Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Pantangan Setelah Rinoplasti, Salah Satunya Berolahraga Berat

Wakil Presiden Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indonesia (PERAPI) Dr. dr. Irena Sakura Rini, MARS, Sp.B.P.R.E, Subsp.E.L.(K), menuturkan, salah satunya adalah berolahraga berat.

“Tidak boleh melakukan olahraga berat karena banyak hentakan-hentakannya,” tutur dia kepada Kompas.com, Selasa (24/6/2025).

Berikut pantangan lainnya yang sebaiknya dihindari setelah melakukan rinoplasti.

Pantangan setelah operasi hidung

1. Berolahraga berat

Pantangan pertama adalah berolahraga berat. Hentakan-hentakan yang terjadi dapat menyebabkan pembuluh darah baru pecah, atau jahitan menjadi tidak stabil dan bergeser.

“Hidungnya masih luka. Jahitan-jahitan mungkin baru punya kekuatan separuh,” kata Irena.

Konsultasikan dengan dokter yang menangani rinoplasti untuk mengetahui jenis olahraga yang tepat saat awal pemulihan, dan waktu yang tepat untuk mulai berolahraga berat.

2. Batuk pilek

Selanjutnya, hindari hal-hal yang bisa membuatmu batuk pilek, misalnya mengobrol dengan orang yang sedang batuk pilek tanpa menggunakan masker.

Menurut Irena, batuk pilek dapat membuatmu harus mengelap tisu ke hidung yang baru dioperasi. Ini dapat memperlambat proses penyembuhan karena jahitan selalu tergesek.

3. Minum pengencer darah

Obat pengencer darah, atau vitamin yang dapat mengencerkan darah, sebaiknya jangan diminum dulu agar tidak terjadi perdarahan selama proses pemulihan.

4. Berenang atau diving

“Jangan berenang dulu, jangan diving dulu. Kalau masih dua atau tiga minggu kan (luka) masih basah. Jadi, jangan kena air dulu supaya cepat kering jahitannya,” papar Irena.

5. Tidak hati-hati saat cuci muka

Irena juga mengimbau agar kamu berhati-hati saat cuci muka. Pada bagian hidung, cukup bersihkan menggunakan lap basah yang sudah diperas.

Sama dengan pantangan berenang atau diving, ini untuk membuat jahitan cepat kering.

“Mungkin rata-rata empat sampai enam minggu jahitan betul-betul kering dan punya kekuatan yang cukup,” kata dia.

6. Merokok

Menurut dr. Ruth Lumbuun, Sp.B.P.R.E., Subsp.E.L.(K), berpraktik di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Depok dan Beyoutiful Clinic, pasien sebaiknya tidak merokok sebelum dan setelah operasi.

“Pasien enggak boleh merokok sekitar empat minggu sebelum operasi, karena rokok bikin penyembuhan luka jadi terhambat,” kata dia di RSUI Depok, Kota Depok, Jawa Barat, Senin (23/6/2025).

Sebab, rinoplasti adalah tindakan yang membutuhkan intervensi pada hidung. Supaya proses penyembuhannya maksimal, sebaiknya hindari hal-hal yang mengandung nikotin seperti rokok.

“Kalau merokok itu juga penyembuhan jadi mundur, efek nikotin,” tambah Irena.

7. Tidak mengontrol penyakit

Ruth mengatakan, penyakit seperti kencing manis dan hipertensi yang tidak terkontrol bisa memperlambat proses penyembuhan.

“Kalau pasien ada sakit kencing manis atau hipertensi, itu harus terkontrol dulu. Gula darahnya harus terkontrol, tekanan darahnya harus terkontrol. Supaya setelah operasi, penyembuhannya bisa optimal,” ujar dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/06/25/160500020/7-pantangan-setelah-rinoplasti-salah-satunya-berolahraga-berat

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com