Namun, bagi sebagian orang, kedekatan justru memicu kecemasan dan ketakutan.
Dikutip dari Verywell Health, istilah psikologis untuk kondisi ini dikenal sebagai fear of intimacy, ketakutan akan keintiman atau kedekatan emosional.
"Saat ini, tidak dapat disangkal bahwa kebutuhan manusia akan keintiman dan keterikatan merupakan kebutuhan mendasar dan utama, dan mengabaikannya dapat memiliki konsekuensi psikologis yang merugikan," kata Cendekiawan Baumeister & Leary (1995), dikutip dari Frontiers, Kamis (11/12/2025).
Apa itu fear of Intimacy?
Fear of intimacy adalah kondisi ketika seseorang merasa cemas, takut, atau tidak nyaman saat hubungan mulai menjurus pada kedekatan emosional, kepercayaan, atau kerentanan bersama.
Dikutip dari Verywell Health, kondisi ini bukan sekadar enggan berkomitmen secara romantis, tetapi ketakutan yang lebih dalam terhadap membuka diri dan percaya sepenuhnya pada orang lain.
Intimasi di sini tidak hanya soal hubungan seksual atau romantis, tetapi juga mencakup berbagi perasaan terdalam, ketakutan, harapan, dan pengalaman hidup, apa yang sering kita maksud dengan "memahami ketulusan seseorang."
Bagaimana ketakutan ini terjadi?
Sebuah studi tahun 2024 oleh Nicole D. Perry et al. dalam jurnal Frontiers in Psychology menemukan bahwa pengalaman seperti penolakan emosional, pola asuh yang tidak konsisten, atau konflik dalam hubungan orangtua berperan dalam meningkatkan fear of intimacy pada masa dewasa.
Menurut teori keterikatan (attachment theory), hubungan awal dengan pengasuh membentuk bagaimana seseorang memandang hubungan dewasa.
Ketika pengalaman itu penuh ketidakpastian atau penolakan, kepercayaan terhadap orang lain saat dewasa dapat terganggu, sehingga orang sulit membuka diri meskipun mereka menginginkan hubungan yang dekat.
Tak hanya itu, trauma emosional di masa kecil dapat memicu gaya keterikatan yang mengarah pada fear of intimacy, terutama melalui peningkatan sensitivitas terhadap penolakan dan kecemasan interpersonal.
Sulit memahami ketulusan otang lain
Salah satu dampak utama fear of intimacy adalah kesulitan mempercayai ketulusan orang lain.
Orang yang mengalami kondisi ini sering bertanya dalam hati, "apakah mereka sungguh mencintai saya, atau hanya berpura-pura?"
Keraguan semacam ini sering muncul karena pengalaman masa lalu yang membuat seseorang merasa rentan ditolak atau disakiti.
Ketika seseorang belum pernah merasa aman secara emosional, mereka cenderung ragu jika orang lain menunjukkan perhatian atau kasih sayang tulus.
Perasaan curiga terhadap niat baik orang lain ini tidak berarti seseorang tidak butuh cinta.
Sebaliknya, banyak individu yang takut akan keintiman justru sangat ingin dicintai, tetapi takut terluka jika membuka diri terlalu banyak.
Tanda?tanda fear of intimacy
Dilansir dari Verywell Health, ada beberapa gejala yang sering muncul antara lain:
Pentingnya mengenali fear of intimacy
Tanpa memahami fear of intimacy, seseorang bisa salah menilai dirinya sendiri atau pasangannya.
Misalnya, perilaku menjaga jarak yang sebenarnya adalah respon untuk menghindari rasa sakit emosional dapat disalahartikan sebagai "tidak peduli" atau "tidak serius", padahal akar masalahnya lebih dalam dari itu.
Memahami dinamika ini memberikan ruang untuk empati, self?reflection, dan pertumbuhan hubungan yang lebih sehat.
Cara mengatasi fear of intimacy
Walau tidak mudah, ada beberapa pendekatan yang terbukti membantu:
Karena fear of intimacy sering kali tidak sekadar masalah hubungan, tetapi juga mencerminkan dinamika psikologis yang mendalam, dukungan profesional sering kali menjadi langkah yang sangat berguna.
https://lifestyle.kompas.com/read/2025/12/11/193500220/mengenal-fear-of-intimacy-ketika-susah-memahami-ketulusan-seseorang