Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 16 April 2015, 13:40 WIB
dr Andri, SpKJ, FAPM

Penulis

Halo Prof

Konsultasi kesehatan tanpa antre dokter

Temukan jawaban pertanyaanmu di Kompas.com


KOMPAS.com — Baru saja kita dengar tentang adanya penjual brownies ganja yang ditangkap di salah satu pusat perbelanjaan Ibu Kota. Sebelumnya, kita mendengar pula adanya suatu jenis narkoba baru yang bentuknya seperti kertas perangko yang disebut CC4. Kita lalu mungkin bertanya, mengapa orang memakai narkoba?

Mencari bahagia?

Belakangan, di Indonesia, jenis narkoba yang sedang marak adalah jenis-jenis stimulan. Obat-obat terlarang yang termasuk golongan metamfetamin ini dikenal oleh awam sebagai ekstasi dan sabu. Sifat dasar obat ini adalah stimulan atau menstimulasi susunan saraf pusat di otak.

Tujuan pemakaiannya adalah mendapatkan efek senang yang berlebihan atau euforia, semangat dan rasa tidak kenal lelah atau capek, konsentrasi yang meningkat tajam, serta percaya diri yang tinggi.

Walaupun demikian, karena efeknya yang sering kali terlalu berlebihan di otak, orang yang menggunakannya juga bisa mengalami delusi atau waham paranoid atau perasaan bahwa ada seseorang yang akan menjahati dirinya. Halusinasi juga bisa terjadi dalam pemakaian sabu atau ekstasi pada beberapa orang.

Jika melihat efek zat narkotika jenis stimulan ini, maka beberapa orang yang memang mengharapkan efek dari zat ini secara sengaja memakainya. Saya sering menemui pasien-pasien saya yang mempunyai latar belakang penggunaan zat narkotika jenis stimulan. Beberapa di antara mereka menggunakan zat stimulan ini secara sadar dan menyadari efek yang dicari dari zat stimulan ini. Ada yang menggunakannya untuk bekerja, ada yang menggunakannya untuk bisa tampil percaya diri, dan ada juga yang memang menggunakannya untuk sekadar senang-senang.

Ini berarti orang memakai zat stimulan tersebut dengan kesadaran penuh bahwa ada efek yang sengaja dicari dalam zat-zat tersebut. Efek inilah yang terus dicari yang akhirnya sering menjerumuskan orang tersebut ke dalam suatu ketergantungan.

Cari ketenangan?

Selain zat stimulan, beberapa jenis zat narkotika yang sering disalahgunakan adalah golongan zat yang mempunyai sifat menenangkan. Penyalahgunaan obat psikotropika untuk hal ini sering menjadi masalah tersendiri.

Banyak obat psikotropika, yang sebenarnya mempunyai kegunaan dalam praktik kedokteran, kemudian disalahgunakan. Kita dulu kenal beberapa jenis obat dengan merek-merek dagang yang dikenal luas, seperti Mogadon, Lexotan, Dumolid, Calmlet, dan Xanax.

Obat-obat ini sebenarnya adalah obat terdaftar yang digunakan dalam praktik sehari-hari di kedokteran, tetapi kemudian karena efeknya yang bisa menenangkan, lalu disalahgunakan. Orang yang menyalahgunakan obat-obat ini biasanya memakainya dalam jumlah besar, bukan seperti dosis biasa yang disarankan oleh dokter.

Ganja dan alkohol juga masih menjadi favorit bagi sebagian orang. Untuk alkohol, apalagi jika masih diedarkan secara bebas, maka akses ke zat ini akan lebih mudah karena legal. Ganja dan alkohol secara umum mempunyai efek menenangkan juga, walaupun ganja juga dapat menimbulkan rasa senang karena apa yang dilihat oleh orang yang menggunakan ganja terasa lebih indah. Orang yang memakai ganja juga bisa lebih mudah tertawa daripada tanpa menggunakan ganja.

Alkohol sebagai zat yang bersifat menekan susunan saraf pusat bisa menimbulkan sedikit efek lupa terhadap masalah yang dihadapi. Itulah mengapa banyak pasien dengan masalah emosional sering menggunakan alkohol untuk menghilangkan rasa tidak nyamannya.

Shutterstock Ilustrasi

Bisa bikin sakit jiwa

Efek zat-zat narkotika dan alkohol tersebut mempengaruhi perilaku, perasaan, dan pikiran manusia. Kebahagiaan yang semu bisa didapatkan. Namun, efek lanjut berupa gangguan jiwa juga bisa didapatkan. Saya sangat sering menangani kasus-kasus kecemasan dan depresi yang sulit sembuh karena efek penyalahgunaan narkotika pada masa lalu.

Halaman:


Terkini Lainnya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau