Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi PPN 12 Persen, Sarinah Optimis Produk Artisan Tetap Diminati

Kompas.com, 24 Desember 2024, 08:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor

KOMPAS.com - Adanya rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen, tentu akan berpengaruh pada daya beli masyarakat.

Namun demikian, Sarinah sebagai department store yang menghubungkan produk lokal Indonesia dengan konsumen, tetap optimis menghadapi tantangan ini melalui strategi yang berfokus pada keunggulan unik atau unique selling point (USP).

Fetty Kwartati, Direktur Utama PT Sarinah mengatakan, keunggulan Sarinah terletak pada penyediaan produk yang terkurasi dengan baik, personal, dan menginspirasi.

Baca juga: Kenaikan PPN 12 Persen, Klinik Kecantikan Antisipasi 4 Dampak Ini

"Mereka memang datang ke Sarinah itu untuk cari sesuatu yang menginspirasi, cari sesuatu yang personalized, cari sesuatu yang memang sangat Indonesia," ujar Fetty dalam acara Media Gathering Akhir tahun 2024 PT Sarinah di Sarinah, Jakarta, Senin (23/12/2024).

"Jadi dengan USP yang sangat kuat ini, mudah-mudahan kenaikan PPN maupun daya beli masyarakat yang menurun tidak benar-benar langsung berdampak secara drastis," lanjutnya.

Optimisme ini didukung oleh pertumbuhan penjualan yang mencapai lebih dari 15 persen pada tahun ini, meskipun di tengah situasi politik yang dinamis dan isu kenaikan PPN menjadi 12 persen.

Fetty menyebut, hal ini membuktikan bahwa orang datang ke Sarinah untuk sesuatu yang unik, bukan yang sifatnya masif atau yang bisa dibeli di tempat lain.

Strategi Sarinah Hadapi PPN 12 Persen

Lebih lanjut Fetty mengungkap, untuk mengantisipasi dampak kenaikan PPN menjadi 12 persen, Sarinah terus memperkuat kurasi produk yang ditawarkan.

“Target strateginya tentu kita akan mengkurasi ya, tapi ini juga dilakukan setiap saat, jadi kurasinya akan terus dilakukan sehingga produk-produknya yang bisa bisa dibilang “imun”, artinya PPN naik jadi 12% pun orang tetap mencari produk-produk tersebut,” paparnya.

Termasuk produk-produk artisan premium dengan daya tarik unik, diharapkan tetap diminati konsumen, terutama mereka dari kelas menengah atas.

Apalagi, produk dari desainer ternama, sering kali habis terjual segera setelah diluncurkan.

“Produk yang memang artisan dan memang karyanya sangat premium itu sangat bagus. Kemudian daya beli mereka kelas menengah atas, jadi sepertinya tidak terpengaruh dengan adanya tambahan 1 persen PPN. Ya mereka tetap datang dan tetap belanja,” jelas Fetty.

Baca juga: Soal PPN 12 Persen, Apa Dampaknya pada Ritel Kosmetik dan Kebugaran?

"Contoh desainer-desainer yang sudah terkenal dan sangat spesifik, begitu mereka launching produk, langsung habis diburu pelanggan meskipun harganya naik," tambahnya.

Selain itu, Sarinah juga memanfaatkan kunjungan wisatawan yang meningkat, baik dari kapal pesiar maupun pengunjung ekshibisi.

"Kami kerja sama dengan pihak ekshibisi di Kemayoran, JCC, atau ICE BSD. Malam setelah eksibisi selesai, mereka dibawa ke sini dengan bus. Bisa 300 orang, sampai 10 bus," ujarnya.

Dengan strategi ini, Sarinah yakin di tengah kenaikan pajak menjadi 12 persen tetap dapat melayani tujuan utamanya sebagai penghubung produk lokal Indonesia yang berkualitas dengan para konsumen, baik lokal maupun internasional.

Baca juga: Kenaikan PPN 12 Persen, Pengguna Skincare Siap-siap Tekan Bujet

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau