JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap orangtua pasti menginginkan anak yang cerdas.
arenanya banyak dari mereka yang memasukkan anaknya ke beragam jasa bimbingan belajar (bimbel), les, atau ekstrakurikuler tertentu untuk mengasah kecerdasan sang buah hati.
Kendati demikian, orangtua sering melupakan betapa pentingnya kegiatan bermain untuk anak-anak
"Bermain buat anak itu hak," tegas Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Pribudiarta Nur Sitepu, di Plaza Indonesia, Jakarta, Kamis (25/7/2024).
Untuk diketahui, anak memiliki empat hak yang wajib terpenuhi guna memastikan kehidupan yang sejahtera.
Pemenuhan hak anak bukan hanya peran dari orangtua, tetapi juga lingkungan dan pemerintah.
Dalam hak anak, salah satunya adalah hak terkait pendidikan dan pemanfaatan waktu luang.
Pribudiarta menjelaskan, pendidikan memang penting untuk anak-anak. Namun, mengedepankan pendidikan bukan berarti mengesampingkan waktu bermain.
Dalam pemanfaatan waktu luang, orangtua seharusnya mendorong anak untuk bermain dengan teman-teman sebayanya.
"Kalau anak bermain dengan bahagia, sehat, dengan teman-temannya, bisa diasumsikan anak itu dalam kondisi yang sehat secara fisik dan psikis," ucap dia.
Sebab, anak akan menggerakkan seluruh anggota tubuhnya saat bermain. Misalnya, ketika bermain lompat tali, perosotan, petak umpat, atau gundu.
Kegiatan bermain juga bisa membantu anak mengasah kecerdasannya, misalnya saat diajak bermain tebak gambar atau kata, atau memainkan permainan strategi.
https://lifestyle.kompas.com/read/2024/07/26/151500320/jangan-lupa-bermain-termasuk-hak-anak-yang-wajib-dipenuhi-