Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 30 Januari 2024, 11:45 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Jadi, yang terbaik adalah tetap menjadi diri sendiri dan berharap dia akan menyukainya. Siapa tahu dia mencari tipe orang seperti kita.

Selain itu, ketika menjadi diri sendiri, kita akan lebih terbuka dan fleksibel terhadap lingkungan di sekitar. 

Itu berarti kita akan bereaksi lebih baik terhadap apapun yang dia lakukan atau katakan dan menunjukkan siapa diri kita.

4. Memperdalam percakapan

Agar kencan pertama benar-benar berkesan, kita harus beralih dari percakapan "transaksional" ke percakapan "emosional".

Hal ini mungkin tidak selalu bisa terjadi saat pertama kali kita bertemu dengan seseorang karena kita harus melewati berbagai tahapan yang berbeda selangkah demi selangkah terlebih dahulu.

Tapi, tujuannya adalah untuk melewati momen transaksional dan masuk ke momen emosional jika ada celah.

Contoh percakapan transaksional biasanya meliputi pernyataan basa-basi, seperti "apa kabar?" atau "senang bertemu denganmu." Ini juga bisa perbincangan tentang hal-hal umum seperti tempat tinggal, pekerjaan, tempat lahir, dan sebagainya.

Sementara percakapan emosional cenderung akan membicarakan topik yang lebih menyentuh hati, atau dengan pernyataan yang menunjukkan perasaan.

Baca juga: Riset Ungkap, Taktik untuk Kencan Pertama yang Sukses

5. Menunjukkan kerentanan

Menunjukkan kerentanan bukan berarti kita adalah pribadi yang lemah, tetapi ini adalah salah satu cara untuk membuat percakapan kita mencapai tingkat emosional.

Misalnya, kita dapat berbagi pengalaman dengan orang tersebut yang menunjukkan nilai-nilai kita atau siapa diri kita pada dasarnya.

Jangan takut untuk menjadi lebih terbuka, sejauh kita bisa mengendalikan mana yang bisa dibagikan dan mana yang tidak, maka kita akan meningkatkan kemungkinan pasangan kencan untuk mengikutinya.

Seringkali, orang terlalu tertutup karena merasa ingin menjaga citranya. Itu tidak salah, tapi jika kamu serius dengan kencanmu, perlahan kamu harus berani lebih terbuka agar kalian bisa lebih saling mengenal.

6. Mendengarkan dengan baik

Alasan mengapa kebanyakan laki-laki tidak bisa benar-benar mendengarkan adalah karena mereka begitu terpaku untuk menunjukkan kepada seorang perempuan betapa penting, pintar, atau macho-nya mereka sehingga perempuan itu jatuh hati.

Tapi tahukah kita apa yang lebih baik daripada membual? Ya, mendengarkan dengan baik.

Saat kita mengajukan pertanyaan pada seseorang, atau mereka mengungkapkan sesuatu tentang diri mereka sendiri, hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah diam dan mendengarkan.

Ketika sedang mendengarkan, kita mungkin bisa memvisualisasikan cerita mereka. Ini adalah jenis proses yang sama dengan yang kita lakukan saat membaca buku, di mana kita membayangkan karakternya dan memberikan gambaran pada kata-kata yang kita baca.

Hal ini mempermudah kita untuk mengingatnya dengan lebih baik dan bahasa tubuh kita secara alami juga akan lebih terlibat.

Perempuan yang merasa didengarkan tentunya lebih bersimpati dan menaruh minat yang tinggi pada kita, tidak hanya secara fisik tetapi juga emosional. Itu menjadi fondasi yang sangat penting saat membangun hubungan pada kencan pertama.

Baca juga: Mau Kencan Pertama Sukses? Hindari 6 Kesalahan Ini

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau