Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Cara Merawat Kulit Wajah Bayi yang Wajib Diketahui Orangtua  

KOMPAS.com - Kulit bayi, termasuk kulit wajah, mempunyai tingkat maturitas fungsi yang tidak sama dengan orang dewasa. Oleh sebab itu, melansir dari situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kulit bayi terutama bayi baru lahir, sangat halus, lembut dan belum punya proteksi secara maksimal. 

Selain itu, kulit bayi lebih tipis, lebih rapuh, dan lebih sensitif dibandingkan kulit orang dewasa. Karenanya, kulit bayi rentan terhadap bakteri, iritan, dan alergen.

  • 7 Penyebab Bayi Rewel yang Wajib Diketahui Orangtua 
  • Tak Perlu Panik, Ini 8 Cara Menenangkan Bayi Rewel 

Oleh sebab itu, orangtua perlu mengetahui cara merawat kulit wajah bayi dengan tepat. Dengan demikian, si kecil mendapatkan perlindungan maksimal. 

Perawatan kulit wajah bayi

Berikut cara merawat kulit wajah bayi, seperti dihimpun Kompas.com dari situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 

IDAI merekomendasikan memandikan bayi tidak terlalu lama, yakni maksimal lima menit. Menurut IDAI, bayi diperbolehkan mandi setiap hari dengan dengan suhu ruangan lebih dari 25 derajat celcius dan suhu air 37 derajat celcius. 

Selain itu, gunakan sabun bayi ringan yang sesuai dengan pH netral kulit (5,5). Upayakan kandungan parfum dan pewarna sabun mandi bayi minimal, atau lebih baik tanpa parfum dan pewarna.

IDAI juga merekomendasikan untuk menghindari sabun dengan kandungan antiseptik, deodoran, maupun sabun yang mengandung detergen seperti sodium lauryl sulphate (SLS) yang dapat menimbulkan iritasi, maupun sodium laureth sulphate (SLES) yang beracun bila terserap kulit si kecil.

2. Batasi dari sinar matahari 

Cara merawat kulit wajah bayi selanjutnya adalah dengan membatasinya dari paparan sinar matahari, utamanya antara pukul 10.00 hingga 14.00, saat sinar ultraviolet (UV) paling kuat. 

Jika terpaksa membawa si kecil keluar, maka upayakan agar kulitnya terhindar dari sinar matahari langsung, seperti memakaikan topi atau pelindung lain. 

IDAI menuturkan, efek buruk dari sinar matahari, seperti sunburn maupun kanker kulit lebih mudah terjadi pada si kecil dibandingkan dewasa, sebab kulit bayi masih tipis dan rentan. 

IDAI menuturkan pemakaian sunscreen aman pada bayi usia di atas enam bulan. Dengan catatan, jenis sunscreen yang digunakan adalah physical sunscreen yang mengandung titanium oxide atau zinc oxide, tingkat SPF 30 atau lebih, dan berlabel broad spectrum serta waterproof. 

Aplikasikan sunscreen sekitar 15-30 menit sebelum bepergian, dan berenang. Selain wajah, pemakaian sunscreen dianjurkan pada area punggung tangan, kaki, ujung telinga dan belakang leher. Ulangi pemakaian atau re-apply sunscreen setiap dua jam sekali. 

Apabila bayi berusia kurang dari 6 bulan, namun tidak dapat menghindari paparan sinar matahari, maka IDAI merekomendasikan pemakaian sunscreen dengan SPF 15. Pakaian sunscreen di area pipi dan punggung tangan saja.  

Untuk merawat kulit wajah bayi, orangtua hendaknya menghindari penggunakan bedak di area wajah. Sebab, IDAI menuturkan bahwa apabila partikel kecil di bedak terhirup dapat menimbulkan gangguan paru-paru.

Selain itu, hindari pemakaian bedak di daerah selaput lendir dan kulit yang tidak utuh. Bedak dapat dipakai pada bagian lipatan yang sudah kering dan bersih.

Caranya, dengan meletakkan pada telapak tangan lalu diusapkan tipis dan merata. Utamakan memilih bedak yang terbuat dari bahan mineral seperti talcum karena ringan, lembut dan netral.

Orangtua juga harus rutin memotong kuku bayi. Sebab, kuku bayi yang tajam bisa menggores hingga melukai kulitnya yang masih tipis, tidak terkecuali area wajah. 

Gunakan gunting kuku khusus bayi, serta berhati-hati saat memotong kuku si kecil. 

  • 11 Perlengkapan Bayi Baru Lahir yang Perlu Disiapkan 
  • Alasan Medis Bayi Tak Boleh Minum Madu

6. Hindari pakai obat nyamuk oles

Orangtua perlu menghindari aplikasi obat nyamuk pada area wajah serta telapak tangan. Bayi kurang dari dua bulan sebaiknya tidak memakai obat nyamuk oles. 

Selain itu, orangtua perlu mengetahui kandungan dalam obat nyamuk tersebut. 

Pada umumnya, obat nyamuk oles bayi terbagi menjadi dua kategori, yaitu bahan kimia sintetik dan minyak esensial tanaman. Bahan kimia sintetik yang aman untuk anak antara lain, DEET dan permetrin (untuk bayi lebih dari 2 bulan) dan picaridin (untuk anak usia lebih dari 2 tahun). 

Sedangkan minyak esensial tanaman yang diperbolehkan antara lain, minyak citronella, minyak serai (untuk anak lebih dari 2 tahun) dan lemon eucalyptus extract (untuk anak usia lebih dari 2 tahun). 

Cukup mengoleskan tipis di permukaan kulit kecuali area wajah dan telapak tangan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/03/31/123500220/6-cara-merawat-kulit-wajah-bayi-yang-wajib-diketahui-orangtua-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com