Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Style Ji Chang Wook di Candi Prambanan, Menawan dengan Beskap Biru

Dalam kunjungannya ke Candi Prambanan, Yogyakarta, pemeran The Worst of Evil itu tampil mengenakan busana adat Jawa berwarna biru muda.

Ia tampak menikmati senja di Candi Prambanan bersama Pevita Pierce dan Agung Karmalogy.

Penampilan Ji Chang Wook sontak menjadi sorotan di media sosial.

Banyak penggemar memujinya saat mengenakan pakaian tradisional Indonesia seperti dalam potret yang diunggah oleh Pevita Pierce di Instagram

Ji Chang Wook tampak mengenakan beskap biru muda dengan kancing perak dan kerah tegak khas gaya Yogyakarta.

Warna lembut ini memberi kesan kalem sekaligus menonjolkan karakter tenang yang identik dengan dirinya.

Dipadu dengan kain jarik batik klasik, penampilan Ji Chang Wook terlihat rapi dan maskulin.

Warna biru muda juga kontras dengan latar Candi Prambanan yang megah di waktu senja, menciptakan nuansa visual yang harmonis.

Busana adat yang dipakai Ji Chang Wook tampak sederhana, namun elegan.

Tidak ada aksesori berlebihan, hanya detail kecil pada bagian dada yang menambah sentuhan formal.

Gaya minimalis ini justru mempertegas karakternya yang kalem dan berwibawa.

Potongan beskap yang rapi khas rancangan busana adat profesional.

Menariknya, Ji Chang Wook memilih sepatu kets berwarna abu muda untuk melengkapi busana tradisionalnya.

Sentuhan modern ini memberi kesan segar dan kasual tanpa menghilangkan nilai tradisional dari keseluruhan tampilan.

Dalam kunjungan tersebut, Ji Chang Wook tidak sendiri. Ia didampingi oleh aktris Pevita Pearce, yang tampil anggun dengan kebaya kutubaru biru muda senada dengan warna beskap Ji Chang Wook.

Pevita memadukan kebaya modern itu dengan kain batik bermotif dan sneakers putih, memberikan kesan chic dan dinamis.

Gaya kompak keduanya di Candi Prambanan menjadi simbol keindahan perpaduan budaya, antara keanggunan busana Jawa dan aura selebritas global.

Keduanya berpose di depan kompleks candi dengan gestur tangan menangkup di dada, tanda salam khas Nusantara yang memperlihatkan rasa hormat terhadap budaya lokal.

Busana adat yang dikenakan Ji Chang Wook dan Pevita Pearce diketahui berasal dari Nous Galeri, sebuah studio sewa busana adat dan gaun yang berlokasi di Yogyakarta.

Dalam unggahan di media sosial, Nous Galeri menyebut bahwa beskap yang dipakai Ji Chang Wook adalah bagian dari koleksi mereka.

Bahkan, sang pemilik, Iyas Nous, menegaskan bahwa busana adat tersebut memiliki nilai sentimental tersendiri baginya, terutama untuk koleksi beskap yang tidak akan disewakan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/10/14/222229520/5-style-ji-chang-wook-di-candi-prambanan-menawan-dengan-beskap-biru

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com