Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sampai Usia Berapa Bayi dan Balita Tak Boleh Dicium Orang Lain?

Padahal, hal tersebut sebenarnya tidak boleh dilakukan karena dapat membahayakan kesehatan mereka. Ada beragam penyakit berbahaya yang bisa menular, salah satunya pneumonia.

Lantas, sampai usia berapa bayi dan balita tidak boleh dicium?

“Untuk batasan kapan anak belum boleh dicium, sebenarnya enggak ada rekomendasi atau batasan yang jelas,” ungkap CEO & Founder Tentang Anak sekaligus dokter spesialis anak dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A, MPH kepada Kompas.com, Selasa (25/3/2025).

Kendati demikian, Mesty mengingatkan bahwa pada tiga bulan pertama, imunitas bayi masih sangat lemah.

Jadi, sebisa mungkin orangtua membatasi interaksi antara anak dengan anggota keluarga lainnya.

Sebab, kondisi kesehatan dan kebersihan orang-orang selain ayah dan ibu sang bayi dan balita tidak bisa dipastikan.

Belum lagi, mereka bisa saja membawa virus di tengah perjalanan saat hendak menemui anak tersebut.

Bagaimana jika sudah divaksin?

Dikutip dari Sehat Negeriku, Rabu (26/3/2025), anak sudah bisa divaksin dasar mulai dari usia kurang dari 24 jam. Mereka sudah bisa divaksin Hepatitis B (HB-0).

Untuk diketahui, Sehat Negeriku adalah situs yang dikelola oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).

Kemudian, vaksinasi dilanjutkan saat anak berusia sebulan dengan diberikan vaksin BCG dan Polio 1, usia dua bulan dengan diberikan DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2, lalu usia tiga bulan dengan diberikan DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3.

Selanjutnya, vaksinasi dilakukan saat anak berusia empat bulan dengan diberikan vaksin DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV atau Polio suntik), dan sembilan bulan dengan diberikan vaksin campak atau MR. Lalu, ada vaksinasi lanjutan saat anak menginjak usia 18 bulan.

Nah, bagaimana jika anak sudah mendapatkan vaksin dasar lengkap?

“Sampai anak berusia enam bulan sebenarnya sudah mendapatkan perlindungan hexaxim. Tapi sebenarnya, kalau mau dibilang aman banget (untuk dicium), ya saat anak berusia lima tahun,” terang Mesty.

Berdasarkan leaflet dalam situs Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI), Rabu, hexaxim (DtaP-IPV-HB-Hib) adalah vaksin yang digunakan untuk melindungi dari penyakit difteri, tetanus, pertussis, hepatitis B, poliomyelitis, dan penyakit serius yang disebabkan oleh Haemophilus influenza tipe b.

Hexaxim diberikan pada anak berusia antara enam minggu sampai 24 bulan.

Kendati demikian, anak tidak bisa dijamin 100 persen aman dari penyakit, walaupun sudah vaksin dasar lengkap.

“Ibaratnya, seperti orang dewasa juga. Kalau dicium oleh orang yang sedang pilek kan bisa ketularan pilek,” imbuh dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/03/26/193500420/sampai-usia-berapa-bayi-dan-balita-tak-boleh-dicium-orang-lain-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com