Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Anak Diare Bisa Dehidrasi Berbahaya, Ini Gejalanya Menurut Dokter

JAKARTA, KOMPAS.com – Saat anak diare, mungkin orangtua fokus mencari obat untuk menghentikan buang air besarnya. Padahal bahaya utama dari diare tak hanya pada frekuensi buang air besar, tapi juga risiko dehidrasi yang menyertainya.

Dokter Spesialis Anak, dr. Rizky Amrullah Nasution, Sp.A, mengingatkan, kehilangan cairan akibat diare bisa membuat anak mengalami dehidrasi ringan hingga berat. 

  • Panduan Makan Anak Diare, Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Dimakan?
  • 3 Penyebab Diare Secara Umum dan Tanda yang Perlu Diwaspadai

Kondisi ini perlu diwaspadai karena dapat membahayakan keselamatan anak bila tidak segera ditangani.

Dr. Rizky menjelaskan, tanda-tanda dehidrasi pada anak sebenarnya bisa terlihat sejak awal, tapi sering kali luput dari perhatian. 

Anak yang tampak rewel dan mudah gelisah bisa menjadi sinyal awal bahwa tubuhnya mulai kekurangan cairan.

“Orangtua bisa tahu anak dehidrasi ringan ketika anaknya rewel dan diubah posisinya bagaimana pun responnya serba salah, lalu ketika diberi minum rasanya seperti haus sekali,” kata dr. Rizky dalam Health Talk Pediatric Emergency di Brawijaya Hospital Taman Mini, Jakarta Timur, belum lama ini.

Mulut yang tampak kering, kulit terasa lebih hangat dari biasanya, serta jumlah buang air kecil yang mulai berkurang juga dapat menjadi tanda awal dehidrasi ringan. 

Dalam kondisi ini, orangtua disarankan untuk segera memberikan cairan tambahan, seperti air putih, oralit, atau cairan elektrolit khusus anak.

Bila kondisi anak tidak membaik, tanda-tanda dehidrasi akan menjadi lebih jelas. Anak mungkin terlihat lemas, tidak bersemangat bermain, dan bahkan menolak untuk minum.

“Jika anak dikasih minum tidak mau, tidur terus sampai susah dibangunkan, kemudian ketika dicek popoknya kosong padahal sudah enam jam, ini bisa jadi dehidrasi sedang atau berat,” jelas dr. Rizky.

Ia menegaskan, kondisi seperti ini merupakan tanda bahaya. Anak dengan dehidrasi sedang atau berat membutuhkan pertolongan medis segera di rumah sakit agar mendapatkan penggantian cairan melalui infus.

Jika tidak ditangani dengan cepat, dehidrasi berat bisa menyebabkan gangguan kesadaran, penurunan tekanan darah, dan risiko komplikasi yang membahayakan nyawa anak.

Salah satu cara sederhana untuk mendeteksi dehidrasi, menurut dr. Rizky, adalah dengan memantau frekuensi dan warna urin anak.

“Orangtua perlu pantau terus urin anak selama enam jam sekali. Jika dirasa lebih sedikit atau tidak ada sama sekali maka harus segera diwaspadai,” ujarnya.

Urin yang berwarna pekat juga bisa menjadi pertanda bahwa anak sedang kekurangan cairan. 

Maka dari itu, penting bagi orangtua untuk mencatat frekuensi buang air kecil anak selama masa diare berlangsung.

Selain itu, ia mengingatkan agar orangtua tidak panik jika anak sulit makan. Dalam fase diare, nafsu makan anak memang bisa menurun, tapi cairan harus tetap diutamakan.

“Yang penting bukan banyaknya makanan, tapi kecukupan cairan. Kalau anak tidak mau makan, boleh berikan porsi kecil tapi sering, sambil tetap memastikan cairannya cukup,” tambahnya.

  • Ini Caranya, Pertolongan Pertama Atasi Diare Tanpa Minum Obat
  • Adakah Minuman Fiber Bebas Gula dan Tidak Menyebabkan Diare?

Tindakan cepat saat anak diare

Untuk mencegah dehidrasi memburuk, orangtua dapat memberikan cairan rehidrasi oral, seperti oralit setiap kali anak buang air besar. 

Selain itu, makanan bertekstur lembut, seperti bubur, sup, atau pisang bisa membantu memulihkan energi anak tanpa membebani sistem pencernaan.

Apabila anak muntah setiap kali minum, berikan cairan sedikit demi sedikit dengan sendok atau pipet. Tindakan ini penting agar cairan tetap masuk tanpa memicu muntah berulang.

Ia juga mengingatkan, jangan menunggu kondisi anak memburuk baru membawanya ke dokter. 

“Segeralah bawa anak ke rumah sakit untuk memeriksa keadaannya jika sudah ada tanda dehidrasi sedang atau berat,” tuturnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/11/04/203500620/anak-diare-bisa-dehidrasi-berbahaya-ini-gejalanya-menurut-dokter

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com