Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenapa Aplikasi Kencan Semakin Banyak dan Digemari?

KOMPAS.com - Aplikasi kencan kian menjadi pilihan populer untuk mencari hubungan, baik sekadar mencari teman ngobrol, hubungan kasual, maupun hubungan serius.

Dengan berkembangnya teknologi, tak heran jika semakin banyak aplikasi kencan bermunculan, menawarkan berbagai fitur yang inovatif dan menarik.

Namun, apa sebenarnya yang mendorong fenomena ini? Berikut ulasannya.

Kenapa aplikasi kencan semakin banyak?

Menurut Psikolog, Agata Paskarista, M.Psi., Psikolog., CPS, aplikasi kencan kian bertambah dan diminati karena didorong oleh faktor kemudahan, ketimbang mencari pasangan potensial secara langsung.

“Sekarang kita sudah memasuki masa di mana orang-orang memakai handphone, sehingga menggunakan dating app memudahkan kita untuk mencari pasangan kapan saja dan dimana saja,” ujar Agata kepada Kompas.com, Senin (16/12/2024).

Cara ini juga dianggap lebih fleksibel dibandingkan cara tradisional, seperti dari kenalan teman atau menjadi bagian dari komunitas tertentu.

Selain itu, aplikasi kencan juga memungkinkan penggunanya untuk bertemu dengan orang-orang baru, sehingga kenalan tidak terbatas pada lingkungan sosial sehari-hari.

Bahkan, tak menutup kemungkinan kita mengenal dan mendapatkan pasangan potensial dari negara lain.

“Bisa ketemu orang-orang dari berbagai latar belakang, lokasi yang lebih luas, dan bahkan negara yang lebih jauh,” ujarnya.

Personalisasi yang ditawarkan oleh aplikasi kencan juga menjadi nilai lebih lainnya. Bagi mereka, cara ini dianggap lebih efisien. Misalnya, memilih pasangan sesuai kecocokan minat dan kepribadian.

Desain dan fitur aplikasi yang lebih baru dan menarik juga menjadi alasan banyak masyarakat untuk menggunakan aplikasi kencan.

Menunjukkan kelebihan diri

Selain pilihan calon pasangan, Agata mengatakan, aplikasi kencan menjadi pilihan banyak orang karena memungkinkan penggunanya menunjukkan kelebihan diri yang ingin ditampilkan.

Misalnya, lewat pilihan foto profil yang personal dan biodata diri sesuai yang diinginkan.

Hal ini mungkin tidak dapat dilakukan di kehidupan nyata.

Apalagi, muncul di dunia maya memberikan kesan "aman" karena bisa muncul secara lebih anonim atau tidak terlalu gamblang menampilkan dirinya.

Meskipun, hal ini juga bisa memunculkan sisi negatif, yakni pengguna memalsukan identitasnya.

“Mereka merasa aman karena bisa anonim dan tidak sesuai dirinya yang asli. Walaupun ini penyebab salah satu kekurangan dari dating app yaitu berpura-pura menjadi orang lain,” ucap Agata.

Di kesempatan berbeda, salah satu pengguna aplikasi kencan dari kalangan Generasi Z (kelahiran 1997-2012), Krismal (20 tahun) mengatakan bahwa biodata di profil aplikasi kencan memudahkan dirinya menyaring kenalan-kenalan baru sesuai dengan kegemaran yang sama.

“Oh ternyata dia nonton film ini juga, swipe right, ah. Soalnya aku pernah lagi suka sama suatu film tapi bingung mau ngomongin ke siapa,” katanya kepada Kompas.com, Minggu (15/12/2024).

Bahkan, hal-hal kecil seperti makanan kesukaan pun menjadi pertimbangan dalam menentukan kecocokan dengan teman kencan di aplikasi.

Misalnya bagi seorang mahasiswi, Al (19 tahun) yang mencari seseorang untuk membincangkan makanan kesukaan dan selera musik.

“Aku lihat detail-detail yang ada, kayak hobi, makanan kesukaan, terus juga selera musik, sih,” ujar Al.

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/12/16/194037720/kenapa-aplikasi-kencan-semakin-banyak-dan-digemari

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com