Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

AIMI: Penggunaan Susu Formula Tak Semata Pengganti ASI

JAKARTA, KOMPAS.com – Tidak semua ibu mampu memberi Air Susu Ibu (ASI) eksklusif kepada anak-anaknya. Terkadang, halangannya terdapat pada kondisi medis tertentu.

Alhasil, mereka menggunakan susu formula sebagai pengganti ASI. Produk pengganti ASI ini dirasa tepat bagi ibu yang ingin memberikan ASI, tetapi punya masalah khusus.

Akan tetapi, Sekretaris Jenderal Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Lianita Prawindarti mengatakan, ibu harus dipastikan apakah benar menggunakan susu formula karena indikasi medisnya.

Hal tersebut untuk mencegah penggunaan susu formula semata-mata sebagai pengganti ASI karena ibu merasa tidak mencukupi, tanpa mencari solusi lain yang lebih sehat.

“Misalnya, kalau ibu harus menjalani pengobatan radiasi kanker, kalau sudah selesai menjalani pengobatan dia bisa menyusui lagi,” ujar dia dalam konferensi pers “Pekan Menyusui Dunia 2024” melalui Zoom, Rabu (31/7/2024).

  • Apakah Bayi 6 Bulan Masih Minum ASI?
  • Penyebab Lain ASI Terlambat Keluar, Tak Cuma karena Ibu Stres

Ia menambahkan, jika ibu merasa ASI kurang, salah satu yang bisa dilakukan untuk mengatasinya adalah melakukan pijat oksitoin untuk merangsang hormon oksitosin.

Untuk diketahui, ada dua hormon yang bekerja dalam produksi ASI, yaitu prolaktin dan oksitosin.

Hormon prolaktin bertugas untuk memproduksi ASI, sementara oksitosin memengaruhi kelancaran ASI. Keduanya berkaitan satu sama lain.

Menurutnya, produksi ASI terjadi berdasarkan “supply and demand”. Semakin banyak permintaan dari bayi, tubuh seorang ibu membacanya sebagai pemenuhan kebutuhan ASI.

Oleh karena itu, jika ibu tidak pernah memerah ASI atau menyusui bayi, alias selalu menomor duakan kegiatan tersebut, produksinya bisa menjadi tidak konsisten. Tidak hanya berkurang, tetapi lambat laun bisa berhenti.

Lianita melanjutkan, indikasi medis yang mengharuskan ibu menggunakan susu formula sebenarnya cukup sedikit.

“Kalau harus menyusui karena indikasi medis, harus dilakukan dengan tepat. Seperti obat, kapan (susu formula) dipakai, berapa lama dipakainya, seberapa banyak, itu harusnya diawasi,” tutur dia.

  • Promosi Produk Pengganti ASI Bikin Angka Menyusui Turun
  • Kelancaran Menyusui Tak Cuma Peran Para Ibu

Jadi, susu formula tidak digunakan sepanjang waktu melainkan sesuai kebutuhan. Ketika sudah tidak ada indikasi medis, sebaiknya ibu kembali memberikan ASI eksklusif.

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/08/01/193200420/aimi--penggunaan-susu-formula-tak-semata-pengganti-asi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com