Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Cara Mengatasi Trauma akibat Disakiti Mertua Menurut Psikolog

Kompas.com, 4 September 2025, 15:35 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hubungan mertua dan menantu yang sering diwarnai konflik bisa meninggalkan trauma mendalam, termasuk pada menantu. Apalagi jika mertua sering berucap dan berperilaku yang menyakiti hati.

Meskipun pasangan berada di pihak istri, trauma mendalam dapat membuat istri tidak merasa lega sepenuhnya Terlebih, budaya Indonesia membuat interaksi dengan mertua tak bisa dihindari.

Baca juga:

Lantas, apa yang bisa dilakukan mengatasi trauma karena sering disakiti mertua? Berikut penjelasan dari psikolog klinis Santosha.id, Ayu Rahmawati Tirto, M.Psi..

Cara mengatasi trauma dengan mertua

1. Terima dan validasi perasaan

Ada kalanya ucapan atau perilaku mertua bikin menantu sakit hati dan kecewa, sampai meninggalkan trauma. Simak tips dari psikolog agar tetap waras.Dok. Unsplash/Carolina Ada kalanya ucapan atau perilaku mertua bikin menantu sakit hati dan kecewa, sampai meninggalkan trauma. Simak tips dari psikolog agar tetap waras.

Langkah pertama yang disarankan adalah mengizinkan diri untuk merasakan seluruh emosi yang muncul. Jangan menekan rasa sakit hati atau berpura-pura tidak terganggu.

“Kalau orang mengatakan sesuatu yang negatif pada kita maka wajar enggak apa-apa untuk kita merasa sakit hati, kecewa, dan sedih,” kata Ayu dalam sesi trauma healing dari Santosha.id dan Menjadi Manusia yang Kompas.com ikuti, Minggu (31/8/2025).

Menerima dan memvalidasi perasaan dapat membuat seseorang lebih mudah untuk mengelola emosi, sebelum melangkah ke tahap berikutnya.

Baca juga:

2. Hidup dengan ketidaknyamanan

Ada kalanya ucapan atau perilaku mertua bikin menantu sakit hati dan kecewa, sampai meninggalkan trauma. Simak tips dari psikolog agar tetap waras.SHUTTERSTOCK/BEAR FOTOS Ada kalanya ucapan atau perilaku mertua bikin menantu sakit hati dan kecewa, sampai meninggalkan trauma. Simak tips dari psikolog agar tetap waras.

Tradisi sebagian besar keluarga di Indonesia menyulitkan seseorang untuk sepenuhnya lepas dari berinteraksi dengan sesama. Apa pun yang berkaitan dengan keluarga pun sebisa mungkin dilakukan bersama-sama.

Oleh sebab itu, cara lain yang bisa dilakukan adalah belajar untuk hidup dengan ketidaknyamanan, tapi tetap memvalidasi perasaan tanpa mengabaikannya.

Supaya lebih waras, batasi intensitas komunikasi dengan mertua. Saat kondisi fisik dan mental sedang lelah, tidak apa-apa untuk menunda interaksi atau menolak berhubungan untuk sementara waktu.

“Misalnya komunikasi dengan mertua dua kali sehari, mungkin dikurangi jadi sehari sekali. Enggak apa-apa juga kalau menolak kalau memang situasinya enggak genting,” tutur Ayu.

Baca juga:

3. Fokus pada diri sendiri

Ada kalanya ucapan atau perilaku mertua bikin menantu sakit hati dan kecewa, sampai meninggalkan trauma. Simak tips dari psikolog agar tetap waras.Dok. Freepik/Freepik Ada kalanya ucapan atau perilaku mertua bikin menantu sakit hati dan kecewa, sampai meninggalkan trauma. Simak tips dari psikolog agar tetap waras.

Seseorang perlu menyadari bahwa hidup bakal selalu seperti ini ketika tinggal di Indonesia. Kontak dan bertemu dengan mertua tidak bisa sepenuhnya dihindari.

Sadari pula bahwa seseorang tidak bisa mengubah sifat mertua. Meskipun bisa, ingatlah bahwa perubahan tidak akan terjadi secara instan.

Untuk itu, kita perlu fokus pada diri sendiri agar bisa menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut.

“Tambah lagi hal-hal yang menyenangkan untuk dilakukan, menambah hobi, melakukan hal yang membuat kita fit sehingga kita semakin punya tenaga untuk menghadapi hal yang kita merasa enggak nyaman,” ujar Ayu.

“Kita yang bisa kendalikan kita. Orang lain mau bersikap seperti apa, kita enggak ada yang tahu, apalagi sebelumnya sudah ada pengalaman yang tidak mengenakkan,” sambung dia.

Ingatlah bahwa mertua adalah bagian dari keluarga yang tidak bisa dihindari, tapi kamu tetap bisa menjaga kewarasan.

Dengan memvalidasi perasaan, mengurangi interaksi saat lelah, dan memperkuat diri dengan hal-hal positif, kamu dapat tetap tenang meski berada dalam situasi sulit.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Cerita Sari, Ibu Mertua yang Menguatkan Langkah Menantunya Jadi Ibu Bekerja
Parenting
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau