Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 26 Juli 2021, 14:28 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber BHG

KOMPAS.com - Sukulen adalah tanaman hias berukuran mini dengan bentuk yang unik.

Banyak orang terutama mereka yang hobi berkebun menyukai sukulen karena relatif mudah dirawat.

Sukulen juga dinilai sebagai tanaman yang tangguh, sehingga orang jarang memberikan perhatian pada tanaman ini.

Padahal, ada beberapa kondisi yang dapat membuat sukulen sulit bertahan hidup hingga akhirnya mati.

Oleh karena itu, jagalah tanaman sukulen di rumahmu agar tetap terlihat segar dengan mencegah beberapa kesalahan berikut.

1. Menggunakan wadah tanpa drainase

Meletakkan sukulen di dalam wadah atau pot keramik kecil yang tidak memiliki lubang drainase atau lubang pembuangan air akan berisiko buruk bagi tanaman kesayangan kita.

Sebagian besar tanaman sukulen memang dapat bertahan hidup dengan kondisi tanah yang kering, namun setidaknya sirami sedikit air.

Jika kita menanam sukulen di pot tanpa lubang drainase, air yang disiram ke tanaman itu akan menggenang di bagian bawah pot, menyebabkan overwatering dan menenggelamkan akar tanaman.

Hal lain yang perlu diingat, jangan menambahkan batu kerikil di bagian bawah pot yang memiliki lubang drainase.

Bukannya membantu air keluar dari tanah, kerikil tersebut justru akan menghambat aliran air ke lubang pembuangan.

Lebih baik kita menanam sukulen di dalam pot dengan lubang drainase yang berukuran kecil, ketimbang pot yang cantik namun tidak memiliki lubang drainase.

Baca juga: Panduan Memilih Bahan Pot untuk Tanaman Sukulen dan Kaktus

Ilustrasi taman kaktus, sukulen.SHUTTERSTOCK/KHOI NGUYEN Ilustrasi taman kaktus, sukulen.
2. Membiarkan tanah pada tanaman mengering

Sukulen tidak membutuhkan banyak air untuk tumbuh. Namun, jangan sampai membiarkan tanaman itu tanpa air atau hanya disemprotkan air dalam jumlah sedikit.

Menyemprotkan air --alih-alih menyirami air dalam jumlah banyak-- dapat merusak dan menyebabkan sukulen membusuk.

Pertama, pastikan pot yang digunakan untuk menanam sukulen memiliki lubang pembuangan. Lalu sirami tanaman dengan air saat tanah dalam kondisi kering.

3. Jarang disiram air

Sukulen bertahan dari kekeringan dengan menyimpan air ekstra di bagian daun dan akar.

Apabila kita terlalu lama membiarkan tanaman tanpa air, maka tanaman tersebut akan mulai layu. Daun-daun tanaman pun akan berguguran.

Perhatikan kondisi tanah sukulen. Masukkan ujung jari ke dalam pot. Jika terasa kering, segera sirami dengan air.

Apabila tanah terasa lembap, kita bisa menunda penyiraman air.

Sekali lagi, pastikan semua air yang disiram bisa keluar dari lubang pembuangan di bagian bawah pot. Jangan membiarkan tanaman sukulen terendam air.

Baca juga: 15 Tanaman Hias yang Aman untuk Hewan Peliharaan

Ide penempatan tanaman hias sukulen dengan pot keramik mungil.DOKUMENTASI IKEA Ide penempatan tanaman hias sukulen dengan pot keramik mungil.
4. Kekurangan paparan sinar matahari

Beberapa jenis tanaman sukulen bisa hidup di ruangan yang minim cahaya, seperti tanaman ular atau sansevieria trifasciata (snake plant).

Namun, kebanyakan sukulen justru akan tumbuh baik jika terpapar sinar matahari yang memadai.

Tanpa cahaya yang mencukupi, warna pada tanaman sukulen akan memudar dan bagian batang membengkok untuk mencari cahaya.

Saat membeli tanaman sukulen, cek label tanaman terlebih dahulu untuk memastikan kita mengetahui berapa banyak cahaya yang diperlukan tanaman tersebut.

Tidak ada salahnya meletakkan sukulen di ruangan dengan cahaya lampu yang terang supaya tanaman itu masih bisa mencukupi kebutuhan akan cahaya.

5. Menanam sukulen dengan tanaman lain di satu tempat

Sukulen dapat ditanam di tempat yang sempit atau digabungkan dengan sukulen lain, hingga tanaman hias yang berbeda.

Akan tetapi, perhatikan risikonya. Seluruh tanaman yang ditanam bersamaan di satu tempat akan saling bersaing untuk mendapatkan sumber daya seperti air dan nutrisi tanah.

Satu hal yang harus digarisbawahi, jangan menanam sukulen dengan tanaman lain.

Contohnya, jika kita menyandingkan sukulen yang bisa hidup dalam kondisi tanah kering dengan tanaman pakis yang cenderung membutuhkan air banyak, maka salah satu atau kedua tanaman tersebut bisa "menderita".

Baca juga: 10 Tanaman Hias yang Bisa Bertahan Tanpa Cahaya

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau