Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Menuju Kiblat Fesyen Muslim Dunia 2020...

Kompas.com, 15 September 2019, 20:00 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Jawa Barat menjadi daerah yang diandalkan dalam basis produk fesyen Indonesia.

Hal ini terjadi seiring dengan upaya Pemerintah menjadikan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia pada 2020.

“Di Jabar ada Tasikmalaya, Bandung, dan daerah lainnya yang sudah cukup diakui produk fesyen muslimnya.”

Begitu ujar Direktur IKM Kimia, Sandang, Kerajinan dan Aneka, Kementerian Perindustrian Ratna Utarianingrum di Bandung, Minggu (15/9/2019).

Ratna mengatakan, selain Jabar, ada pula Jawa Tengah yang kini bermunculan produk fesyen muslimnya, seperti Kudus.

Dua wilayah ini, menjadi basis munculnya produk fesyen muslim, menuju Indonesia menjadi kiblat fesyen muslim dunia.

Baca juga: Keluar dari Pola Umum Busana Muslim Hari Raya

Menurut Ratna, berbagai upaya terus dilakukan Indonesia menuju target itu. Mulai dari keberadaan industri manufaktur tekstil hingga produk tekstil (TPT) dari hilir hingga hulu.

Kemudian, melibatkan perguruan tinggi bisnis dan mode, sehingga ketika orang datang ke Indonesia, mereka melihat desainernya banyak, perguruan tinggi juga ada yang melahirkan banyak desainer muda kreatif.

"Tahun kemarin, Indonesia masuk 10 besar produsen pakaian muslim dunia, dan tahun ini kita sudah nomor dua setelah Uni Emirat Arab."

"Ini perkembangan yang cukup bagus. Saat ini, kontribusi industri kreatif terbesar di Indonesia telah ditopang kuliner, kerajinan, dan fesyen," ucapnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, industri fesyen khususnya busana muslim Tanah Air menunjukkan pertumbuhan positif.

Hal ini ditandai dengan peningkatan kinerja ekspornya dan kontribusinya terhadap PDB nasional.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistika (BPS), nilai ekspor fesyen Januari-Juni 2019 mencapai 6,62 miliar dollar AS.

Baca juga: Inspirasi Gaya Busana Muslim dari Tasya Farasya dan Rachel Vennya

Jumlah itu terdiri dari 4,06 miliar dollar AS ekspor pakaian jadi, dan 2,56 miliar dollar AS ekspor kulit, produk kulit, dan alas kaki.

Pada Triwulan I 2019 sektor industri fesyen tumbuh 23,21 persen dengan memberikan kontribusi 0,97 persen terhadap PDB nasional.

“Indonesia merupakan salah satu negara berpenduduk muslim terbesar di dunia,” kata dia.

Populasi umat muslim Indonesia mencapai 88 persen dari jumlah penduduk dan diproyeksikan pada tahun 2030 jumlah penduduk muslim Indonesia mencapai 283,83 juta jiwa.

Kondisi ini tentunya akan meningkatkan jumlah kebutuhan fesyen muslim nasional.

Berdasarkan State of the Global Islamic Economic 2018-2019 konsumsi fesyen muslim Indonesia mencapai 20 miliar dollar AS, sementara konsumsi fesyen muslim dunia mencapai 270 miliar dollar AS.

Hal ini menunjukkan peluang pasar yang besar yang bisa digarap oleh industri fesyen muslim dalam negeri.

Demi menjadi kiblat fesyen muslim dunia, pihaknya juga menggelar Kompetisi Modest Fashion Project (MOFP) 2019.

Baca juga: Bagaimana Selera Fashion Busana Muslim Warga Kediri?

MOFP merupakan sebuah kompetisi desain fesyen yang tidak hanya berfokus pada konsep desain produk fesyen muslim, namun juga konsep bisnis yang akan diterapkan.

Berbeda dengan kompetisi desain pada umumnya, Modest Fashion Project merupakan kompetisi yang para finalisnya akan mendapatkan coaching dan pelatihan tentang bisnis dan industri fesyen.

Program yang telah berjalan sejak 2018 ini, akan melahirkan startup IKM fesyen muslim.

Para peserta akan membuat proyek dari pembuatan konsep bisnis, hingga diaktualisasikan menjadi karya yang akan dipresentasikan dan diperagakan pada babak grand final.

Dari kompetisi ini, 20 finalis terbaik MOFP akan mendapat coaching selama dua tahun sampai memiliki business plan dan marketing tools yang siap dipresentasikan di hadapan calon investor.

“Grand Final dan Pengumuman MOFP akan dilaksanakan November 2019,” ucap dia.

Salah seorang pemenang MOFP 2018, Dhiya mengaku, mendapat pendampingan dan pelatihan dari Kemenperin selama dua tahun.

Baca juga: Bergaya Fashionable ke Kantor dengan Busana Muslim

Keunggulan fesyen-nya ada pada motif dan desainnya. Pakaian yang dibuatnya cenderung semi retro dan itu sangat diminati para konsumennya.

“Selama ini masih membuat by order saja. Peminatnya lumayan banyak. Dengan pelatihan dua tahun dari Kemenperin ini, saya mendapat banyak sekali masukan,” ucap dia.

Masukan yang dimaksud seperti bagaimana memulai bisnis, mengatur menajemen keuangan, hingga penyempurnaan produk.

Bahkan, ia dibantu meluncurkan produknya pada November 2019 dan mengikuti sejumlah pameran internasional di Dubai Expo dan acara OKI.

“Mudah-mudahan dengan expo ini, produk saya bisa diekspor juga,” tutup dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau