KOMPAS.com - Kata “egois” alias tidak mempedulikan keadaan sekitar mungkin menjadi hal yang diidentikkan dengan generasi Z (gen Z).
Kendati demikian, penelitian yang dilakukan oleh Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Consulting menemukan fakta yang berbeda.
Dalam riset yang mengamati responden remaja berusia 15-24 tahun dari seluruh Indonesia itu, diketahui bahwa gen Z justru merupakan generasi yang paling banyak memiliki karakter benevolence.
"Setelah ditelaah berdasarkan data, gen Z menganut karakter benovolence," kata Putu Yani Pratiwi, Research and Management Lecturer UMN.
"Suka menolong sesama dan jujur, serta memaafkan sesama. Tidak etnosentris dan peduli dengan orang lain," terangnya pada webinar "Adopsi Gaya Hidup Zero Waste pada Gen Z" yang digelar, Kamis (21/7/2022).
Baca juga: Bukan Gaji, Ternyata Ini yang Dicari Milenial dan Gen Z Saat Bekerja
Lalu menariknya, gen Z di Indonesia ternyata cukup peduli pada isu kriminal dan isu lingkungan seperti global warming atau pemanasan global.
"Sebanyak 78 persen respoden mengetahui isu lingkungan, dengan informasi didapatkan paling utama di sosial media. Kedua google, ketiga guru atau dosen," papar Putu.
Penelitian yang sama juga mengamati pengetahuan gen Z terkait klasifikasi sampah, fashion dan brand berbasis lingkungan, serta level konsumsi online-nya.
Hasilnya, 75 persen responden menjawab dengan benar terkait klasifikasi sampah. Bahkan, 92 persen dari mereka mengetahui klasifikasi sampah sesuai jenisnya.
Kendati demikian, hanya 20 persen yang melakukan pemilahan sampah di rumahnya, dengan 13,56 persen responden mengaku berpartisipasi pada komunitas yang bergerak di isu lingkungan.
Mereka berbelanja baju baru hanya tiga kali dalam satu tahum, dan pakaian yang dibeli hanya 1-5 lembar per tahunnya.
“Alasan paling banyak gen Z berbelanja pakaian adalah saat akan menghadiri acara tertentu, jadi butuh baju baru,” ujar Putu.
Baca juga: Benarkah Milenial dan Gen Z Lebih Lemah dari Generasi yang Lebih Tua?
Diskon pun memegang peran penting dalam faktor belanja fashion anak muda, menjadi alasan kedua mengapa mereka berbelanja.
Budget yang dikeluarkan pun masih berada di bawah Rp500.000 setiap kali melakukan transaksi.