KOMPAS.com - Ghaida Gusrinisa adalah seorang aktivis sosial dan pendiri Yayasan Ruang Eskalasi Mandiri telah melewati perjalanan diet yang penuh tantangan.
Sebelum akhirnya menemukan pola yang tepat, Ghaida telah mencoba berbagai cara diet yang sempat membuat berat badannya turun, namun selalu kembali naik.
"Badan aku tipe otot tinggi, lemak tinggi, jadi waktu itu berat badan aku 97 kilogram. Pas menimbang (berat badan) kaget banget, enggak bisa gini-gini terus," kenang Ghaida, kepada Kompas.com, Selasa (5/11/2024).
Mencari pola makan yang tepat
Saat pertama kali memulai diet, Ghaida mencoba mengikuti anjuran dari dokter gizi yang menyarankan makan tiga kali sehari pada jam yang konsisten, serta mengatur waktu untuk konsumsi buah.
"Makannya harus selalu tiga kali, di jam yang sama, menyesuaikan dengan keseharian kita," ujar Ghaida.
Berikut adalah jadwal makan yang ia terapkan:
Makan berat adalah makanan lengkap dengan komponen karbohidrat, protein hewani (seperti ayam), protein nabati (tahu atau tempe), dan sayuran.
Tidak mengonsumsi tepung
Salah satu aturan dokter yang ia patuhi adalah menghindari tepung, baik tepung terigu maupun tepung maizena.
"Enggak boleh makan tepung sama sekali, bahkan maizena aja enggak boleh," jelasnya.
Karena memangkas konsumsi tepung-tepungan, ia mengaku tetap makan dengan porsi normal tanpa melakukan defisit kalori.
"Karena enggak ada tepung, yang tinggi kalori itu kan tepung sebenarnya," jelasnya.
Berjalan kaki sebagai olahraga
Selain itu, ia juga memilih olahraga yang ringan, seperti jalan kaki, untuk mendukung dietnya sesuai dengan anjuran dokter.
Karena, olahraga yang terlalu berat bisa membuat tubuh lebih cepat lapar dan dan ingin makan lebih banyak.
Setiap hari, Ghaida berjalan kaki minimal 30 menit, baik pagi sebelum beraktivitas atau siang hari. Jalan kaki ini sangat efektif membakar lemak, tanpa meningkatkan rasa lapar yang berlebihan.
Banyak perbedaan yang dirasakan
Selama delapan bulan, Ghaida berhasil menurunkan 30 kilogram, dari 97 kilogram menjadi 67 kilogram.
Ghaida merasakan banyak perubahan positif dalam dirinya setelah berhasil diet. Baju-baju lama yang dulu tidak muat, kini bisa dipakai lagi.
"Badan lebih enteng, lebih banyak gerak, enggak mager (malas gerak) lagi," ujar Ghaida dengan penuh semangat.
Namun, meskipun sudah berhasil menurunkan berat badan, Ghaida tetap merasa bahwa diet bukan hanya soal penampilan fisik.
"Makanan sehat dan komponen lengkap bikin mood aku lebih baik. Jadi lebih mindful dan happy sepanjang hari," tambahnya.
Ia pun menyadari, diet yang berhasil bukan hanya tentang menurunkan berat badan, tetapi juga tentang bagaimana menjalaninya dengan disiplin dan keseimbangan.
https://lifestyle.kompas.com/read/2024/11/06/151300720/kisah-ghaida-gusrinisa-turun-30-kg-dengan-diet-tanpa-tepung