Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 19 Februari 2019, 12:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sifat ketergantungan dalam hubungan tidak selalu negatif, namun bisa mengarah kepada hal buruk.

Sebuah studi, misalnya, menemukan bahwa orang yang mengalami ketergantungan tidak sehat dalam hubungannya cenderung mengalami depresi berulang. Dampak lain adalah memiliki penghargaan diri yang rendah.

Mungkin kamu mengalaminya saat ini dan tanpa sadar memiliki "racun" dalam hubunganmu.

Tapi, seperti apakah tanda-tanda ketergantungan tersebut?

1. Kebahagiaan hanya bergantung pada mood pasangan

Sebagai pasangan, tentu kita ingin si dia selalu bahagia. Tapi, jangan berupaya kekasih bahagia meskipun hal itu tidak membuatmu bahagia.

Ingatlah bahwa mempertahankan kebahagiaan dirimu juga penting. Jika tidak, maka kamu bisa stres terus menerus karena tak berhenti memikirkan perasaan si dia.

Jangan biarkan perasaan pasanganmu mengambil alih perasaanmu.

Baca juga: Penyebab Sulit Move-On dari Mantan Pacar

2. Tidak bisa melakukan apapun tanpa pasangan

Dalam kasus ini, kamu memiliki kebiasaan untuk tidak membiarkan pasanganmu melakukan apapun tanpa dirimu.

Kamu juga terus membuat alasan untuk tidak pergi atau melakukan apapun jika tidak bersama kekasih.

Pasanganmu membuat kamu sangat jarang bertemu teman-temanmu lagi dan jika kamu bertemu mereka, kamu selalu "dikawal".

Padahal, penting untuk menjaga identitas diri demi kesehatan mental dan bisa memisahkan diri pada kondisi-kondisi tertentu, termasuk melakukan hobi, adalah bagian dari hal tersebut.

3. Minatmu mengikuti pasangan

Kamu mungkin dulu memiliki kesenangan tersendiri. Seperti gemar bersepeda, naik gunung, dan lainnya. Namun sekarang hobimu adalah main games dan belanja karena pasanganmu menyukai hal-hal tersebut.

Hal itu mungkin membuatmu bahagia pada awalnya karena kamu bisa menbuat pasangan bahagia. Tapi, dalam prosesnya kamu akan kehilangan dirimu sendiri dan merasa ada yang hilang dalam hidupmu.

Baca juga: Tak Cuma Seru, Punya Hobi Juga Bisa Membantu Mengelola Stres

Ilustrasipexel.com Ilustrasi

4. Penampilan dan perilaku berubah sesuai kehendak pasangan

Dulu kamu senang menghabiskan waktu luang di rumah, namun kini kamu justru lebih senang traveling. Atau kamu berusaha keras menurunkan berat badan karena dituntut pasangan.

Dalam hal lainnya kamu juga banyak berubah, mulai dari penampilan hingga perilaku, hanya karena pasanganmu menginginkannya.

Perilaku ini berpotensi menjadi "racun". Jika mereka tidak menyukai penampilan dan perilakumu saat ini, kamu tidak seharusnya bersama mereka.

5. Merelakan kebutuhan demi pasangan

Normal jika kamu ingin memenuhi kebutuhan pasanganmu sesekali, namun kamu juga perlu memenuhi keinginanmu sendiri.

Jika yang kamu lakukan hanyalah memberi dan tidak mendapatkan apapun, maka hubungan tersebut berpotensi tidak sehat dan tidak seimbang.

Kamu bisa saja berakhir dengan "meledak" pada titik tertentu dan kamu merasa kosong dalam hati karena mengabaikan diri sendiri dalam waktu yang sangat lama.

Baca juga: Di Usia Berapa Seseorang Paling Merasa Kesepian?

6. Marah jika pasangan memberi perhatian pada orang lain

Kamu marah ketika pasanganmu ngobrol, menghabiskan waktu atau membantu orang lain, bahkan ketika orang tersebut adalah saudara atau sahabat mereka.

Kamu juga menginginkan perhatian penuh si dia setiap waktu, bahkan jika kamu tahu sikapmu tersebut bisa merusak hubungan pasanganmu dengan orang lain.

Tak masalah jika kamu menginginkan perhatian dan validasi dari pasangan, namun berilah kesempatan bagi pasanganmu untuk merawat hubungan mereka yang lainnya juga. Jika tidak, mereka bisa merasa marah dan tidak puas.

Baca juga: Ketergantungan Emosional Bikin Kita Jadi Pasangan Posesif

7. Hanya fokus pada hubungan

Kamu berhenti memiliki hubungan lain di luar dengan kekasihmu. Kamu mengorbankan teman-teman dan keluarga, meskipun pasanganmu sebetulnya tidak memintanya.

Kamu benar-benar tidak fokus melakukan apapun selain berupaya keras menjadikan hubunganmu sempurna.

Kamu terobsesi memastikan kamu dan pasangan tetap solid, sehingga bahkan ketika tidak ada masalah yang jelas kamu dan pasangan bisa saja bertengkar.

Ingatlah bahwa kondisi ini hanya akan membuatmu tidak bahagia dan tidak terpuaskan.

8. Mengabaikan tanda-tanda negatif dan bertahan dengan pasangan

Contohnya, ketika pasanganmu bersikap kasar dan kamu berdua sangat sering bertengkar namun kamu tetap bertahan pada hubungan tersebut.

Alih-alih memutuskan hubungan, kamu justru berupaya keras mempertahankan hubunganmu dan kamu merasa hilang arah tanpa mereka.

Jika kamu merasa dirimu tak berarti apapun tanpa pasanganmu meskipun pasanganmu tidak memperlakukanmu dengan baik, artinya ketergantunganmu sudah benar-benar menjadi "racun".

Jadi, perhatikanlah tanda-tanda tersebut dengan baik.


Baca juga: Pertemanan Bisa Membuat Anda Lebih Cerdas, Atau Sebaliknya

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau