Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Populer Gara-gara Lisa Blackpink, Apa Itu Boneka Labubu?

KOMPAS.com - Popularitas merek atau barang seringkali berawal dari unggahan para selebritas, baik disengaja maupun tidak.

Salah satu yang menjadi fenomena adalah boneka Labubu (Labubu dolls). Boneka berbulu dengan telinga panjang bak kelinci itu menjadi must-have collectable items bagi sebagian orang.

Tak sedikit orang yang sebelumnya memburu toko Pop Mart -tempat boneka Labubu dijual, salah satunya Pop Mart di Singapura. Pertanyaannya, mengapa Labubu begitu digandrungi?

Apa itu boneka Labubu?

Labubu adalah karakter elf yang dibuat oleh seniman Belgia kelahiran Hong Kong, Kasing Lung. Karakter ini dicirikan memiliki telinga panjang yang berujung lancip, senyum nakal, dan gigi-gigi yang tajam.

Dilansir dari Lifestyle Asia, Labubu adalah bagian dari "The Monsters", sekelompok karakter yang terinspirasi oleh dongeng Nordik. Karakter ini ditampilkan dalam sejumlah barang yang dijual oleh Pop Mart, sebuah perusahaan mainan asal China.

Meski tampak seperti laki-laki, menurut buku-buku aslinya, Labubu sebenarnya adalah seorang perempuan, lho.

Sejak menerbitkan cerita itu, Lung menjadi seniman terkemuka yang telah menggelar pameran di seluruh dunia.

Kenapa boneka Labubu populer?

Karakter Labubu ternyata sudah diperkenalkan sejak 2015. Barulah pada 2019, Lung membuat perjanjian lisensi eksklusif bersama Pop Mart, sehingga karakter The Monster dituangkan dari buku cerita menjadi mainan.

Ada berbagai alasan yang membuatnya populer, salah satunya pernah diunggah oleh Lisa Blackpink melalui akun media sosialnya pada April 2024.

Saat itu, lewat Instagram story, rapper Blackpink tersebut membagikan video sedang memeluk boneka Labubu.

"Kemunculan plushie Labubu terutama disebabkan oleh postingan organik oleh Lisa dari Black Pink awal tahun ini (2024)," ujar kepala kemitraan strategis Pop Mart International, Kevin Zhang, seperti dilansir dari Tatler Asia.

Ia menambahkan, setelah diunggah Lisa, Labubu populer karena menjadi meme online, kemudian beberapa selebritas dan Key Opinion Leader (KOL) Thailand memburunya untuk dikoleksi.

Model sekaligus aktor Mario Maurer dan aktris Janjira Janpitakchai adalah beberapa di antaranya.

Kemudian, popularitasnya menyebar ke individu terkenal lainnya, seperti anggota Keluarga Kerajaan Thailand dan senator.

Saking populernya, Menteri Kantor Perdana Menteri Thailand, Puangpet Chunlaiad mengeluarkan peringatan kepada publik untuk berhati-hati terhadap boneka palsu.

Tren boneka Labubu kemudian mulai meluas ke wilayah Asia Tenggara dan kemudian kembali ke China dan pasar internasional lainnya.

Labubu kemudian dirilis dengan beragam warna, bentuk, dan ukuran, mengakomodasi para penggemarnya di seluruh Asia.

Boneka ini juga terjual dalam beragam format, meliputi mainan dan figur vinyl.

Pasar terbesar boneka Labubu adalah Thailand. Di Bangkok, kita bahkan bisa menemukan toko berkonsep Labubu, toko konsep pertama di luar China.

Secara khusus, pemerintah Thailand juga bekerja sama dengan Pop Mart untuk mempromosikan pariwisata.

Tahun ini, misalnya, maskot Labubu seukuran manusia yang sedang mengenakan pakaian tradisional Thailand mengunjungi Bangkok selama empat hari untuk mengeksplorasi destinasi-destinasi populer dan melakukan aktivitas budaya.

Nah, bagaimana dengan kamu, tertarik mengoleksi boneka Labubu?

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/09/15/072200520/populer-gara-gara-lisa-blackpink-apa-itu-boneka-labubu

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com