Entah itu takut pada gelap, ketinggian, atau berbicara di depan orang banyak.
Namun, ketika rasa takut itu berlebihan, terus-menerus, dan mengganggu aktivitas sehari-hari, hal itu bisa termasuk fobia.
Fobia adalah jenis gangguan kecemasan yang membuat seseorang menghindari objek, situasi, atau aktivitas tertentu, meskipun ancaman sebenarnya kecil atau bahkan tidak ada.
Apa itu fobia?
Dikutip dari Verywell Health, fobia merupakan ketakutan yang intens dan tidak rasional terhadap sesuatu.
Fobia bisa muncul sejak masa anak-anak atau remaja, tetapi juga dapat berkembang kapan saja.
Contoh fobia yang umum termasuk takut ketinggian (acrophobia), takut laba-laba (arachnophobia), dan takut ruang tertutup (claustrophobia).
Ada juga fobia yang lebih unik, seperti plutophobia (takut uang) atau telephonophobia (takut menelpon).
Semua fobia ini nyata dan bisa menimbulkan kecemasan yang signifikan bagi penderitanya.
Macam-macam fobia
Secara umum, fobia dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
Ketakutan terhadap objek atau situasi tertentu, misalnya hewan tertentu, darah, ketinggian, atau gelap.
Ketakutan intens terhadap situasi sosial, seperti berbicara di depan umum, menghadiri pesta, atau berinteraksi dengan orang baru.
Ketakutan terhadap tempat atau situasi yang sulit untuk melarikan diri, seperti ruang terbuka yang ramai, transportasi umum, atau keramaian.
Mengutip dari Medine Plus, fobia sosial dan agorafobia sering lebih kompleks dan bisa berdampak besar pada kehidupan sehari-hari jika tidak ditangani.
Contoh fobia yang sering ditemui
Banyak jenis fobia muncul ketika seseorang merasa kehilangan kendali dalam situasi tertentu
Berikut beberapa fobia spesifik yang umum dan kerap dibutuhkan pendampingan profesional.
Gejala fobia
Fobia menimbulkan gejala fisik dan emosional. Secara fisik, penderita mungkin mengalami jantung berdebar, berkeringat, gemetar, atau mual.
Secara emosional, mereka bisa merasa panik, cemas, atau ingin segera menghindari objek atau situasi yang ditakuti.
Jika dibiarkan, fobia tentu bisa mengganggu pekerjaan, pendidikan, dan hubungan sosial.
Cara mengatasi fobia
Mengatasi fobia membutuhkan pendekatan bertahap. Salah satunya dengan terapi perilaku kognitif (CBT) untuk membantu seseorang memahami ketakutannya dan menghadapi situasi yang menimbulkan fobia secara bertahap.
Terapi paparan juga sering digunakan, yaitu menghadapkan penderita pada objek atau situasi yang ditakuti secara perlahan dan terkontrol.
"Pengobatan fobia, khususnya terapi paparan, memang menantang dan mungkin tampak menakutkan pada awalnya. Namun, terapi ini sangat efektif dan memberdayakan. Melalui proses ini, Anda akan belajar betapa kuat dan mampunya Anda, dan Anda akan mendapatkan kebebasan yang luar biasa karena mengetahui bahwa rasa takut Anda tidak lagi memiliki kendali atas diri Anda," ujar Psikolog Klinis Elle Markman, PsyD, dikutip dari Verwell Health, Kamis (11/12/2025).
Selain itu latihan pernapasan, meditasi, dan teknik relaksasi juga disebut dapat menenangkan tubuh saat cemas.
Dukungan keluarga dan teman juga penting, karena penderitanya membutuhkan pengertian dan dorongan agar berani menghadapi ketakutannya.
Jika fobia sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, ada baiknya segera datang ke psikolog atau psikiater untuk mendapat pertolongan profesional.
Menghargai fobia orang lain
Memiliki fobia bukan tanda kelemahan. Fobia adalah kondisi medis yang nyata, dan dengan pemahaman yang tepat, dukungan profesional, serta strategi pengelolaan yang tepat, penderita fobia dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih nyaman.
Memahami fobia juga membantu kita lebih empati terhadap orang di sekitar yang menghadapi ketakutan tak terlihat.
Dari takut laba-laba hingga keramaian, semua fobia patut dihargai dan diatasi dengan cara yang tepat.
https://lifestyle.kompas.com/read/2025/12/11/175029620/mengenal-berbagai-fobia-dan-cara-menghadapinya-dari-laba-laba-hingga