Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Faktor Penyebab Speech Delay pada Anak, Orangtua Harus Tahu

Kondisi speech delay dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Orangtua perlu mengenali pemicunya, agar dapat mengambil langkah yang tepat.

Berikut Kompas.com rangkum beberapa faktor penyebab speech delay pada anak, seperti dikutip dari berbagai sumber, Jumat (7/3/2025).

1. Gangguan pendengaran 

Pendengaran berperan penting dalam perkembangan bicara. Anak dengan gangguan pendengaran kesulitan menangkap dan meniru suara, sehingga perkembangannya terhambat. 

Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi telinga kronis, gangguan bawaan, atau masalah struktural pada telinga. Akibatnya, anak mungkin tampak kurang responsif terhadap suara atau instruksi verbal.

2. Gangguan perkembangan 

Anak dengan gangguan perkembangan, seperti autism spectrum disorder (ASD), sering mengalami keterlambatan bicara. 

Mereka mungkin tidak merespons saat dipanggil, kesulitan memahami isyarat sosial, atau tidak menunjukkan minat dalam berinteraksi. 

Selain ASD, gangguan pemrosesan sensorik dan keterlambatan perkembangan intelektual juga dapat menjadi penyebab speech delay.

3. Masalah neurologis 

Gangguan pada sistem saraf dapat mempengaruhi koordinasi otot dan kemampuan berbicara anak. 

Kondisi seperti cerebral palsy, stroke perinatal, atau trauma otak dapat menyebabkan kesulitan dalam mengontrol gerakan lidah, bibir, dan rahang. 

Hal ini menjadi salah satu fakto anak kesulitan membentuk kata dengan jelas, yang termasuk ke dalam tanda speech delay. 

4. Kurangnya stimulasi lingkungan 

Anak membutuhkan interaksi verbal yang cukup agar kemampuan bicaranya berkembang. Jika jarang diajak berbicara, dibacakan buku, atau bermain dengan orang lain, kemampuan bahasanya bisa terhambat. 

Lingkungan yang kurang mendukung dapat membuat anak mengalami keterlambatan dalam memahami dan menggunakan kata-kata, sehingga menjadi penyebab speech delay.

5. Faktor genetik 

Jika dalam keluarga terdapat riwayat keterlambatan bicara, anak mungkin memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi serupa. 

Faktor genetik ini dapat mempengaruhi pemrosesan bahasa dan perkembangan otak yang berperan dalam berbicara. Anak dengan riwayat keluarga speech delay sering mengalami pola perkembangan yang serupa.

6. Gangguan oral-motor 

Gangguan ini terjadi ketika otot-otot yang digunakan untuk berbicara tidak berfungsi secara optimal. 

Misalnya, apraxia of speech membuat anak sulit mengkoordinasikan gerakan otot mulut untuk menghasilkan suara.

Anak dengan gangguan ini memahami kata-kata tetapi kesulitan mengucapkannya dengan benar.

7. Paparan layar yang berlebihan 

Terlalu banyak waktu di depan layar tanpa interaksi langsung dapat me njadi penyebab speech delay. 

Pasalnya, anak yang lebih sering menonton televisi atau bermain gawai, tanpa komunikasi aktif cenderung memiliki kosakata yang lebih terbatas. 

Interaksi langsung dengan orangtua dan teman sebaya sangat penting dalam perkembangan bahasa anak.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/03/07/113016920/7-faktor-penyebab-speech-delay-pada-anak-orangtua-harus-tahu

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com