Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Itu Ghosting? Arti, Penyebab, dan Dampaknya dalam Hubungan

KOMPAS.com – Istilah ghosting semakin familiar, terutama dalam konteks hubungan percintaan modern yang banyak terjalin melalui aplikasi kencan. Namun, apa arti ghosting dalam hubungan?

“Ghosting adalah cara mengakhiri hubungan tanpa harus menjelaskan perasaan yang sebenarnya,” kata pendidik seks dan pendiri situs web edukasi seks, Lorrae Bradbury, dilansir dari Men's Health, Selasa (10/6/2025).

  • 4 Zodiak yang Gampang Bosan Saat Pacaran, Termasuk Aquarius
  • Bahas Keuangan di Masa Pacaran Bantu Kelola Ekspektasi Kehidupan Pernikahan

Di-ghosting itu seperti apa?

Dalam praktiknya, seseorang yang melakukan ghosting (ghoster) akan menghilang tanpa kabar setelah menjalin komunikasi atau hubungan, seolah-olah “menghilang seperti hantu”.

Menurut The Sun, ghosting merupakan penolakan tanpa penutupan (closure).

Tujuan ghosting, seringkali, adalah agar orang yang ditinggalkan menyadari sendiri bahwa hubungan sudah berakhir.

Istilah ini merujuk pada sikap seseorang yang berharap pasangannya "menangkap sinyal" bahwa hubungan sudah selesai.

Fenomena ghosting tak mengenal gender dan bisa dilakukan oleh siapa saja. 

Namun, menurut para ahli, perilaku ini sering dikaitkan dengan tingkat kedewasaan dan kemampuan komunikasi seseorang.

Lebih jauh, ghosting bisa terjadi dalam berbagai bentuk dan tingkat.

Menghilang setelah beberapa percakapan ringan tentu berbeda dampaknya dibanding menghilang setelah menjalin hubungan emosional yang intens.

“Semakin lama waktu yang dihabiskan bersama, dan semakin dalam keterikatan emosional, maka dampak ghosting akan semakin besar secara mental dan emosional bagi pihak yang ditinggalkan,” jelas psikolog klinis dan penulis buku "Date Smart", Carla Marie Manly, PhD.

Sebuah survei oleh aplikasi kencan Elate pada September 2020 menunjukkan, ada berbagai alasan mengapa seseorang melakukan ghosting. 

  • 3 Hal Terkait Keuangan yang Tidak Boleh Dilakukan Saat Masih Pacaran
  • Pacaran dengan Anak di Bawah Umur, Apakah Termasuk Child Grooming?

Sebanyak 43 persen responden mengaku menghindari kejanggalan saat menyatakan tidak tertarik, sedangkan 37 persen berhenti karena tidak menyukai ucapan atau tindakan lawan bicara.

Sementara itu, 36 persen mengaku terlalu sibuk hingga merasa sudah “terlambat” untuk kembali menjelaskan.

Ghosting kerap dianggap lebih baik bagi si ghoster karena menghindari konflik. 

Namun, di sisi lain, hal ini justru bisa meninggalkan dampak psikologis mendalam bagi korban ghosting.

“Ghosting memberikan celah bagi orang yang ditinggalkan untuk menebak-nebak, dan sering kali membuka pintu bagi harapan palsu bahwa hubungan masih bisa diperbaiki,” ujar Bradbury.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/06/10/180500620/apa-itu-ghosting-arti-penyebab-dan-dampaknya-dalam-hubungan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com