Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Curhatan Siswa SD Jakarta, Sayur Bayam Asam dan Berharap Susu di Menu Makan Bergizi Gratis

JAKARTA, KOMPAS.com - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang jadi program unggulan Kabinet Merah Putih telah berjalan dua hari, di 190 titik yang tersebar di 26 provinsi di Indonesia. 

Menu makanan para siswa berisikan nasi, sayur, lauk, buah, dan susu. Antusiasme para siswa tampak begitu besar, terlebih ketika mengetahui akan mendapatkan susu gratis.

Kehadiran susu begitu dinanti-nantikan oleh para siswa saat dimulainya program ini. Namun ternyata, tak semua sekolah mendapatkan susu di menu makanannya. 

Bahkan, menu makanan di sekolah-sekolah di Jakarta pun tidak mendapatkan susu. 

Kompas.com berkesempatan menyaksikan langsung pemberian Makan Bergizi Gratis di SD Negeri Susukan 01, Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (7/1/2025).

Ketika hendak dibagikan makanan, para siswa tampak duduk dengan rapi. Menanti datangnya sebuah boks tempat makan stainless sambil bertanya-tanya, menu makanan apa yang akan ia dapat hari ini?

Saking tidak sabarnya, beberapa siswa mengintip isi makanannya sebelum diberikan aba-aba untuk makan.

Begitu membuka menunya, reaksi para siswa pun sangat beragam, mulai dari bersemangat, terkejut, bahkan memberikan raut muka ragu-ragu.

Terlihat ada sebuah nasi dicetak bulat yang dibalut kertas minyak dan dua potong tempe goreng. 

Selain itu, ada tumis buncis wortel yang menambah warna pada menu tersebut dan telur orek yang membuat sebagian siswa kebingungan, karena tidak mengenali bentuknya.

Keluh kesah murid terhadap menu Makan Bergizi Gratis

Salah seorang siswa kelas 5 SD Negeri Susukan 01, Fariz (11) tampak begitu lahap saat menyantap makanan tersebut.

Ia mengaku lebih menyukai menu hari ini dibandingkan hari sebelumnya.

“Enakan yang hari ini, karena ada telur, ada buahnya, dan sayurnya juga lebih bergizi ada wortelnya,” kata Fariz kepada Kompas.com saat ditemui di SD Negeri Susukan 01, Ciracas, Jakarta Timur.

Ia bercerita, di hari sebelumnya ia mendapatkan sayur bayam yang menurutnya basi, karena rasanya sedikit asam. 

Begitu pula dengan buah semangka yang ia makan, ternyata rasanya pun asam. Alhasil, ia tak mampu menghabiskan makanan tersebut.

“Soalnya kemarin itu sayur bayamnya basi, terus semangkanya juga sudah agak asam. Hari ini habis, tapi kemarin enggak,” curhatnya.

Tak cuma itu, Fariz pun membawa bekal tambahan untuk berjaga-jaga, apabila tidak cocok dengan menu makanan yang diberikan.

Namun berbeda dengan rekan sekelasnya, Aqilah (11) yang mengungkap dirinya tidak mendapatkan bayam basi kemarin. Ia pun makan bayam tersebut hingga habis.

Meski begitu, ia setuju dengan Fariz kalau lebih menyukai menu di hari kedua ini. Sebab, ada sayur buncis yang menjadi sayuran favoritnya.

“Aku lebih suka kalau menu lauknya ayam sama sayuran tapi buncis, karena aku suka,” jelas dia.

Berharap mendapatkan susu

Baik Aqilah maupun Fariz, keduanya sama-sama mengharapkan adanya susu di dalam menu makanan mereka.

Tak sedikit murid yang bersemangat membuka tutup tempat makan dan berharap ada susu di dalamnya. Sayangnya, tidak ada. Hanya ada satu buah jeruk di dalamnya.

“Enggak dapat susu, padahal pengin dapat susu,” ujar Fariz.

Namun demikian, mereka tetap menikmati dan menghabiskan buah jeruk tersebut.

Di sisi lain, Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Adita Irawati menyatakan, pemberian susu di dalam menu MBG disesuaikan dengan lokasi sekolah.

Bagi mereka yang bersekolah jauh dari sentra susu sapi, tidak mendapatkan susu. 

“Pembagian susu ini disesuaikan dengan lokasi ya, karena kalau lokasi yang memang jauh dari sentra sapi atau sentra susu, mungkin ada kendala dalam pengadaan susu,” kata Adita saat ditemui di SD Negeri Susukan 01, Ciracas, Jakarta Timur.

Sebagai penggantinya, Badan Gizi Nasional mengimbau untuk menambahkan 2 jenis makanan protein untuk menu MBG yang tidak mendapatkan susu. 

Makan Bergizi Gratis bikin siswa jarang jajan di sekolah?

Dengan adanya program ini, para siswa diberikan makanan di waktu istirahat. Sehingga para orangtua berharap, agar putra putrinya tidak terlalu boros untuk jajan sembarangan.

Namun sejauh ini, sejumlah siswa masih tetap jajan. Seperti halnya Fariz, yang di hari sebelumnya mendapatkan menu bayam basi kemarin.

Alhasil, mau tidak mau ia tetap jajan di kantin untuk mengatasi rasa lapar.

“Tetap jajan lagi di kantin, biasanya jajan es atau sosis. Kemarin karena makannya enggak habis, jadi langsung jajan di kantin,” tutur Fariz.

Adapun siswa lainnya memilih untuk menyimpan uang jajannya. Seperti Aqilah dan teman sekelasnya yang lain, yaitu Grego (11) yang masih diberikan uang jajan oleh orangtuanya.

“Aku masih dikasih uang jajan juga setiap hari, tapi jarang jajan sekarang,” ungkap Grego.

“Tetap dapat uang jajan walaupun ada makan gratis. Paling jajan es, tapi enggak banyak, karena uangnya aku tabung,” ujar Aqilah.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/01/07/184100320/curhatan-siswa-sd-jakarta-sayur-bayam-asam-dan-berharap-susu-di-menu-makan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com