KOMPAS.com - Dalam era yang dipenuhi tantangan dan peluang ini, gen Z memasuki dunia kerja dengan semangat dan harapan yang tinggi.
Namun, untuk benar-benar mencapai kesuksesan, penting bagi para gen Z untuk menyadari satu hal, yaitu belajar dari pengalaman orang lain.
Menurut Founder dan CEO TALKINC, Erwin Parengkuan, gen Z harus mengambil pelajaran dari proses kesuksesan orang-orang yang telah lebih dulu berjuang.
"Banyak banget di timeline contoh orang-orang yang jungkir balik untuk sukses, itu ada di situ. Mereka tinggal cari tahu," ujarnya ketika diwawancarai Kompas.com, Senin (28/10/2024).
Lebih pilih konten hiburan
Dengan menyelidiki apa yang membuat seseorang sukses dan kesulitan apa saja yang telah mereka lalui hingga mencapai level tertinggi, gen Z dapat mempelajari langkah-langkah yang sama untuk meraih kesuksesan.
Terlebih lagi, teknologi canggih saat ini menyediakan akses informasi yang jauh lebih mudah dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
"Itu kan terbuka, semua ada, gampang banget dibanding saya dulu tahun 80-90-an, susah. Harus cari segala macam penelitian dan riset," jelas Erwin.
Sayangnya, kemudahan akses informasi justru sering kali membuat gen Z lebih memilih konten hiburan daripada konten yang bermanfaat untuk pengembangan diri.
"Kalau sekarang terlalu banyak, terlalu bingung, dan terlalu mudah patah dalam perjalanan, akhirnya yang dicari dopamin. Berita-berita yang hanya menghibur, yang meningkatkan kesenangan sementara dan murah," tutur Erwin.
Dibutuhkan niat dan mau belajar dari generasi sebelumnya
Padahal, waktu yang dihabiskan untuk hiburan tersebut bisa lebih bermanfaat jika dialokasikan untuk pengembangan diri.
"Padahal mereka bisa juga mengambil waktu setiap hari, untuk meningkatkan personal development mereka," tutur Erwin.
Dia menekankan, bahwa dibutuhkan niat, kegigihan, dan konsistensi bagi para gen Z, agar bisa menjadi seseorang yang tangguh secara mental.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Guru Besar Universitas Indonesia sekaligus pendiri Rumah Perubahan, Rhenald Kasali, yang menyatakan bahwa gen Z seharusnya belajar dari generasi sebelumnya.
Generasi Z dan generasi sebelumnya memiliki keterampilan dan sikap yang berbeda.
"Skill itu kan terbagi dua, ada skill lama yang analog dan skill sekarang namanya algoritmik," ujarnya pada Kompas.com, Senin (28/10/2024).
Gen Z memiliki keterampilan algoritmik yang relevan dengan kemajuan zaman, sedangkan generasi sebelumnya menguasai keterampilan analog. Namun, generasi sebelumnya memiliki sikap yang lebih baik dalam dunia kerja.
"Attitude yang senior punya disiplin, kerja keras, loyalitas, dan kepemimpinan. Sedangkan gen Z, attitude-nya itu adalah work-life balance, bangunnya siang, tidak disiplin, tidak loyal," jelas Rhenald.
Oleh karena itu, gen Z harus belajar sikap dari generasi sebelumnya untuk melengkapi keterampilan mereka dengan etos kerja yang baik.
Sebaliknya, generasi sebelumnya juga bisa belajar lebih banyak keterampilan dari gen Z, agar tidak ketinggalan zaman.
"Jadi, pertukaran antar generasi itu melahirkan apa yang disebut sebagai 'star.' Star itu gabungan keterampilan algoritmik gen Z dengan sikap orang-orang zaman dulu," tutup Rhenald.
https://lifestyle.kompas.com/read/2024/11/01/130500720/gen-z-perlu-belajar-dari-generasi-sebelumnya-untuk-mencapai-sukses