Terutama ayah, penting untuk memberikan contoh figur laki-laki yang baik, agar menjadi sebuah acuan yang tertanam di benak anaknya.
Masalahnya, anak-anak yang fatherless, tak mendapatkan hal tersebut. Dampaknya, bukan hanya pada tumbuh kembang anak, tapi juga hubungan percintaan anak kelak.
Menurut Founder Fatherman sekaligus praktisi parenting Islamic Ustadz Bendri, fatherless bisa membuat anak perempuan mengalami Stockholm Syndrome, yang membuatnya terperangkap dalam hubungan percintaan yang tidak sehat.
Stockholm syndrome merupakan sebuah gangguan yang menyerang psikologis korban. Kondisi ini membuat korban merasa simpati kepada pelaku, meskipun sudah mengalami kekerasan.
Alhasil, korban akan terus terjerat dalam Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan mewajarkan tindakan pasangannya.
Hal ini karena dirinya tidak mendapatkan pemahaman, mengenai perilaku dan contoh laki-laki yang baik seperti apa.
“Sindrom Stockholm itu mempengaruhi psikologis korban, yang membuat dia tidak bisa lepas dari KDRT dan menganggap itu wajar, karena dari bapaknya begitu,” jelas Bendri dalam Podcast Kompas Lifestyle, Ruang Keluarga yang bertajuk ‘Fatherless Bikin Anak Mudah Jatuh Cinta pada Orang yang Salah’, Rabu (13/11/2024).
Anak perempuan yang fatherless juga mudah terbuai ketika mendapatkan perlakuan baik, yang padahal sudah sewajarnya dia dapatkan.
Hal tersebut dianggap spesial, karena dirinya jarang mendapatkannya dari figur ayah maupun pasangan.
“Lalu dia juga biasanya dapat kompensasi, seperti meskipun dia dipukul pasangannya, tapi pasangannya memberikan dukungan material atau ada anggapan ‘setidaknya dia punya suami, tidak seperti orang lain,” ujarnya.
Sehingga, ia akan tetap bertahan dan merasa simpati terhadap kebaikan yang dilakukan pasangannya, meskipun dirinya telah mendapatkan kekerasan.
Selain itu, ia juga jadi memiliki konsep diri yang rendah dan menganggap bahwa dirinya pantas mendapatkan kekerasan dari pasangannya.
Bendri menyebutkan, hal ini membuat para perempuan menjadi sulit keluar dari toxic relationship.
“Memang sindrom Stockholm itu kadang-kadang membuat orang enggak bisa lepas dari KDRT, karena dia merasa kalau memang sudah sewajarnya dirinya mendapatkan hal itu ,” tandas dia.
https://lifestyle.kompas.com/read/2024/11/18/181237520/fatherless-rentan-sebabkan-anak-perempuan-alami-stockholm-syndrom-dalam