Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Ide Baju Adat Simpel untuk Laki-laki, Ada dari Jateng

KOMPAS.com - Perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) kerap diwarnai oleh penggunaan baju adat.

Baju adat digunakan untuk berbagai kesempatan, seperti upacara, perlombaan, dan perayaan lainnya.

Jika kamu berencana mengenakan baju adat untuk HUT ke-79 RI, berikut beberapa ide baju adat simpel untuk laki-laki yang dapat dijadikan referensi.

Salah satu baju adat simpel yang dapat dikenakan untuk merayakan 17 Agustusan adalah baju pangsi, baju adat Suku Sunda. 

Menurut Peratutan Bupati Kuningan Nomor 20 Tahun 2021 tentang Pakaian Dinas Pegawai Non Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kuningan, baju pangsi memiliki atasan yang disebut salontreng dan bawahan celana komprang.

Jamang Sangsang adalah Suku Badui Dalam dapat menjadi pilihan kostum untuk 17 Agustusan. 

Menurut Mustopa dan Adi Wiratama dalam "Jamang Sangsang" Identitas Laki-laki Suku Baduy, Desa Kanekes, Kecamatan Ciboleger, Kabupaten Lebak, Banten (2022), Jamang Sangsang memiliki makna nyangsang, karena rupa baju tersebut tidak berkancing dan bisa langsung dipakai secara instan.

Jamang sangsang hanya dapat berwarna hitam atau putih saja, sesuai dengan aturan adat Suku Baduy Dalam. 

Atasan sederhana tersebut dipadukan dengan sarung yang dililitkan ke pinggang dengan panjang mencapai lutut. 

Teluk belanga adalah baju adat yang berasal dari Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau. 

Teluk belanga adalah baju adat yang digunakan berupa baju atasan, celana, songket, dan penutup kepala. 

Atasannya memiliki lengan panjang dengan kerah yang tinggi. Atasan teluk belanga memiliki bagian dari kerah hingga ke dada, kurang lebih sepanjang 22 cm. 

Menurut Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pakaian Adat dan Pakaian Adat Pengantin serta Upacara Adat Perkawinan Kota Pangkal Pinang, 22 melambangkan 22 pasangan, yaitu ada siang ada malam, ada laki-laki ada perempuan, ada susah ada senang dan seterusnya dalam runutan hukum alam. 

Belahan tersebut disambungkan dengan lima kancing dibagian depan. Lima kancing tersebut melambangkan Rukun Iman. Bawahannya berupa celana panjang dengan warna senada. 

Adapun kain songket dipakai seperti sarung hingga panjang sebatas lutut dan menggunakan ikat kepala dengan warna senada dengan baju.

Baju adat simpel untuk laki-laki yang dapat dikenakan pada saat 17 Agustusan lainnya adalah baju sadariah.

Menurut Dinda Samego Anggraheni dalam Eksistensi Baju Sadariah dan Kebaya Kerancang dalam Melestarikan Budaya Lokal DKI Jakarta (2020), baju sadariah adalah baju adat Betawi yang sering disebut sebagai baju koko atau baju tikim yang biasanya dipadukan dengan celana batik, kain cukin, serta peci atau kopiah. 

Surjan adalah baju adat asal Jawa Tengah yang dulunya dikenakan laki-laki kerabat kerajaan. Surjan adalah baju dengan motif garis-garis lurus hitam dan coklat yang sejajar.

Menurut Wuri Septiningsih dalam Perancangan Desain Komunikasi Visual Filosofi Surjan Jogja Menggunakan Metode Design Thinking (2017), bagian leher baju surjan memiliki kancing tiga pasang (enam biji kancing) yang kesemuanya menggambarkan rukun iman. 

Sementara pada bagian dada terdapat tiga buah kancing yang tersembunyi, melambangkan nafsu manusia yang harus dikendalikan. 

Surjan biasanya dipadukan dengan bawahan jarik yang terbuat dari kain batik. 

Dilansir dari situs Warisan Budaya Takbenda Indonesia Kemendikbud, rok rumbai adalah baju adat Papua berupa rok yang dibuat dari rajutan daun sagu yang telah dikeringkan dan penutup kepala berupa hiasan dari rambut ijuk, bulu burung kasuari, dan anyaman sagu. 

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/08/17/113900320/6-ide-baju-adat-simpel-untuk-laki-laki-ada-dari-jateng

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com