Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

10 Tanda Teman Kamu Narsistik, Kata Terapis

KOMPAS.com - Selain keluarga, teman adalah orang yang kita tuju ketika membutuhkan nasihat atau bantuan. Teman sejati umumnya akan memedulikan dirimu, namun sayangnya, hal tersebut tidak selalu terjadi. Pertemanan yang tidak sehat dapat terjadi, terutama jika kamu berteman dengan seorang narsistik.

"Narsisme terjadi pada beragam tingkatan, dari yang ringan dan sedikit fokus pada diri sendiri hingga berat, dimana pengidapnya sangat mementingkan diri sendiri. 

"Orang narsistik sejati —mereka yang didiagnosis memiliki gangguan kepribadian narsistik— menurut definisinya, sangat mementingkan diri sendiri," ujar psikolog klinis Carla Marie Manly, PhD, penulis The Joy of Imperfect Love. 

"Meskipun seorang narsistik bisa bertindak seperti seorang teman saat ia membutuhkan, namun hubungan itu dapat dengan mudah dikesampingkan jika ia menemukan orang atau hal lain yang dianggapnya lebih menarik dan menguntungkan."

Menurut Manly, orang narsistik biasanya memiliki kecerdasan emosional yang rendah, dan mereka juga kurang memiliki "keterampilan persahabatan", jadi kita harus mewaspadai perilaku tertentu. 

Tanda orang narsistik

1. Mereka terus-menerus memonopoli percakapan

Kita semua mengenal seseorang yang suka berbicara —dan meskipun tidak semua dari orang-orang ini narsistik, memonopoli percakapan secara terus-menerus adalah sebuah tanda bahaya.

“Bahkan jika kita mengungkapkan berita menarik atau tragis, [seorang narsistik] akan selalu menemukan cara untuk mengalihkan perhatian kembali ke dirinya sendiri,” kata Beth Ribarsky, PhD, profesor dan direktur Sekolah Komunikasi dan Media di Universitas Illinois. 

"Terkadang hal ini dilakukan dengan halus. Misalnya, kamu mungkin berbicara tentang anjingmu yang baru saja mati, dan mereka mungkin berkata, 'Apakah saya pernah memberi tahumu bahwa aku punya anjing yang pintar?'"

2. Mereka suka mengkritik atau merendahkan

Teman seharusnya memberikan kritik yang membangun ketika kita memintanya. Namun seorang narsistik tidak akan menunggu kamu meminta masukan —mereka akan langsung memberikannya.

“Orang narsistik, meski sering kali sangat karismatik, terutama saat tampil di depan umum, cenderung suka mengkritik, menghina, dan bahkan merendahkan orang lain —termasuk teman terdekat mereka,” kata Manly.

“Orang narsistik ingin memastikan kamu tahu bahwa mereka lebih unggul, dan secara terang-terangan merendahkanmu,” katanya. "Mereka akan mengecilkan kehebatanmu dan berusaha menonjolkan kelebihan mereka."

3. Pertemanan terasa tidak imbang

Tanda lain temanmu mungkin seorang narsistik adalah jika kamu merasa bahwa hubunganmu hanya sepihak, menurut Courtney Hubscher, LMHC, LCPC, NCC, dari GroundWork Cognitive Behavioral Therapy.

"Apakah sepertinya hubungan kalian berkisar pada kehidupan, masalah, dan agenda si narsistik? Jika kamu hanya merasa sebagai penonton drama kehidupan temanmu, itu bisa menjadi pertanda sikap narsistiknya, di mana semuanya berpusat pada dirinya," kata Hubscher.

Demikian pula, jika kamu selalu ada untuk temanmu tetapi dia tidak muncul untukmu, hal itu akan adalah pertanda bahaya.

“Saat kamu membutuhkan seseorang untuk membantu, si narsistik biasanya tidak dapat ditemukan atau tidak peduli,” kata Ribarsky. 

4. Mereka tidak mau menerima kritik

Seorang narsistik biasanya akan cepat memberikan pendapatnya, tetapi jika kamu melakukan hal yang sama, ia tidak akan menerimanya.

“Sedihnya, orang narsistik seringkali bertindak demikian untuk menutupi perasaan malu, tidak aman, dan rendah diri; kerentanan batin mereka itu ditutupi oleh sifat luar yang sering menindas dan sering kali arogan,” kata Manly. 

"Namun, di balik kedok superiornya terdapat individu yang sedih dan kesepian yang mudah merasa rendah diri saat diremehkan bahkan oleh kritik atau masukan yang sederhana."

5. Mereka tidak mau mengakui kesalahan

Hal lain yang sulit dilakukan oleh orang narsistik adalah meminta maaf dan mengakui kesalahannya.

"Mengakui kesalahan, bagi mereka seperti menarik perhatian pada kelemahannya. Mereka akan menyangkal kesalahannya atau mencari alasan di luar diri mereka," kata Ribarsky. 

"Misalnya ketika kamu kecewa karena dia tidak mengirim ucapan pada hari ulang tahunmu, dia mungkin menyalahkan dengan mengatakan bahwa itu bukan salahnya karena kamu seharusnya mengingatkan dia."

Manly juga menunjukkan bahwa teman-teman ini tidak akan bisa minta maaf dengan tulus. Kebutuhan mereka untuk menjadi "benar" sering kali akan mendorong mereka untuk menuding orang lain.

