Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/08/2016, 18:05 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

KOMPAS.com - Penemuan baru dari studi di AS mengungkapkan, tampaknya orang dengan IQ tinggi lebih malas dan tak mudah bosan. Tak heran mereka jadi lebih sering menghabiskan waktu larut dalam pikiran.

Sementara orang yang aktif lebih senang aktivitas fisik, karena butuh menstimulasi pikiran dengan aktivitas di luar, baik untuk lari dari pikiran atau karena mereka mudah bosan.

Periset dari Florida Gulf Coast University dalam penelitian itu memberikan tes klasik dari tiga puluh tahun lalu kepada sekelompok mahasiswa.

Kuesioner tersebut meminta peserta menilai seberapa kuat mereka setuju pada statemen seperti "Saya sangat menikmati tugas yang meliputi solusi baru masalah" serta "Saya hanya berpikir sekeras diharuskan." Riset yang dipimpin oleh Todd McElroy itu memilih 30 "pemikir" dan 30 "bukan pemikir" dari sekumpulan calon.

Lebih dari tujuh hari kemudian, kedua kelompok memakai alat di pergelangan tangan yang melacak pergerakan dan aktivitas. Hal itu menyajikan aliran data konstan seberapa aktif mereka.

Hasilnya membuktikan, kelompok pemikir kurang aktif selama sepekan dibandingkan bukan pemikir. Penemuan ini diterbitkan di jurnal Health Psychology dan digambarkan "amat signifikan" dan "kuat secara statistik."

Tetapi, di akhir pekan tak ada perbedaan di antara dua kelompok. Hal ini belum dapat dijelaskan peneliti.

Periset menyimpulkan bukan pemikir lebih mudah bosan, sehingga butuh mengisi waktu dengan aktivitas fisik. Tetapi, kekurangan dari menjadi pintar dan lebih malas, demikian peringatan McElroy berdampak pada gaya hidup kurang gerak.

Ia menyarankan agar orang yang kurang aktif, betapa pun pintar mereka, harus menaikkan kadar aktivitas fisik keseluruhan untuk memerbaiki kesehatan mereka.

British Psychological Society mengutip studi mengatakan,"Akhirnya, sebuah faktor penting yang mungkin membantu seorang pemikir mengatasi kadar keaktifan fisiknya adalah kesadaran."

"Sadar akan kecenderungan untuk kurang aktif, ditambah dengan kesadaran akan dampaknya yang berhubungan dengan ketidakaktifan, pemikir kemudian akan memilih untuk lebih aktif sepanjang hari," lanjutnya.

Meskipun demikian, menggeneralisasikan penemuan harus dilakukan dengan hati-hati, karena sampel yang digunakan dalam penelitian ini kecil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com