Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ketahui 3 Terapi untuk Mengatasi Speech Delay

KOMPAS.com - Kemampuan berbicara merupakan aspek penting dalam perkembangan anak. 

Namun, beberapa anak mengalami keterlambatan bicara atau speech delay yang memerlukan perhatian khusus. Salah satu solusi efektif untuk mengatasinya dengan terapi bicara. 

Mengapa terapi bicara itu penting? 

Ahli patologi bicara dan bahasa Melissa Gran menekankan, banyak orangtua terkejut ketika mengetahui anak mereka membutuhkan terapi bicara. 

Sebagian orang beranggapan speech delay bukanlah masalah besar dan dapat sembuh dengan sendirinya.

Padahal melalui bantuan terapi, kemampuan berbicara anak bisa sesuai dengan perkembangan usianya.

Gran menilai, banyak orangtua terlalu fokus pada kondisi medis lain, sehingga tidak menyadari bahwa anak-anak mereka juga memerlukan terapi bicara dan bahasa.

"Banyak orang menganggap masalah bicara sebagai sesuatu yang sepele atau sekadar masalah pendengaran," ujar Gran, dikutip dari Children's Hospital of Orange County (CHOC), Sabtu (8/3/2025).

Untuk terapi speech delay, setidaknya ada tiga jenis terapi yang biasanya akan diberikan sesuai dengan kondisi anak.

Terapi untuk speech delay

1. Terapi Wicara-Bahasa

Terapi wicara-bahasa merupakan metode utama dalam menangani speech delay. Jika keterlambatan bicara merupakan satu-satunya kendala perkembangan yang dialami anak, terapi ini bisa menjadi solusi utama.

Sebisa mungkin orangtua mendeteksi tanda-tanda speech delay anak sejak dini. Sehingga dengan bantuan terapi, anak bisa mengejar kemampuan bicara agar normal sebelum memasuki usia sekolah. 

Terapis wicara akan bekerja secara langsung dengan anak, serta memberikan panduan kepada orangtua, agar mereka dapat terus mendukung perkembangan bahasa anak di rumah.

2. Terapi Okupasi dan Fisik

Beberapa anak dengan keterlambatan bicara juga mengalami kesulitan dalam keterampilan motorik halus dan kasar. 

Terapi okupasi dan terapi fisik dapat membantu meningkatkan koordinasi otot-otot yang mendukung produksi suara dan bicara.

Terapi okupasi berfokus pada latihan keterampilan motorik halus, seperti gerakan mulut dan lidah yang diperlukan dalam berbicara. 

Sementara itu, terapi fisik membantu meningkatkan kekuatan dan koordinasi tubuh secara keseluruhan yang berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi.

3. Terapi Perilaku (Applied Behavior Analysis/ABA)

Terapi perilaku atau Applied Behavior Analysis (ABA) sering digunakan untuk anak dengan gangguan spektrum autisme yang mengalami keterlambatan bicara. 

Terapi ini berfokus pada penguatan keterampilan komunikasi melalui teknik yang berbasis perilaku.

Metode ini membantu anak memahami konsep bahasa, ekspresi verbal, serta interaksi sosial yang lebih baik.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/03/08/200100420/ketahui-3-terapi-untuk-mengatasi-speech-delay

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com