Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Senuwan Kluet, Motif Bercorak Tanaman Khas Aceh Selatan

Kompas.com, 27 Mei 2024, 21:21 WIB
Nabilla Ramadhian,
Wisnubrata

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada beragam motif yang berasal dari beberapa suku di Aceh Selatan yang kini memasuki dunia fesyen modern, salah satunya Senuwan Kluet dari suku Kluet.

Motif ini memiliki corak yang cukup unik karena diangkat dari kebiasaan masyarakat suku Kluet, yakni bertani dan bercocok tanam.

"Motifnya berasal dari tanaman-tanaman yang tumbuh dan dipanen sehari-hari di lingkungan mereka," ungkap Penjabat (Pj) Ketua Dekranasda Kabupaten Aceh Selatan Bd. Yuliani Irvana dalam gelaran Aceh Muslim Fashion Festival (AMFF) di Sarinah Mall, Jakarta, Sabtu (25/5/2024).

Suku Kluet dikenal gemar bertani dan bercocok tanam karena lingkungannya kaya akan hasil bumi.

Baca juga:

Oleh karena itu, gambar motifnya terinspirasi dari hasil bumi yang tumbuh dan dipanen di lingkungan masyarakat tersebut.

"Contohnya gamis bermotif kecombrang, dedaunan, dan buah nipah. Dikreasikan oleh tim kreatif Dekranasda Aceh Selatan yang kolaborasi dengan UMKM," kata Yuliana.

Filosofi di balik motif Senuwan Kluet pun berkaitan dengan kegiatan turun temurun masyarakat tersebut.

Melalui bertani dan bercocok tanam, suku Kluet mengalami kejayaan dan kemakmuran dalam kehidupan mereka.

"Alhamdulillah dari bercocok tanam malah lebih sejahtera, bisa menyekolahkan anak sampai kuliah," Yuliana berujar.

Sebelumnya, hanya orang-orang tertentu saja yang menggunakan motif Senuwan Kluet.

Namun, saat ini motif tersebut juga bisa digunakan sehari-hari oleh masyarakat umum melalui kreasi dari Dekranasda Kabupaten Aceh Selatan.

Pasalnya, motif Senuwan Kluet kini bisa ditemukan di produk fesyen seperti pakaian, bahkan suvenir berupa bros.

Untuk pembelian, saat ini produk-produk fesyen bermotif Senuwan Kluet hanya tersedia di toko offline Dekranasda Aceh Selatan yang berlokasi di Tapak Tuan.

Baca juga:

Bagi yang berlokasi di luar Aceh Selatan, kamu bisa membelinya lewat akun Instagram @putripala_scraft yang dikelola oleh Putri Pala, desainer lokal yang membantu Dekranasda Aceh Selatan mengembangkan dua motif itu ke ranah fesyen.

Harga produknya beragam, mulai dari Rp 120.000-an untuk tas, Rp 150.000-an untuk syal, Rp 200.000-an untuk hijab, Rp 300.000-an untuk gamis, dan Rp 700.000-an untuk rok lilit.

 
 
 
Sieh dir diesen Beitrag auf Instagram an
 
 
 

Ein Beitrag geteilt von KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau