Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/04/2018, 07:33 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Ketosis mungkin terdengar seperti istilah medis untuk bau mulut, namun ini sebenarnya adalah "keto" dalam diet keto. Tujuan utama dalam diet ini adalah mencapai kondisi ketosis.

Diet ketogenik adalah pola makan tinggi lemak dan rendah karbohidrat. Tujuan utamanya memang ketosis, yang bisa dicapai jika kita makan kurang dari 40 gram karbohidrat dalam sehari.

"Ketika kita hanya makan sedikit karbohidrat, tubuh akan memecah asam lemak dari cadangan lemak dan membentuk keton, yang akan dilepaskan ke peredaran darah oleh liver," kata ahli gizi Alissa Rumsey, seperti dikutip womenshealthmag.

Ia menjelaskan, ketosis terjadi ketika keton dalam darah lebih tinggi dari normal. Ketika hal ini terjadi, tubuh akan mulai menggunakan lemak sebagai bahan bakar.

Kapan kita tahu jika tubuh berada dalam kondisi ketosis? Menurut para pakar, ada beberapa tanda utama yang bisa menunjukkannya, selain penurunan berat badan.

1. Bau mulut
Tanda utamanya adalah bau mulut. Ketika tubuh memecah lemak dan protein untuk energi, akan terbentuk produk sampingan yang harus dikeluarkan. Bisa melalui feses, keringat, urine, atau napas.

"Produk sampingan dari dipecahnya lemak dan protein menjadi energi adalah aseton. Dalam jumlah sedikit di pernapasan, akan menimbulkan aroma buah, tetapi jika terlalu banyak baunya tidak sedap," kata ahli gizi Scott Keatly.

2. Kelelahan
Saat tubuh sudah dalam kondisi ketosis, akan terjadi kebingungan karena tidak ada jumlah karbohidrat yang cukup untuk dibakar sebagai energi. Akibatnya kita akan merasa sangat kelelahan.

Diet ketogenikThitareeSarmkasat Diet ketogenik

3. Jadi berenergi
Terkadang, tubuh akan baik-baik saja dengan membakar lemak dan protein sebagai sumber energinya, dan kita pun merasa lebih berenergi. Tetapi sebenarnya ini adalah perbaikan setelah kita merasa kelelahan sepanjang hari.

4. Nafsu makan menurun
Ini fenomena yang banyak dialami pelaku diet keto. Ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa nafsu makan mendadak turun. Menurut Keatly, penyebabnya bisa karena perubahan bakteri di usus seiring berubahanya pola makan.

"Bisa juga efek keton di otak yang menyebabkan pelepasan hormon berbeda, sehingga kita jadi jarang merasa lapar," kata Peter LePort, dokter bedah bariatrik.

5. Diare
Ketika menjalani diet keto, asupan lemak kita meningkat pesat dan ini membuat tubuh tidak siap. Tubuh tidak bisa mencerna asupan lemak itu dengan baik dan bakteri di usus tidak siap untuk memecahnya.

"Akibatnya kita akan diare atau buang air besar dengan tinja yang sangat bau. Namun lama kelamaan hal ini akan menghilang," kata Keatly.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com