Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Cara Recharge Emosi di Tengah Kesibukan Menurut Psikolog

JAKARTA, KOMPAS.com - Recharge emosi penting dilakukan untuk menjaga keseimbangan diri di tengah kesibukan, menurut psikolog Irma Gustiana.

Sebab, dalam keseharian yang padat, seseorang bisa tidak sadar emosinya terkuras oleh pekerjaan, tanggung jawab, atau tekanan sosial. Akibatnya tubuh dan pikiran terasa lelah, bahkan bisa kehilangan motivasi.

  • Kenapa Cuaca Panas Bikin Cepat Emosi? Ini Penjelasan Psikiater
  • Bangkit dari Duka Usai Orangtua Meninggal, Psikolog Ingatkan Pentingnya Menerima Emosi

Berikut beberapa cara yang disarankan Irma untuk mengembalikan keseimbangan emosi di tengah sibuknya aktivitas.

Menurut Irma, langkah pertama dalam menjaga kesehatan emosi adalah dengan mengenali apa yang sedang dirasakan. 

Setiap orang memiliki pemicu emosinya masing-masing, dan penting untuk memahami kapan emosi sedang tidak stabil.

“Penting untuk mengenali emosi apa yang sedang kamu rasakan, khususnya bagi perempuan, kadang fase PMS (sindrom pramenstruasi) bisa memengaruhi emosi karena perubahan hormon,” jelas Irma dalam acara Media Gathering #TenangBersamaBlueBird di Jakarta Selatan, Kamis (17/10/2025).

Ia menambahkan, setelah mengenali emosi, penting juga untuk belajar mengendalikannya secara sadar. 

“Sebaiknya kendalikan emosi dan perasaan, misalnya kenali bahwa perasaan kamu tidak nyaman. Hal ini bisa mengarahkan diri pada solusi yang tepat,” lanjut Irma.

Dengan memahami emosi secara jujur dan tidak mengabaikannya, seseorang bisa lebih mudah menemukan cara yang sehat untuk menenangkan diri, bukan dengan melampiaskan perasaan secara negatif.

Setelah mengenali emosi, langkah berikutnya adalah memberikan jeda bagi diri sendiri. 

Irma menyatakan, memberi waktu sejenak untuk menenangkan diri justru bisa membantu seseorang berpikir lebih rasional sebelum mengambil keputusan.

“Berikan diri kamu jeda dari segala emosi yang dirasakan. Ketika emosional, aliran darah itu berpusat pada otak bagian depan. Di sinilah pusat pembuat keputusan untuk menyelesaikan masalah,” tuturnya.

Ketika seseorang marah atau stres berat, otak sulit bekerja optimal karena sistem pengambilan keputusan terganggu. 

“Maka, agar tidak gegabah mengambil keputusan yang salah, sebaiknya tenangkan diri dan ambil jeda agar kondisi stresnya agak berkurang,” lanjutnya.

Jeda ini bisa dilakukan dengan cara sederhana, seperti berjalan sebentar keluar ruangan, menarik napas dalam-dalam, atau sekadar duduk diam beberapa menit tanpa gangguan.

Setelah emosi lebih tenang, ia menyarankan untuk melakukan refleksi diri agar akar permasalahan bisa dikenali. 

Dalam kondisi yang stabil, pikiran lebih mudah menemukan solusi yang sehat dan realistis.

“Setelah mengenali emosi dan perasaan, kemudian kenali kira-kira apa penyebabnya. Dalam kondisi yang lebih tenang, kamu bisa mulai mencari solusi,” ujarnya.

Irma memberikan beberapa solusi untuk meredakan stres tidak selalu rumit, misalnya dengan istirahat cukup, olahraga ringan, atau makan makanan bergizi agar keseimbangan tubuh dan pikiran kembali pulih.

Dengan begitu, seseorang tidak hanya meredakan emosinya sesaat, tetapi juga memperkuat diri menghadapi stres di kemudian hari.

Langkah terakhir yang tidak kalah penting adalah melatih mindfulness atau kesadaran penuh. 

“Latihan mindfulness, seperti journaling, latihan bernapas, atau meditasi itu harus konsisten dilatih dan dibiasakan,” kata Irma.

Irma menilai, kebiasaan ini bisa membantu seseorang mengenali emosi dan meresponsnya dengan lebih bijak. Ia menjelaskan, kebiasaan ini bisa membentuk pola kerja otak yang positif. 

“Sehingga otak punya kode, ketika ada masalah atau stres, kamu tahu harus ngapain karena begitulah cara otak bekerja karena kebiasaan,” katanya.

Selain itu, Irma juga mengimbau untuk bercerita kepada orang yang dipercaya sebagai bentuk pelepasan emosi.

Tindakan recharge emosi sederhana seperti ini bisa membantu seseorang merasa lebih ringan dan tidak terjebak dalam tekanan emosional sendirian.

Menjaga keseimbangan emosi bukan berarti harus menghindari stres sepenuhnya, melainkan belajar mengenali dan mengelola perasaan dengan lebih sehat.

Melalui langkah-langkah di atas, kamu bisa tetap produktif tanpa kehilangan ketenangan batin, bahkan di tengah jadwal yang padat sekali pun.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/10/17/213500420/4-cara-recharge-emosi-di-tengah-kesibukan-menurut-psikolog

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com