6. Mereka mudah emosi

Sifat mudah marah bukanlah hal yang aneh. Kita semua terkadang menjadi emosional dan mudah tersinggung. Namun jika temanmu terus-menerus meluapkan amarahnya, waspadalah.

“Orang narsistik mungkin rentan terhadap amarah dan ledakan kemarahan ketika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, Mereka mengalami kesulitan mengatur emosi mereka, terutama dalam hubungan dekat,” kata Manly.

7. Mereka manipulatif

Penting juga untuk memperhatikan tanda-tanda manipulasi, yang menurut Hubscher adalah "ciri utama dari hubungan narsistik".

“Orang narsistik sering kali menggunakan rasa bersalah, berperan menjadi korban, atau pesona untuk mengendalikan teman-temannya,” katanya.

"Jika kamu memperhatikan bahwa temanmu sering memutarbalikkan fakta atau situasi demi keuntungannya dan membuat dirimu bingung dengan kenyataan, anggap itu sebagai tanda bahaya yang signifikan."

8. Mereka membutuhkan perhatian terus-menerus

Ribarsky, Hubscher, dan Manly semuanya menekankan bahwa seorang narsistik selalu haus akan perhatian.

“Orang narsisis sejati suka berada 'di atas panggung' baik sebagai ratu drama, orang hebat, atau maha tahu,” jelas Manly. "Kebutuhan mereka akan perhatian dan pengakuan membuat berada di dekat orang narsistik menjadi sangat menguras tenaga."

"Orang narsistik cenderung tidak peduli pada orang lain; mereka secara konsisten ingin mengalihkan semua perhatian kembali pada diri mereka sendiri."

Ribarsky mencatat bahwa seorang narsistik juga akan mencari pujian sebagai cara untuk meyakinkan diri mereka sendiri. Mereka ingin mendapat pengakuan betapa hebatnya mereka dan betapa beruntungnya kamu berteman dengan mereka," katanya.

9. Mereka kurang empati

Tidak semua teman akan berempati atau mampu memahami setiap pengalaman dan kesusahan yang kita alami. Tapi seorang narsistik bahkan tidak akan mencoba untuk menanyakannya.

“Tidak mengherankan, orang narsistik cenderung mengalami kesulitan dalam hubungan mereka karena kurangnya perhatian atau minat terhadap kebutuhan, pikiran, atau perasaan orang lain,” kata Manly. 

“Salah satu ciri yang paling khas dari seorang narsistik adalah kesediaannya untuk melakukan apa pun yang 'harus dilakukan' agar kebutuhan atau agenda pribadinya terpenuhi. Orang narsistik akan berbohong atau memanipulasi untuk mendapatkan apa pun yang mereka inginkan tanpa memperhatikan orang lain."

Menurut Hubscher, seorang narsisis mungkin juga merasa kesal atau mengabaikan kamu sepenuhnya saat kamu membutuhkan dukungan.

10. Mereka mementingkan diri sendiri

Hubscher mendefinisikan narsisme sebagai "ciri kepribadian yang melibatkan kesombongan, rasa mementingkan diri sendiri yang berlebihan, dan kebutuhan untuk dikagumi yang berlebihan", yang berbeda dengan kepercayaan diri.

Menurut Manly, orang narsistik ingin orang lain fokus pada "prestasi, bakat, dan kehebatan mereka", namun mereka tidak suka jika ada orang lain yang mengalahkannya.

“Orang narsisis suka dihargai dan dipuji, tapi ketika harus memuji orang lain, ia sering kali diam,” katanya.

Apa yang harus saya lakukan jika teman saya seorang narsistik?

Jika kamu melihat tanda-tanda di atas pada salah satu temanmu, para ahli menyarankan untuk menilai hubungan kalian.

“Ketika kamu merasa lebih lelah daripada bersemangat oleh pertemanan tersebut, maka sebaiknya putuskan hubungan saja,” ujar Ribarsky. "Tentu saja, hubungan mengalami pasang surut, tetapi seorang narsistik akan terus menguras emosi dan tenaga kamu."

Saat memutuskan hubungan, Ribarsky merekomendasikan untuk mewaspadai gaslighting, yang mungkin digunakan oleh seorang narsistik untuk "memanipulasi dan membuatmu kembali ke dalam hubungan". Dan meskipun tidak selalu disarankan, ini adalah salah satu situasi di mana kita dapat menghilang.

“Beberapa orang mungkin menganggap hal ini tidak dewasa, tapi jika menyangkut soal menyelamatkan diri sendiri, menjadikan diri sendiri sebagai prioritas, dan menghindari terjerumus kembali ke dalam racun seorang narsistik—memutus hubungan tanpa komunikasi mungkin merupakan cara terbaik,” sarannya. 

Di sisi lain, jika kamu ingin mempertahankan persahabatan, jangan sampai terlibat jauh secara emosional.

“Kesehatan mentalmu akan lebih baik ketika kamu menjaga jarak dan tidak menanggapi taktik egois yang dilakukan si narsistik,” catat Manly. "Karena orang narsistik kurang empati dan kasih sayang, penting untuk tidak terlalu berharap; dan lebih baik mencari teman yang benar-benar bisa menjadi sahabat."

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/03/09/134823320/10-tanda-teman-kamu-narsistik-kata-terapis

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com