Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Cara Miss Universe Indonesia 2024 Clara Shafira Krebs Menghadapi "Bullying"

JAKARTA, KOMPAS.com - Miss Universe Indonesia 2024 Clara Shafira Krebs pernah menjadi korban perundungan atau bullying semasa sekolah.

Bahkan, perempuan 22 tahun itu bukan hanya mengalami perundungan verbal, melainkan juga bullying fisik semasa SD hingga SMA. 

Namun, pengalamannya tersebut membuat ia bangkit dari masa pahitnya dengan menggaungkan kesehatan mental bagi para perempuan Indonesia melalui ajang Miss Universe Indonesia 2024. 

Clara membagikan beberapa cara menghadapi bullying, yang bisa membuatnya bangkit kembali. Simak selengkapnya.

1. Memperdalam pengetahuan soal kesehatan mental

Clara menceritakan, di masa remajanya ia harus berpindah-pindah negara mengikuti kedua orangtuanya. Hal ini yang membuatnya sering kali harus beradaptasi dengan lingkungan baru.

Sayangnya, tak semua teman-teman sebayanya menerima kehadirannya, sehingga menjadikannya bahan perundungan. Bahkan ia mengakui, dirinya sempat mengalami gangguan mental.

Dari situ, Clara menjadi lebih sadar akan pentingnya pengetahuan soal kesehatan mental dan mempelajarinya lebih dalam.

“Untuk menghadapi kondisi itu tuh aku enggak cuma belajar memperdalam soal mental health, tapi juga berkonsultasi dengan permasalahan mental apa yang dialami,” kata Clara dalam kunjungan media di Menara Kompas, Jakarta Pusat, belum lama ini

2. Melakukan riset mengenai gangguan mental

Kemudian, ia mencoba untuk mengetahui permasalahan mental yang dihadapinya setelah mendapatkan perundungan dari teman sebayanya.

Hal ini sangat penting, agar kamu bisa memahami cara penanganannya dengan baik dan tepat. 

“Dari situ mulai terus belajar dan riset soal gangguan mental yang dialami, kemudian gimana caranya menghadapinya,” jelas dia.

Berdasarkan pengalamannya, Clara mencoba untuk mendapatkan informasi dari media sosial maupun situs resmi mengenai kesehatan dan gangguan mental.

“Jadi sekarang sudah banyak juga informasi di media sosial mengenai kesehatan mental. Hal tersebut juga membantu nambah pengetahuan soal mental health,” ujar Clara.

3. Mendobrak stigma negatif 

 Clara menyebutkan, penyintas atau pengidap gangguan mental kerap kali dianggap negatif oleh masyarakat. 

 Ia menilai, stigma tersebut harus segera bergeser, agar pengidap gangguan mental lebih berani untuk menyampaikan apa yang dirasakannya. 

Tak cuma itu, pergeseran stigma tersebut dibutuhkan, agar semakin banyak orang yang peduli dan tak segan untuk berkonsultasi dengan psikolog untuk mengatasi gangguan mentalnya. 

“Tapi langkah pertama untuk menghadapi permasalahan mental health itu ada pada stigma. Karena mental health di Indonesia masih cukup tabu dan stigma orang-orang sudah negatif duluan,” ungkapnya.

4. Berkonsultasi dengan ahli

Clara mengimbau, agar tidak ragu untuk berkonsultasi dengan ahli seperti psikolog untuk mengomunikasikan permasalahannya. 

Dengan begitu, pengidap gangguan mental juga bisa segera mendapatkan solusi yang tepat. 

Kamu juga bisa mencoba mencurahkan permasalahan kamu melalui platform online yang menyediakan wadah untuk berkonsultasi secara online dengan ahli.

Menurutnya, cara ini menjadi langkah awal untuk mendeteksi permasalahan mental yang dihadapi dan tidak hanya berdasar pada self diagnose.

“Saya juga buat platform My Safe Space sebagai wadah bagi perempuan Indonesia yang merasa butuh berkonsultasi soal mental health. Nantinya akan direspons juga dengan saya ataupun para psikolog yang profesional,” tutur Clara.

“Dari cara itu diharapkan mereka jadi lebih tergerak juga untuk berkonsultasi atau mengunjungi psikolog secara offline,” tambahnya. 

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/10/14/111126820/4-cara-miss-universe-indonesia-2024-clara-shafira-krebs-menghadapi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com