Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kasus Mutilasi di Ngawi, Mengapa Cemburu Bisa Berujung pada Kekerasan hingga Pembunuhan?

Kejadian nahas tersebut mencuat setelah ditemukannya koper merah berisikan jasad korban dalam kondisi yang tidak utuh di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Kamis (23/1/2025) lalu.

Pelaku membuang bagian tubuh korban di lokasi yang berbeda. Potongan kaki ditemukan di Ponorogo, sedangkan kepala korban ditemukan di Trenggalek.

Berawal dari rasa cemburu dan sakit hati, Atok tega menghabisi nyawa pasangannya yang telah menjalin kasih selama tiga tahun.

Dari sudut pandang psikologi, rasa cemburu merupakan ekspresi emosi yang wajar.

Namun, Psikolog Klinis Dewasa Disya Arinda menjelaskan, rasa cemburu bisa menjadi tidak wajar apabila berkembang menjadi kekerasan hingga mengancam nyawa orang lain.

“Rasa cemburu bisa berkembang jadi kontrol berlebih, kekerasan, bahkan bisa mengancam nyawa orang lain, karena ini jadi bentuk rasa tidak aman atau insecure,” jelas Disya kepada Kompas.com, Selasa (28/1/2025).

Ia menegaskan, cemburu menjadi sebuah bentuk rendahnya rasa percaya diri seseorang.

Namun, sebagian orang tidak mampu mengelola emosi dan mengatasi rasa cemburunya terhadap pasangan secara sehat.

“Cemburu juga jadi bentuk rendahnya rasa kepercayaan diri dan ketakutan akan kehilangan,” kata dia.

“Ketika tidak bisa diatasi dengan baik, cemburu itu bisa berubah menjadi kebutuhan untuk mengontrol pasangan,” sambung Disya.

Alhasil, untuk menutupinya, pelaku bisa saja melakukan hal-hal yang agresif dan berupaya untuk mendominasi pasangannya.

Tak jarang, perilaku tersebut berujung pada kekerasan verbal maupun fisik, hingga menghilangkan nyawa pasangannya.

“Ini sebagai cara untuk mengurangi kecemasan yang dialami pelaku. Perilaku ini bisa meningkat ke kekerasan, jadi ketika keinginan pelaku tidak bisa dipenuhi, bisa saja tereskalasi dalam bentuk kekerasan,” tegasnya.

Disya mengimbau, bagi para perempuan maupun laki-laki yang mengalami kekerasan dalam hubungan untuk segera mencari pertolongan dan menyudahi hubungan tersebut.

Jangan ragu untuk melapor kepada pihak berwajib ataupun komunitas sosial apabila mengalami kekerasan dalam hubungan.

Hal ini penting untuk menyelamatkan diri, agar terhindar dari tindak kekerasan di waktu yang akan datang.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/01/28/161500120/kasus-mutilasi-di-ngawi-mengapa-cemburu-bisa-berujung-pada-kekerasan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com