Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Cara Bijak Menghadapi Mertua Red Flag, Pastikan Kompak dengan Pasangan

KOMPAS.com - Setiap orang pasti menginginkan hubungan yang harmonis dengan mertua. 

Namun pada beberapa kasus, sikap mertua yang terlalu mencampuri, sering mengkritik, atau membuat drama dapat menjadi red flag alias tanda bahaya yang perlu diwaspadai.

Sangat penting untuk mengenali red flag pada mertua dan tahu cara tepat menghadapinya. Berikut beberapa cara menghadapi mertua red flag dengan bijak, seperti dilansir Best Life, Kamis (8/5/2025).

Cara Menghadapi Mertua Red Flag

1. Tetapkan Batasan yang Jelas

Menurut seorang terapis kesehatan mental dan trauma Becca Reed, LCSW, penting untuk membuat batasan yang tegas terhadap perilaku mertua yang mengganggu.

"Jelaskan apa yang masih bisa ditoleransi dan tidak, serta sampaikan juga konsekuensinya jika batasan itu dilanggar," ujar dia.

Misalnya, jika kamu merasa tidak nyaman dengan kunjungan mendadak, katakan bahwa kamu kurang berkenan jika menerima tamu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

2. Kompak dengan pasangan

Ketika menghadapi mertua yang toxic, kekompakan dengan pasangan adalah kunci. 

Apabila kamu dan pasangan berada di satu suara, maka mertua tidak akan mudah memecah belah.

“Pastikan kamu dan pasangan saling mendukung dan sepakat soal apa yang boleh dan tidak boleh terjadi,” kata Reed.

Diskusikan bersama pasangan tentang frekuensi kunjungan, aturan terhadap anak, atau reaksi ketika batasan dilanggar.

3. Hindari perdebatan tak produktif

Jangan mudah terpancing emosi saat mertua memulai konflik. Reed menyarankan untuk mundur apabila diskusi sudah mulai tidak efektif dan memicu kesalahpahaman.

Terlibat dalam pertengkaran justru bisa memperkuat dinamika toxic yang ingin dihindari. Terkadang, diam dan menjaga jarak lebih baik daripada terus berdebat.

4. Pertimbangkan bantuan profesional

Dampak dari perilaku mertua sudah mempengaruhi kesehatan mental atau hubungan keluarga kamu. Apabila kamu sudah tidak bisa mengatasinya, maka segera konsultasi ke psikolog atau konselor pernikahan.

"Terapis bisa membantu kamu menemukan strategi yang tepat untuk menghadapi mertua yang sulit,” kata Reed.

Konseling juga bisa menjadi ruang aman untuk pasangan berdiskusi tanpa tekanan dari pihak luar.

5. Jangan terjebak drama

Red flag yang umum dari mertua toxic adalah senang menyulut konflik. Mereka bisa menyebar rumor atau memancing pertengkaran dalam keluarga.

Seorang psikoterapis berlisensi Kristie Tse, LMHC menjelaskan, sikap ini bisa memecah belah dan meninggalkan dampak emosional yang panjang. Oleh karena itu, penting untuk tidak ikut arus provokasi.

6. Jaga harga diri dan jangan membalas

Bila mertua melontarkan kritik atau komentar menyakitkan, tahan diri untuk tidak membalas dengan cara yang sama.

“Tetap tenang dan gunakan respons yang singkat, informatif, sopan, namun tegas,” kata Bill Eddy, LCSW, pendiri High Conflict Institute.

7. Tunjukkan empati bila memungkinkan

Namun, jika kondisi hubungan tidak sepenuhnya buruk, cobalah cari sisi positif dari mertua.

“Sisipkan pujian kecil atau apresiasi sewaktu-waktu. Itu bisa menjadi pendekatan yang meredakan ketegangan,” ujar Eddy.

Langkah ini bisa membantu mencairkan suasana, khususnya demi hubungan cucu dengan kakek-neneknya.

8. Jangan serap negativitas mereka

Apapun yang dikatakan mertua, jangan sampai itu merusak kepercayaan diri kamu. Tse menegaskan, komentar negatif mereka bukan cerminan nilai diri kamu, sehingga jangan langsung dimasukan ke dalam hati.

Ingat, perilaku toxic lebih mencerminkan masalah dalam diri mereka, bukan dalam diri kamu.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/05/10/180500920/8-cara-bijak-menghadapi-mertua-red-flag-pastikan-kompak-dengan-pasangan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com