Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Cinta Laura Peduli Isu Lingkungan, Ditanamkan Sejak Kecil

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktris Cinta Laura Kiehl kerap menjadi role model (panutan), tidak hanya berkat kecerdasannya, tapi juga kepeduliannya akan isu lingkungan. 

Cinta menuturkan, kesadarannya untuk menjaga lingkungan dan menyuarakan isu lingkungan dimulai sejak kecil.

  • Cinta Laura Bicara Soal Isu Lingkungan, Berhubungan dengan Kemanusiaan
  • Hadiri Cannes 2025, Cinta Laura Bergaya Pakai Kebaya Karya Intan Avantie

“Dari kecil sudah dididik agar mengerti soal isu-isu yang ada sehingga aksi-aksi yang aku ambil dalam keseharian pun mendukung eco-friendly living (hidup ramah lingkungan),” tutur Cinta di acara Langkah Membumi oleh Blibli di Jakarta Selatan, Minggu (9/11/2025).

Cerita Cinta Laura peduli isu lingkungan

Alumni Columbia University ini menuturkan, pola didik orangtuanya berperan penting dalam membangun rasa empati dan bersyukur, yang membuatnya peduli akan lingkungan.

Meskipun tumbuh di keluarga yang berkecukupan, sang ibunda khususnya, selalu mengajarkan Cinta untuk memposisikan dirinya sebagai orang lain yang kurang beruntung ketika bertemu dengan mereka.

“Dalam arti, aku diajarkan empati dan compassion (welas asih),” ucap dia.

Hal inilah yang membuat Cinta lebih berhati-hati dalam berbelanja dan bertindak, terutama apabila barang yang dibeli atau tindakannya bisa merusak lingkungan sampai merugikan orang lain.

Cinta mulai lebih menyadari bahwa isu lingkungan bukan sekadar buang sampah di tempatnya atau udara kotor adalah ketika ia merambah ke isu kesejahteraan anak-anak dan perempuan.

Menurut perempuan 32 tahun ini, isu lingkungan memengaruhi ketahanan pangan. Ketika krisis iklim terjadi, pasokan makanan bisa menurun.

“Apa yang terjadi kepada sebuah keluarga? Tentu, secara perekonomian, menjadi tidak stabil. Dan maaf sekali, salah satu sumber KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) adalah ketidakstabilan ekonomi dalam sebuah keluarga,” jelas dia.

Hal tersebut berkaitan dengan ayah atau ibu yang frustrasi ketika ekonomi keluarga sedang tidak menentu, dan berpotensi melampiaskan amarahnya dengan memukul atau menyakiti pasangannya.

  • Intip, Tampilan Memukau Cinta Laura di Festival Film Cannes 2024
  • Menjadi Diri Sendiri Bersama Koleksi Aldo dan Cinta Laura

Pemilahan sampah yang belum sempurna dan pekerja anak

Selanjutnya adalah pemilahan sampah yang belum sempurna, yang berujung pada penumpukan limbah yang luar biasa.

Beberapa oknum memanfaatkan “pekerja” anak-anak untuk mencari barang-barang yang masih bernilai di tengah tumpukan limbah tersebut.

“Dengan kita tidak bersuara dan diam saja, secara tidak langsung kita membiarkan child slavery (perbudakan anak) terjadi. Ada ‘mafia’ atau bandit yang mempekerjakan anak-anak untuk mencari suatu ‘treasure’ (harta karun) dari sampah,” ucap Cinta

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/11/13/113500920/cerita-cinta-laura-peduli-isu-lingkungan-ditanamkan-sejak-kecil

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com