Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Ghaida Gusrinisa, Turun 30 Kg dengan Diet Tanpa Tepung

KOMPAS.com - Ghaida Gusrinisa adalah seorang aktivis sosial dan pendiri Yayasan Ruang Eskalasi Mandiri telah melewati perjalanan diet yang penuh tantangan. 

Sebelum akhirnya menemukan pola yang tepat, Ghaida telah mencoba berbagai cara diet yang sempat membuat berat badannya turun, namun selalu kembali naik.

"Badan aku tipe otot tinggi, lemak tinggi, jadi waktu itu berat badan aku 97 kilogram. Pas menimbang (berat badan) kaget banget, enggak bisa gini-gini terus," kenang Ghaida, kepada Kompas.com, Selasa (5/11/2024).

Mencari pola makan yang tepat

Saat pertama kali memulai diet, Ghaida mencoba mengikuti anjuran dari dokter gizi yang menyarankan makan tiga kali sehari pada jam yang konsisten, serta mengatur waktu untuk konsumsi buah. 

"Makannya harus selalu tiga kali, di jam yang sama, menyesuaikan dengan keseharian kita," ujar Ghaida.

Berikut adalah jadwal makan yang ia terapkan:

  • Pagi (07.00-08.30 pagi): makan berat
  • Cemilan pagi (10.30): buah
  • Makan siang (12.30-13.30): makan berat
  • Cemilan sore (15.30): buah
  • Makan malam (17.30-18.30): makan berat

Makan berat adalah makanan lengkap dengan komponen karbohidrat, protein hewani (seperti ayam), protein nabati (tahu atau tempe), dan sayuran.

Tidak mengonsumsi tepung

Salah satu aturan dokter yang ia patuhi adalah menghindari tepung, baik tepung terigu maupun tepung maizena. 

"Enggak boleh makan tepung sama sekali, bahkan maizena aja enggak boleh," jelasnya. 

Karena memangkas konsumsi tepung-tepungan, ia mengaku tetap makan dengan porsi normal tanpa melakukan defisit kalori. 

"Karena enggak ada tepung, yang tinggi kalori itu kan tepung sebenarnya," jelasnya. 

Berjalan kaki sebagai olahraga

Selain itu, ia juga memilih olahraga yang ringan, seperti jalan kaki, untuk mendukung dietnya sesuai dengan anjuran dokter. 

Karena, olahraga yang terlalu berat bisa membuat tubuh lebih cepat lapar dan dan ingin makan lebih banyak. 

Setiap hari, Ghaida berjalan kaki minimal 30 menit, baik pagi sebelum beraktivitas atau siang hari. Jalan kaki ini sangat efektif membakar lemak, tanpa meningkatkan rasa lapar yang berlebihan.

Banyak perbedaan yang dirasakan

Selama delapan bulan, Ghaida berhasil menurunkan 30 kilogram, dari 97 kilogram menjadi 67 kilogram.

Ghaida merasakan banyak perubahan positif dalam dirinya setelah berhasil diet. Baju-baju lama yang dulu tidak muat, kini bisa dipakai lagi. 

"Badan lebih enteng, lebih banyak gerak, enggak mager (malas gerak) lagi," ujar Ghaida dengan penuh semangat.

Namun, meskipun sudah berhasil menurunkan berat badan, Ghaida tetap merasa bahwa diet bukan hanya soal penampilan fisik. 

"Makanan sehat dan komponen lengkap bikin mood aku lebih baik. Jadi lebih mindful dan happy sepanjang hari," tambahnya. 

Ia pun menyadari, diet yang berhasil bukan hanya tentang menurunkan berat badan, tetapi juga tentang bagaimana menjalaninya dengan disiplin dan keseimbangan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/11/06/151300720/kisah-ghaida-gusrinisa-turun-30-kg-dengan-diet-tanpa-tepung

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com