit menjadi kaku, dan juga membuatnya lebih rentan terhadap keretakan karena gesekan saat dipakai.

Terdapat sedikit sekali kelembapan di dalam kulit, dan cuaca dingin dapat mengeringkannya dengan cepat, membuat serat-seratnya rapuh dan lebih mudah bergesekan satu sama lain.

Jadi, cobalah untuk mengembalikan jaket kulit ke suhu yang sesuai sesegera mungkin untuk melemaskan bahan setelah terpapar cuaca dingin.

5. Udara yang terlalu lembap

Dengan kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh cuaca dingin pada kulit, kelembapan mungkin tampak seperti alternatif yang lebih baik.

Namun, terlalu banyak kelembapan di udara juga dapat menjadi penyebab keretakan dan pengelupasan jaket kulit.

Tingkat kelembapan yang ideal untuk sebagian besar produk kulit adalah 40-50 persen, karena kelembapan yang lebih tinggi dari itu akan menyebabkan kelembapan meresap dengan cepat ke dalam bahan.

Saat mengering, kelembapan akan menyatu dengan minyak di dalam kulit dan menguap bersama molekul air, sehingga mengeluarkan minyak alami kulit yang membantu mencegah keretakan.

Selain itu, kelembapan yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan pembusukan pada jaket kulit, jadi kita harus menghindarinya.

Usahakan agar jaket kulit tidak terlalu kering dan tidak terlalu lembap.

Selalu sedia body butter atau pelembap untuk membantu melumasi kembali serat-seratnya setelah minyak alami menguap.

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/02/15/150446520/mengapa-jaket-kulit-bisa-retak-dan-mengelupas

Terkini Lainnya

Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com