Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Ibu Mertua yang Menyebalkan Saat Hamil, Ini Peran Penting Suami Menurut Psikolog

Kompas.com, 4 Agustus 2025, 12:05 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Memiliki ibu mertua yang menyebalkan, seperti suka membanding-bandingkan dan mengatur kondisi menantu yang hamil, bisa berdampak buruk bagi ibu hamil yang hendak melahirkan.

Ibu hamil bisa merasa bahwa apa pun yang sudah dilakukan demi menjaga kesehatan janin masih kurang karena terus dikomentari oleh ibu mertua, dan pada akhirnya merasa tidak dihargai.

Baca juga: Viral Video Ibu Mertua Marahi Menantunya yang Kesakitan Saat Melahirkan, Begini Kata Psikolog

Menurut psikolog klinis dewasa Adelia Octavia Siswoyo, M.Psi., yang berpraktik di lembaga Jaga Batin di Bandung, Jawa Barat, penting bagi ibu hamil team up dengan suami dalam menghadapi mertua seperti itu, terutama saat menjelang persalinan.

Team up dengan suami menjelang persalinan

Suami wajib jadi garda terdepan dalam melindungi istri

Menjelang persalinan, istri butuh perlindungan dari tekanan ibu mertua. Suami berperan penting sebagai penengah dan penyampai pesan yang efektif.FREEPIK/ TIRACHARDZ Menjelang persalinan, istri butuh perlindungan dari tekanan ibu mertua. Suami berperan penting sebagai penengah dan penyampai pesan yang efektif.

Adelia menerangkan, suami harus menjadi jembatan antara ibunya dan istrinya. Ia adalah sosok yang wajib menjadi garda terdepan dalam melindungi istrinya.

“Karena kita sebagai menantu pun pasti masih punya jarak dengan mertua. Yang bisa menjadi garda terdepan yang suami daripada kita yang mungkin bakal serba salah kalau mau komentar atau speak up,” ucap Adelia, Minggu (3/8/2025).

Suami adalah anak ibu mertua sehingga ia diharapkan lebih memahami cara berbicara yang tepat kepada ibunya agar tidak menyinggung atau membuatnya sakit hati.

Dengan demikian, teguran atau pesan dari istri tersampaikan dengan baik.

Baca juga: Tak Hanya Perempuan, Konflik Menantu Laki-laki dan Mertua Juga Bisa Sebabkan Luka Batin

Istri perlu terbuka dengan kondisi kehamilan

Jangan ragu bicara ke suami soal kondisi kehamilan

Menjelang persalinan, istri butuh perlindungan dari tekanan ibu mertua. Suami berperan penting sebagai penengah dan penyampai pesan yang efektif.Freepik/prostooleh Menjelang persalinan, istri butuh perlindungan dari tekanan ibu mertua. Suami berperan penting sebagai penengah dan penyampai pesan yang efektif.

Namun, agar lebih efektif, istri juga perlu terbuka dengan kondisi kehamilannya agar suami memahami apa yang perlu dilakukan, dan perlu disampaikan kepada ibunya.

“Misalnya ibu hamil menyadari memang dia lebih baperan sejak hamil, atau secara fisik gampang banget capek, atau mudah overthinking tentang metode persalinan. Itu perlu disampaikan karena suami enggak merasakan kehamilan, dan tidak semua suami peka,” jelas Adelia.

Istri juga tidak perlu takut untuk menyampaikan perilaku dan ucapan apa saja dari ibu mertua yang memengaruhi kesehatan mentalnya.

Ketika istri terbuka dengan dua hal tersebut, suami jadi lebih tahu apa saja yang bakal berdampak buruk terhadap istri yang sebentar lagi melahirkan.

Misalnya, karena suami sudah tahu istrinya lebih emosional menanggapi omongan orang lain, ia bisa menegur ibunya karena sering mengatakan hal-hal yang tidak pantas kepada istrinya.

Di antaranya adalah membandingkan kondisi kehamilan menantu dengan dirinya atau orang lain, mencela metode persalinan yang dipilih, dan tidak berempati dengan rasa sakit yang dialami menantu sepanjang kehamilan.

“Ketika suami aware dengan kondisi kehamilan istri, dia bisa pasang badan untuk membela istri dan memvalidasi perasaan istri, apalagi sebentar lagi istrinya mau melahirkan. Sebenarnya, yang paling utama kalau berkaitan dengan mertua, ya peran suami,” terang Adelia.

Baca juga:

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau