Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 9 Desember 2020, 09:20 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Gondok atau goiter adalah pembesaran kelenjar tiroid yang dapat dirasakan sebagai benjolan di bawah kulit di bagian depan leher. Ketika cukup besar untuk dilihat dengan mudah, itu disebut gondok.

Banyak orang yang sering menyamakan antara gondok dan gondongan, padahal keduanya berbeda.

Gondongan biasanya disebabkan oleh virus, tapi gondok terjadi karena peradangan kelenjar tiroid atau ketika kelenjar menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid.

Gondongan akan sembuh dengan sendirinya, gondok pun begitu. Namun, ada beberapa jenis gondok yang jika tidak diobati akan berkembang menjadi penyakit mematikan.

Penyebab gondok

Dilansir dari kidshealth.org, penyebab gondok pada balita umumnya karena:

1. Kekurangan Yodium
Balita yang tidak mendapatkan cukup yodium dalam makanannya bisa mengalami pembesaran tiroid. Yodium dibutuhkan tubuh untuk memproduksi hormon tiroid.

“Sampai saat ini, penyebab paling umum gondok di dunia saat ini biasanya disebabkan oleh kekurangan makanan asupan yodium, “ ungkap Thomas P. Foley, Jr, MD, Profesor Pediatri, Fakultas Kedokteran dari Universitas Pittsburgh.

Baca juga: 10 Manfaat Yodium untuk Tubuh

2. Genetik
Anak-anak dapat dilahirkan dengan gondok yang disebut gondok bawaan.

3. Penyakit Hashimoto
Sistem kekebalan menyerang tiroid, membuatnya membengkak. Terkadang pembengkakan ini bisa berlebihan dan bahkan bertumbuh semakin besar. Seiring waktu, tiroid bisa menjadi sangat rusak sehingga tidak bisa menghasilkan hormon tiroid yang cukup.

Dalam hal ini, penderita mungkin perlu mendapatkan tindakan operasi untuk mengambil hormon tiroid.

4. Penyakit Graves
Ini adalah penyebab paling umum dari gondok dengan kadar hormon tiroid yang tinggi pada balita. Sistem kekebalan menyerang bagian-bagian kelenjar tiroid, membuatnya membengkak dan memproduksi terlalu banyak hormon tiroid.

Itu juga bisa menyebabkan peradangan dan pembengkakan di sekitar mata.

Baca juga: Perbedaan Penyakit Gondok dan Gondongan Pada Anak

IlustrasiFreepik Ilustrasi

Ciri-ciri gondok

Gondok paling sering terlihat karena berada di bagian paling depan leher dan bergerak naik dan turun ketika seseorang menelan. Orang dengan gondok mungkin merasakan sensasi makanan tersangkut di tenggorokan, terutama ketika mereka berbaring atau tidur terlentang.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau