Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tips Orangtua untuk Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu Anak, tapi Tetap Aman

KOMPAS.com - Sebagian besar orang tua sepakat bahwa rasa ingin tahu penting bagi anak, namun pada saat yang sama mereka juga sering berkata, “hati-hati”, rata-rata 27 kali sehari pada buah hatinya.

Survei terhadap 2.000 orang tua anak usia 0–6 tahun menemukan bahwa balita masa kini sangat penasaran terhadap dunia di sekitar mereka: dari mengamati rantai sepeda, hingga tertarik pada “ikan yang punah” atau cara kerja kipas angin.

Masalahnya, meski 91 persen orang tua ingin menumbuhkan rasa ingin tahu anak, kekhawatiran akan keselamatan sering membuat mereka tanpa sadar membatasi eksplorasi tersebut. 

Antara mendorong anak untuk bereksperimen dan mencegah risiko cedera, orangtua terus berusaha mencari keseimbangan yang tepat agar keingintahuan anak tetap tumbuh tanpa mengorbankan rasa aman.

Inilah hal yang membuat 38 persen orang tua sulit tidur di malam hari: mereka tahu penting untuk menjelaskan mengapa anak harus berhati-hati, tetapi tidak selalu yakin apakah anak benar-benar memahaminya. 

Hampir semua orang tua (97%) mengatakan penting bagi anak untuk mengerti alasannya, dan sebagian besar langsung membicarakannya sesaat setelah memberi peringatan.

Namun penelitian mengungkap hal menarik: hanya 34 persen dari peringatan “hati-hati” yang benar-benar berkaitan dengan bahaya nyata. 

Bagi 45 persen orang tua, peringatan itu hanyalah reaksi spontan, keluar begitu saja sebelum sempat dipikirkan.

Refleks ini mencerminkan gaya pengasuhan modern: penuh perhatian, mendukung, dan selalu ingin memastikan anak aman. 

Tapi di sisi lain, perlindungan berlebih bisa menghambat anak belajar dari pengalaman, termasuk dari kesalahan kecil atau luka ringan, hal-hal yang dulu dianggap bagian wajar dari proses tumbuh.

Jadi, refleks “hati-hati, ya nak” memang lahir dari cinta, tapi bisa juga tanpa sengaja menghambat rasa ingin tahu yang justru ingin kita tumbuhkan.

Menurut para ahli di Lightbridge Academy, tugas orang tua adalah menyeimbangkan antara keamanan dan eksplorasi, membantu anak membangun kebiasaan aman, sambil memupuk rasa ingin tahu dan ketangguhan yang akan berguna seumur hidup.

Caranya? Ganti ucapan “karena Mama bilang begitu” dengan penjelasan sederhana tentang sebab dan akibat, agar anak memahami dunia dengan logika, bukan sekadar larangan.

Membantu menjawab setiap pertanyaan anak bukan berarti orang tua harus tahu segalanya, melainkan menciptakan ruang untuk eksplorasi dan berpikir kritis, pondasi penting bagi anak untuk tumbuh menjadi pembelajar yang mandiri dan percaya diri.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/11/17/160000420/tips-orangtua-untuk-menumbuhkan-rasa-ingin-tahu-anak-tapi-tetap-aman

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com