Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tak Dapat Sambutan Hangat dari Calon Mertua Saat Pertama Bertemu, Harus Apa?

KOMPAS.com – First impression atau kesan pertama adalah penilaian awal seseorang terhadap orang lain yang terbentuk ketika pertama kali bertemu.

Untuk itu, setiap orang pasti akan melakukan beragam persiapan saat hendak bertemu calon mertua, agar kesan pertama mereka terhadapnya positif.

Namun, tidak dapat diungkiri bahwa calon mertua bisa menunjukkan ketidaksukaan pada kita, meskipun kita sudah mempersiapkan segalanya semaksimal mungkin.

Lalu, apa yang harus dilakukan untuk merebut hati calon mertua?

“Kalau kelihatan bahwa mereka kurang senang dengan kita, kita harus bisa memahami situasi itu, harus tahu tanda-tandanya,” kata psikolog klinis Yustinus Joko Dwi Nugroho, M.Psi. yang berpraktik di RS DR Oen Solo Baru, kepada Kompas.com pada Rabu (2/4/2025).

Tanda calon mertua tidak suka kita

Psikolog klinis dewasa Adelia Octavia Siswoyo, M.Psi. mengatakan, ketika calon mertua terlihat tidak senang, perlu diingat bahwa bisa saja hal tersebut hanya asumsi belaka.

Kendati demikian, tidak ada salahnya untuk mengobservasi gestur tubuh dan mimik wajah calon mertua untuk memastikan asumsi tersebut.

“Ketidaksukaan ditunjukkan dengan gestur tidak terbuka, misalnya duduknya sedikit mundur atau badannya condong ke belakang dan tidak melakukan kontak mata saat berbicara,” tutur Adelia yang berpraktik di Jaga Batin di Bandung kepada Kompas.com, Rabu.

Ketika mengobrol pun, calon mertua hanya memberi jawaban singkat dan tidak aktif membuka obrolan. Bisa juga mereka sering menghindarimu dengan lebih banyak mengobrol dengan anak mereka, alias pasanganmu.

“Namun, bisa juga gestur ini ditunjukkan oleh calon mertua, karena mereka canggung dan kurang nyaman dengan keberadaan orang baru,” terang Adelia.

Oleh karena itu, ia tetap menyarankan agar kamu memiliki pikiran yang terbuka, dan tetap berusaha mengenal calon mertua agar hubungan lebih lanjut yang direncanakan dengan anak mereka berjalan lancar.

Apabila dalam perjalanannya obrolanmu dengan mereka tampak kurang lancar dan menyenangkan, tidak apa-apa untuk berdiam diri terlebih dulu. Jangan lupa untuk minta bantuan pasangan untuk menengahi.

Beri ruang dan waktu

Menurut Joko, ada beberapa hal yang mungkin tidak disukai oleh calon mertua ketika mereka mengobrol denganmu. Alhasil, mereka tampak tidak antusias saat berbicara.

“Kalau (calon mertua) tidak suka, kita jangan melanjutkan (obrolan). Tapi, kita tetap sopan dengan mereka. Kita juga harus memberikan ruang dan waktu. Kalau topik itu kayaknya enggak suka, enggak usah dilanjutkan,” kata dia.

Artinya, ketika dalam suatu topik calon mertua tampak kurang berkenan, jangan terus membicarakan hal tersebut.

Lanjutkan dengan menanyakan hal-hal yang mungkin membuat mereka senang, seperti hobi.

Apabila calon mertua memberi tahu apa yang mereka tidak sukai karena kebetulan kamu salah berucap, berani akui kesalahan dan meminta maaf.

“Kita mungkin bisa ngobrol dengan pasangan, evaluasi kira-kira enggak sukanya karena apa. Ini bisa dilakukan agar dia menjembatani agar calon mertua suka lagi dengan kita, atau lebih klop,” pungkas Joko.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/04/02/220100120/tak-dapat-sambutan-hangat-dari-calon-mertua-saat-pertama-bertemu-harus-apa

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com