Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Daddy Issues dan Fatherless Berbeda? Simak Penjelasan Psikolog

KOMPAS.com – Istilah daddy issues dan fatherless umumnya digunakan secara bergantian untuk menggambarkan kondisi anak yang kehilangan sosok ayah. 

Namun, sebenarnya keduanya memiliki perbedaan mendasar meski sama-sama berhubungan dengan absennya peran ayah dalam tumbuh kembang anak.

  • Fenomena Daddy Issue, Ketika Ayah Tidak Hadir secara Emosional dalam Kehidupan Anak
  • 5 Cara Membangun Kedekatan Anak dengan Ayah Non-biologis, Berkaca dari DJ Bravy

Psikolog keluarga, Sukmadiarti Perangin-angin, M.Psi., Psikolog menjelaskan, kedua istilah ini perlu dipahami dengan tepat karena berpengaruh terhadap bagaimana anak memaknai peran ayah dalam tumbuh kembangnya.

Menurut Sukmadiarti, daddy issues muncul bukan semata karena ayah benar-benar tidak hadir, melainkan karena peran ayah tidak berjalan sebagaimana mestinya. 

Kondisi ini bisa memicu masalah psikologis pada anak karena kurangnya kasih sayang dan kehadiran ayah di dalam hidupnya.

“Daddy issues itu lebih ke masalah psikologis anak yang terjadi antara ayah dan anak selama masa tumbuh kembangnya,” jelas Sukmadiarti saat diwawancarai Kompas.com, Senin (8/9/2025).

Psikolog yang berpraktik di Semarang, Jawa Tengah, ini mengatakan, daddy issues bisa saja terjadi meski ayah tinggal serumah dengan anak. 

Terlebih, jika ayah hanya fokus bekerja tanpa memberikan afeksi atau memberi dukungan emosional pada anak.

“Daddy issues memang lebih karena ketidakhadirannya ayah, secara psikologis atau emosional. Bisa jadi masih tinggal serumah dengan ayah, tapi ayahnya tidak berperan sebagaimana mestinya,” ujarnya.

Akibatnya, hubungan antara ayah dan anak menjadi renggang. Anak yang mengalami daddy issues biasanya menunjukkan gejala psikologis tertentu, seperti mudah cemas, takut menjalin hubungan, cepat marah, dan merasa kurang percaya diri.

“Alhasil hubungan antara ayah dan anak itu bermasalah atau merenggang sehingga anak merasa tidak percaya diri, cemas, mudah marah, dan merasa harga dirinya rendah,” tutur Sukmadiarti.

Dengan kata lain, daddy issues lebih mengarah pada luka emosional akibat kurangnya kelekatan emosional dengan figur ayah.

Berbeda dengan daddy issues, istilah fatherless lebih merujuk pada kondisi ketiadaan ayah secara nyata, baik secara fisik maupun emosional.

“Sementara itu, fatherless lebih mengarah ke kondisi ketidakhadiran ayah secara fisik maupun psikologis,” kata Sukmadiarti.

Hal ini bisa terjadi ketika ayah meninggal, ayah tidak tinggal bersama anak, atau bahkan ayah masih hidup tetapi tidak memberi dukungan fisik dan juga emosional.

Kondisi ini kerap membuat anak bingung mengenai konsep dan peran ayah yang baik. 

“Misalnya tidak mendapatkan peran ayah karena ayahnya sudah meninggal atau ayahnya masih hidup tetapi tidak memberi dukungan emosional. Kondisi ini termasuk fatherless,” jelasnya.

Dengan kata lain, fatherless menggambarkan ketidakhadiran figur ayah secara total, bukan sekadar relasi yang renggang.

Meski berbeda, fatherless dan daddy issues saling berkaitan. Sukmadiarti menjelaskan, anak yang mengalami fatherless bisa jadi memiliki daddy issues kemudian hari.

“Kondisi anak yang fatherless ini jika dibiarkan bisa memicu kehadiran daddy issues pada anak sehingga keduanya saling berkaitan dan dampaknya hampir sama,” ucapnya.

Dampak yang ditimbulkan keduanya pun tak jauh berbeda, seperti munculnya rasa cemas, kesulitan membangun relasi sehat, dan rendahnya kepercayaan diri.

Lebih jauh, Sukmadiarti menegaskan, kehadiran ayah, baik secara fisik maupun emosional, sangat penting bagi tumbuh kembang anak. 

Peran ayah tidak hanya sebatas penyedia kebutuhan materi, tetapi juga memberikan dukungan emosional yang membuat anak merasa aman dan dicintai.

“Apabila ayah menghargai serta hadir di momen penting anak, hal ini akan membuat anak bahagia dan tangki cintanya akan terpenuhi oleh ayahnya sendiri, tanpa perlu mencari validasi dari orang lain,” pungkas dia.

Dengan demikian, baik daddy issues maupun fatherless dapat dicegah apabila ayah hadir secara konsisten dalam kehidupan anak, memberikan kasih sayang, serta membangun ikatan emosional yang sehat. 

Kehadiran ayah yang utuh akan membantu anak tumbuh lebih percaya diri, mandiri, dan memiliki hubungan sosial yang lebih sehat.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/09/08/160500620/mengapa-daddy-issues-dan-fatherless-berbeda-simak-penjelasan-psikolog

Terkini Lainnya

88 Persen Masyarakat Indonesia Mengalami Gigi Berlubang, Apa Penyebabnya?
88 Persen Masyarakat Indonesia Mengalami Gigi Berlubang, Apa Penyebabnya?
Wellness
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com