Di Balik Keterlambatannya, Ini 5 Kelebihan Anak yang Mengalami Speech Delay

Namun, hal tersebut tidak menghalangi mereka untuk memiliki keunggulan dan kemampuan yang dapat berkembang, seiring dengan dukungan yang tepat. 

Berikut Kompas.com rangkum beberapa kelebihan anak dengan speech delay, seperti dilansir berbagai sumber, Rabu (12/3/2025).

1. Pengembangan keterampilan non-verbal yang kuat

Anak dengan keterlambatan bicara sering kali mengembangkan keterampilan komunikasi non-verbal yang lebih baik. 

Biasanya mereka lebih ekspresif melalui gerakan tubuh, ekspresi wajah, dan isyarat tangan untuk menyampaikan perasaan atau kebutuhan mereka. 

Kemampuan ini dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang komunikasi secara keseluruhan dan memperkuat hubungan interpersonal.

2. Kemampuan mendengarkan dan memahami

Meskipun kesulitan dalam mengekspresikan diri secara verbal, banyak anak dengan speech delay yang memiliki kemampuan mendengarkan dan memahami yang baik. 

Mereka dapat menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang instruksi atau cerita yang disampaikan.

Hal ini dapat tercapai apabila anak dibiasakan untuk membaca atau memahami instruksi orangtua sejak dini. 

3. Kreativitas tinggi 

Anak yang speech delay sering menunjukkan kreativitas yang tinggi dalam bermain dan menemukan cara alternatif untuk berinteraksi dengan lingkungan mereka. 

Mereka lebih inovatif dalam menggunakan mainan atau alat lain untuk mengekspresikan diri. Selain itu, anak juga bisa memecahkan masalah yang mereka hadapi.

4. Daya juang yang tinggi

Menghadapi tantangan dalam komunikasi dapat membuat anak-anak speech delay mengembangkan ketekunan dan daya juang yang tinggi. 

Mereka belajar untuk terus mencoba dan tidak mudah menyerah saat menghadapi hambatan. Sikap ini dapat menjadi bekal si kecil untuk tidak pantang menyerah saat mengatasi masalah.

5. Empati dan sensitivitas tinggi

Tahukah kamu kalau anak yang speech delay cenderung punya rasa empati yang tinggi? Hal ini berangkat dari pengalaman mereka yang menghadapi kesulitan komunikasi.

Kondisi ini membuat mereka menjadi jauh lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya. Mereka juga lebih memahami perasaan dan kebutuhan individu lain, karena mereka sendiri pernah mengalami tantangan serupa.