Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Cukur Rambut Kemaluan Berisiko Penyakit Menular Seksual

Kompas.com, 17 April 2017, 18:15 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

Sumber

KOMPAS.com - Sama seperti wanita, pria yang mencukur rambut kemaluannya juga lebih rentan terkena penyakit menular seksual (PMS).

Diterbitkan dalam jurnal Sexually Transmitted Infections, pria yang menghilangkan rambut kemaluannya memiliki risiko yang lebih besar tertular herpes, sifilis, human papillomavirus, dan infeksi penyakit lainnya.

Dalam studi tersebut, peneliti menyurvei 7.580 responden pria maupun wanita usia 18-65 tahun tentang sejarah seksual mereka dan kebiasaan mencukur rambut kemaluan.

Lebih khusus, mereka diminta menyebutkan berapa banyak pasangan seksual yang pernah dimiliki, apakah pernah terkena PMS, dan jika mereka mencukur rambut kemaluan teknik apa yang digunakan (apakah wax atau mencukur dengan alat cukur).

Tim peneliti menemukan, 84 persen wanita dan 66 persen pria telah mencukur atau waxing rambut organ intim mereka.

Sekitar 17 persen peserta tergolong kelompok "ekstrim", yaitu mereka yang menghilangkan semua rambut organ intim mereka lebih dari 11 kali per tahun dengan pisau cukur listrik dan non-listrik, gunting, lilin, atau elektrolisis.

Sedangkan 22 persen dikategorikan sebagai "groomers frekuensi tinggi", yaitu orang-orang yang memangkas harian atau mingguan dengan pisau cukur listrik dan non-listrik maupun gunting.

Secara keseluruhan, 11 persen pria dan 15 wanita melaporkan pernah miliki riwayat PMS dalam setahun belakangan.

Sebagian besar yang mengalami PMS adalah groomers ketimbang non-groomers. Groomers ekstrim juga lebih mungkin untuk melaporkan riwayat PMS pada kulit sekitar kemaluan bila dibandingkan dengan non-groomers.

Pada akhirnya, orang-orang yang memangkas rambut kemaluan mereka memiliki risiko 80 persen lebih tinggi terkena PMS.

Mengapa hal ini terjadi? Pisau cukur dan alat cukur listrik dapat menyebabkan luka kecil di kulit Anda, yang dapat memungkinkan bakteri atau virus menginfeksi.

Selain itu, rambut-rambut di organ intim pada dasarnya memang berfungsi untuk menghalau “benda asing”, agar tak dengan mudah menjangkau kulit maupun bagian dalam organ intim.

Untuk mengurangi kemungkinan terinfeksi penyakit menular seksual, lakukan seks yang sehat, menggunakan pengaman, dan tak berganti-ganti pasangan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau