Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Saran Memutihkan Gigi Menjamur di Medsos, Mana yang Efektif

KOMPAS.com - Platform media sosial seperti TikTok menawarkan berbagai kiat rumahan yang menjanjikan senyum lebih putih cemerlang hanya dalam hitungan menit. Namun, di balik video-video singkat yang menarik itu, tersembunyi sebuah pertanyaan apakah tips instan tersebut memang manjur, atau justru menyimpan bahaya yang tak terlihat? 

Para dokter gigi memperingatkan bahwa jawabannya tidak hitam putih. Sementara beberapa saran mungkin hanya memberi hasil berupa ilusi optik yang memberi efek sesaat, banyak di antaranya yang berpotensi menimbulkan kerusakan permanen pada gigi dan mulut.

“Awalnya, gigi mungkin terlihat lebih cerah karena permukaan yang bernoda telah terkikis, tetapi abrasi yang berulang akhirnya membuat enamel menjadi tipis sehingga gigi menjadi sensitif secara permanen dan lebih rentan terhadap kerusakan,” kata Dr.Mark Andrawis,  direktur klinis dan pemilik prostodontis ClearChoice Dental Implant Centers di Roseland, New Jersey.

Sebelum tergoda untuk mencoba, ada baiknya pelajari lebih dalam mana saran yang aman dan mana yang berisiko.

Serum koreksi warna ungu

TikTok terobsesi dengan tetes warna ungu ini dan para dokter gigi mengakui bahwa obat tetes ini dapat berfungsi sementara. 

"Koreksi warna ungu umumnya aman karena menggunakan pigmen, bukan peroksida atau bahan abrasif," kata Dr. Michael J. Wei, pendiri Manhattan Cosmetic Dentist. 

"Koreksi warna ungu menetralkan warna kuning seperti halnya sampo ungu untuk rambut. Gigi mungkin tampak lebih cerah selama beberapa jam, tetapi tidak terjadi pemutihan atau penghilangan noda."

Namun, jangan perlakukan produk ini seperti pasta gigi. Serum ini biasanya mengandung konsentrasi pigmen yang tinggi dan penggunaan berlebihan di rongga mulut, yang memiliki permeabilitas tinggi sebaiknya dibatasi. 

"Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan noda yang tidak berbahaya namun nodanya terlihat pada gusi atau lidah," kata Dr.Wei.

Pena pemutih gigi

Pena pemutih aman jika digunakan sesuai petunjuk, tetapi jangan berharap  berlebihan. "Jika pena pemutih mengandung hidrogen peroksida atau karbamid peroksida, maka pena tersebut akan efektif memutihkan gigi," ujar Dr. Jenna Chimon, dokter gigi kosmetik di Long Island Veneers. 

Namun, menurutnya, pena pemutih tidak akan memutihkan sebaik produk yang digunakan di klinik gigi atau produk bebas lainnya yang membentuk penghalang di bibir. Air liur dan bibir akan membersihkan gel dari pena dengan cukup cepat, sehingga hasilnya tidak tidak bertahan lama.

Walau begitu, pena pemutih ini praktis untuk touch-up.

"Jika Anda memiliki satu atau dua gigi yang selalu terlihat sedikit lebih gelap, Anda bisa mengaplikasikannya secara spot-application," kata Dr.Wei.

Selain itu, tidak semua pena pemutih dibuat sama. Untuk memastikan keamanannya pilih yang sudah mendapat izin edar dari badan pengawas obat dan makanan.

Bubuk pencerah

Para dokter gigi memiliki pendapat yang berbeda mengenai bubuk pencerah gigi yang populer ini. Beberapa menganggapnya hanya solusi sementara tanpa manfaat jangka panjang, sementara yang lain menganggapnya berbahaya.

"Bubuk pemutih gigi memang efektif untuk mengangkat noda permukaan yang disebabkan oleh kopi, teh, atau wine, tetapi umumnya tidak mengubah warna alami gigi seperti perawatan pemutihan profesional atau produk berbasis peroksida," jelas Wei. 

Menurutnya bubuk ini justru memberikan efek mencerahkan. Hasilnya tapi hanya sementara.

Namun, Dr.Andrawis memperingatkan agar tidak menggunakan bubuk dengan bahan-bahan tertentu.

Banyak bubuk pemutih yang tidak aman, terutama yang berbahan dasar arang. Bubuk-bubuk ini sangat abrasif dan dapat mengikis email gigi, sehingga tidak dapat beregenerasi. Setelah email terkikis karena penggunaan yang berlebihan, hasilnya adalah sensitivitas permanen dan risiko kerusakan gigi yang lebih tinggi.

"Sebaliknya, bubuk yang menggunakan bahan pemutih seperti PAP (asam fthalimidoperoksikaproat) untuk mengoksidasi noda mungkin lebih lembut di permukaan gigi, tetapi penelitian tentang keamanan jangka panjangnya masih kurang," tambah Dr.Andrawis.

Selain produk pemutih yang bisa dibeli, banyak juga tips memutihkan gigi menggunakan bahan-bahan yang tersedia di rumah. Beberapa bahan mungkin aman jika digunakan dengan hati-hati, kata dokter gigi, tetapi yang lain dapat menyebabkan kerusakan permanen pada gigi.

Soda kue

Menurut dr.Chimon, salah satu bahan dapur soda kue bisa efektif menghilangkan noda pada gigi akibat kopi, teh, dan rokok.

"Namun, soda kue tidak mengandung peroksida, sehingga tidak memutihkan gigi dari dalam. Soda kue hanya menghilangkan noda di permukaan," katanya.

Karena agak abrasif, produk ini harus digunakan dengan hati-hati. 

"American Dental Association (ADA) umumnya mengakuinya sebagai produk dengan tingkat abrasi rendah jika digunakan untuk memutihkan gigi," tambah Andrawis. "Penggunaan yang berlebihan atau menyikat gigi secara agresif tetap dapat mengikis email gigi."

Pasta soda kue buatan sendiri sebaiknya digunakan sebagai tambahan untuk rutinitas kebersihan gigi. 

"Saya tidak akan hanya menggunakan pasta gigi buatan sendiri dengan soda kue karena tidak mengandung fluoride. Sebab, fluoride bisa membantu meremineralisasi email dan mencegah gigi berlubang," kata Chimon. 

Jus lemon

Mungkin tampak tidak berbahaya, tetapi jus lemon adalah salah satu bahan paling berbahaya yang dioleskan TikToker pada gigi mereka. 

"Keasamannya yang tinggi dapat merusak enamel. Hal ini dapat menyebabkan erosi enamel, peningkatan sensitivitas, dan risiko gigi berlubang yang lebih tinggi," kata Dr.Wei.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/09/29/110000020/saran-memutihkan-gigi-menjamur-di-medsos-mana-yang-efektif

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com