Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perjalanan Cinta Wiranto dan Rugaiya Usman, 50 Tahun Mengarungi Kebersamaan

Di balik sosok Wiranto sebagai jenderal, menteri, hingga Penasihat Khusus Presiden Bidang Politik dan Keamanan, terdapat kisah panjang penuh kehangatan yang ia bangun bersama sang istri selama lima dekade.

"Saya kenal dia sejak umur 15 tahun, kelas 1 SMA. Waktu itu dia sudah Letnan 1, berusia 25 tahun," ujar Uga Wiranto dalam wawancara dengan Kompas.com beberapa tahun lalu, dikutip pada Senin (17/11/2025).

Perjalanan cinta Wiranto dan Rugaiya dimulai saat Uga masih remaja, lalu tumbuh menjadi kemitraan hidup yang penuh kedisiplinan, cinta, dan saling dukung hingga akhir hayat.

Awal pertemuan Wiranto dan Rugaiya Usman

Uga pertama kali mengenal Wiranto saat ia kelas 1 SMA di Gorontalo.

Saat itu, Wiranto yang sudah berpangkat Letnan 1 menggantikan rekannya menjadi juri di ajang pemilihan ratu sekolah.

Mereka kembali bertemu ketika Wiranto mengantar Uga dan teman-temannya pulang dari sebuah acara.

Dari pertemuan-pertemuan itulah hubungan mereka mulai terjalin.

Setelah lulus SMA, Uga sempat ingin melanjutkan pendidikan menjadi asisten apoteker, namun terkendala biaya.

Di tengah keterbatasan itu, ia menerima lamaran Wiranto dengan satu permintaan yang sangat berarti.

“Tolong kalau punya kelebihan uang, sekolahkan saya," kenang Uga dalam wawancara beberapa tahun silam.

Permintaan itu dipenuhi. Ketika mendampingi suami yang bertugas di Jawa, Uga akhirnya dapat menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Jember.

Uga menggambarkan bahwa Wiranto adalah sosok yang cerdas, sehingga ia harus mengimbanginya.

"Ketika sudah memilih menikah, berarti kita harus total. Bapak itu orangnya pintar sekali, sementara saya hanya lulusan SMA ketika menikah. Saya tertatih-tatih mengimbangi laju terbangnya elang. Kalau ingin happy saya harus melakukan perubahan, tapi harus ikhlas," kata Uga.

Selama puluhan tahun menikah, keduanya selalu menjaga keterbukaan.

"Yang penting adalah adanya kebersamaan dan komunikasi timbal balik. Kami tahu setiap kegiatan keluarga, saya mau ke mana, Bapak ke mana," ungkap Uga.

Wiranto dikenal sederhana dalam keseharian, termasuk soal makanan.

Menurut Uga, apa pun makanan yang tersedia akan dimakan selama segar dan bersih.

Bahkan, Wiranto bisa memasak. Saat bertugas sebagai Komandan Batalyon di Gorontalo, ia memenangkan lomba memasak antarperwira dengan menu nasi goreng.

Rahasia kelezatannya, kata Uga, ada pada “rasa cinta serta kasih sayang” ketika memasak.

Meski dikenal tegas di lingkungan pekerjaan, Wiranto digambarkan sebagai pribadi humoris di rumah. Uga bercerita tentang candaan suaminya.

“Nduk, nduk, kalau enggak kawin sama saya, mungkin kamu kawin dengan pedagang kangkung," kenangnya.

Dalam momen-momen spesial, Wiranto kerap menunjukkan romantismenya.

Setiap 22 Februari, tepat pukul 00.00, ia selalu menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun pernikahan.

Bagi Uga, romantisme seperti itu bukan soal bunga atau puisi, melainkan perhatian kecil yang konsisten.

Dari pernikahan Wiranto dan Rugaiya Usman, keduanya dikaruniai 3 orang anak.

Pada 22 Februari 2025 lalu, Wiranto dan Rugaiya baru saja melangsungkan anniversary ke-50 tahun. Menurut Wiranto, itu adalah ulang tahun pernikahan emas.

Sosok Rugaiya Usman di mata Uga Wiranto ialah perempuan yang setia hingga akhir hayatnya.

Dalam keterangannya, Wiranto mengenang perjalanan panjang pernikahannya dengan almarhumah.

“Ibu telah mendampingi saya selama 50 tahun. Kami baru saja merayakan ulang tahun perkawinan emas. Harapan kami, beliau masih dapat terus mengasuh anak-cucu hingga usia yang panjang,” ujar Wiranto.

Selain itu, Wiranto juga sering menyebut Rugaiya sebagai pakaiannya.

Ungkapan itu digambarkan seperti sosok merawat dan membersamai dengan penuh kasih sayang.

Setelah melewati perawatan intensif, Rugaiya Usman wafat pada Minggu sore (16/11/2025), pukul 15.55 WIB.

“Beliau telah kembali dipanggil ke rahmatullah, menghadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” kata Wiranto.

Rugaiya kemudian dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga, Astana Ukir Sirna Raga.

Pemakaman ini menambah jumlah keluarga yang dimakamkan di lokasi tersebut menjadi 25 orang.

Menurut juru kunci makam, Suhut Purwadi, area pemakaman itu memang menjadi tempat peristirahatan keluarga besar Wiranto, mulai dari kakek-nenek, saudara kandung, hingga cucu.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/11/17/170500520/perjalanan-cinta-wiranto-dan-rugaiya-usman-50-tahun-mengarungi-kebersamaan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com