Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Merawat Rambut Rusak akibat Catok dan Bleaching ala Rey Nathanael

JAKARTA, KOMPAS.com – Rambut rusak akibat sering dicatok, diwarnai, atau di-bleaching? Proses styling tersebut memang bisa membuat tampilan lebih menarik, tapi batang rambut bisa rusak. Misalnya patah, kering, dan kusam.

Trichologist sekaligus Founder of Woshday, Rey Nathanael mengingatkan, rambut rusak akibat proses styling dan pewarnaan perlu dirawat dengan cara yang tepat agar tetap tampak sehat.

  • 4 Masalah Rambut yang Sering Dialami Orang Indonesia Menurut Rey Nathanael
  • Apa Itu Suga®Nate 160NC? Kandungan Sampo yang Atasi Rambut Lepek

“Kalau rambut yang patah itu masalahnya ada di batang rambut bukan pada akar,” jelas Rey dalam acara Grand Launch of Woshday di Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2025).

Menurutnya, memahami sumber masalah rambut rusak menjadi langkah awal untuk menentukan perawatan yang sesuai.

Cara merawat rambut rusak, pahami dulu penyebabnya

Rambut rusak umumnya disebabkan oleh paparan panas atau bahan kimia yang berlebihan.  Proses seperti mencatok, blow dry, dan bleaching dapat membuat struktur batang rambut menjadi rapuh.

“Rambut rusak atau patah itu bisa karena mencatok setiap hari, coloring (pewarnaan), terutama bleaching tingkat tinggi,” kata Rey.

Paparan panas dari alat styling dapat mengurangi kelembapan alami rambut. Sementara itu, bahan kimia dari pewarna atau bleaching mengikis lapisan pelindung rambut (kutikula) sehingga membuatnya kusam dan mudah patah.

Bagi yang sering menggunakan alat styling, seperti catokan atau hair dryer, perlindungan sebelum menata rambut menjadi langkah penting.

“Jujur, untuk memperbaiki rambut rusak atau patah itu enggak sulit. Kalau untuk mencatok sehari-hari, minimal kami akan anjurkan untuk pakai heat protect,” ujar Rey.

Produk heat protection bekerja dengan membentuk lapisan pelindung di permukaan batang rambut sehingga panas tidak langsung merusak bagian dalamnya. 

Ia menekankan, meski terlihat sepele, penggunaan produk pelindung panas sangat berpengaruh terhadap kesehatan rambut jangka panjang.

Bleaching menjadi salah satu penyebab paling serius dari kerusakan rambut. Proses ini mengubah struktur rambut secara kimiawi sehingga rambut kehilangan kekuatannya.

“Kalau chemical damage akibat bleaching, biasanya tidak bisa diperbaiki seperti rambut semulanya. Mungkin hanya bisa dibuat tetap lembut dan tidak kering,” ucap Rey.

Ia menjelaskan, kerusakan yang disebabkan oleh bahan kimia bersifat permanen. Sebab, proses tersebut mengubah komposisi alami batang rambut. 

Oleh karena itu, langkah terbaik bukan memperbaiki, melainkan mencegah kerusakan lebih lanjut dengan menjaga kelembapan rambut dan menghindari bleaching berulang.

Bagi rambut yang sudah terlanjur rusak, laki-laki yang juga menjadi hairstylist ini menyarankan penggunaan produk perawatan yang berfokus pada kelembapan.

Kandungan seperti protein, keratin, dan minyak alami dapat membantu menutrisi rambut sehingga terasa lebih halus. 

Namun, penting untuk diingat bahwa perawatan ini hanya memperbaiki tampilan rambut dari luar, bukan mengembalikan kondisi rambut seperti semula.

“Namun, untuk memperbaiki rambut patah, sejauh ini belum ada produk yang benar-benar bisa mengatasinya,” tambah Rey.

  • Beri Tampilan Alami, Pesona Wig dari Rambut Asli Kian Diminati
  • Apakah Pensil Alis Harus Senada dengan Warna Rambut? Ini Kata Pakar

Batasi proses styling dan pewarnaan beberapa waktu 

Rey juga mengingatkan pentingnya memberi waktu bagi rambut untuk "bernapas". Hindari styling atau pewarnaan terlalu sering agar rambut dapat memulihkan kondisinya secara alami.

Mengurangi frekuensi mencatok, menggunakan air panas saat keramas, dan mengonsumsi makanan bergizi juga dapat membantu memperkuat rambut dari dalam.

Dengan perawatan yang konsisten dan cara styling yang lebih bijak, rambut yang rusak tetap bisa terlihat sehat dan berkilau.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/11/14/103500020/cara-merawat-rambut-rusak-akibat-catok-dan-bleaching-ala-rey-nathanael

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com